0.30 kenangan buruk

140 28 0
                                    

Mobil mewah dengan lima orang di dalamnya berhenti ketika sudah menginjak halaman rumah mereka.

Seo jeon turun terlebih dahulu kemudian sedikit berlari menuju bagasi mobil di belakang, ia menurunkan kursi roda.

Ia menghampiri putri bungsunya yang sejak tadi melamun di dalam mobi. Akibat kejadian di jalan tadi Lisa sama sekali belum mengatakan apapun.

Seo jeon menggendong sang putri kemudian mendudukan Lisa pada kursi roda yang ia bawa tadi. Seo jeon mendorong kursi rod itu di ikuti oleh anggota yang lain dari belakang.

Ketika pintu terbuka terdapat beberapa maid di sana, mereka merentangkan spanduk berisi 'welcome home park lisa' dengan beberapa memegang balon.

Melihat itu tentu Lisa terenyuh, untuk saat ini Lisa memang tidak bisa mengingat mereka namun jauh di hati Lisa ia merasakan jika Lisa dan para maid itu cukup dekat.

"Gomawo" Lisa mengatakan terimakasih ketika maid paling tua menghampiri dirinya dengan sebuket bunga lili di tangannya.

"Lisa untuk sementara Lisa tidur di kamar bawah dulu, besok appa akan buat lift agar Lisa lebih muda ke kamar Lisa" seo jeon mengatakan itu dengan sedikit berjongkok menyamakan tinggi badannya dengan sang putri.

Mendengar perkataan sang ayah ada rasa sedih di hati Lisa. Keluarganya harus kesusahan karena dirinya tidak berguna. Lisa hanya tersenyum mengiyakan.

"Lisa mau ke kamar sekarang atau duduk di ruang tamu?" Jennie ikut bertanya pada sang adik.

"Eonni apa di rumah ini ada kolam renang?"

Jennie mengangguk mengiyakan pertanyaan adik bungsunya itu.

"Lisa ingin ke sana"

"Tapi nak, Lisa harus istirahat kata dokter Lee Lisa tidak boleh kecapean"

"Lisa sudah terlalu lama istirahat di rumah sakit eomma lagian lisa hanya duduk di tepi kolam tidak lebih".

Jennie menatap sang ibu dengan tatapan memohon, selain Lisa tidak boleh kecapean mereka juga harus menjaga agar emosi Lisa tidak terpancing, mereka harus menuruti kemauan Lisa.

"Baiklah ayo eonni antar" Jennie mendorong kursi roda milik adiknya menuju kolam.

Setelah sampai Jennie mengunci roda itu agar tidak bergerak, Jennie ikut terduduk di bangku samping Lisa berada saat ini.

Sesekali Jennie melirik pada adiknya yang sama sekali tidak bergeming di tempat, adiknya hanya terduduk dengan tatapan menatap air yang saat ini sedang tenang, entah apa yang adiknya itu pikirkan.

"Lisa-ya gomawo"

Lisa mengalihkan atensinya pada sang Kaka. 

Jennie yang melihat Lisa nampak kebingungan dengan ucapan terimakasih mendadaknya itu terkekeh saat melihat ekspresi Lisa

"Gomawo karena mau bertahan, eonni sangat ketakutan saat Lisa tidak bangun kemarin"

Ah Lisa tau kemana arah pembicaraan Kaka keduanya itu.

"Eonni Lisa tidak mengingat apapun tapi berada di dekat eonni rasanya hati Lisa cukup tenang". Lisa yang semua menatap sang Kaka langsung mengalihkan pandangannya.

Mereka berdua termenung dengan pemikiran masing-masing.

~~~~~

Malam pun tiba dimana saat ini seluruh anggota park tengah terduduk di ruang makan, mereka menikmati makan malam bersama.

Walaupun Lisa hanya terdiam karena memang dia belum sanggup untuk menelan makanan, diapun makan masih menggunakan selang NGT, kata dokter untuk beberapa hari tenggorokan Lisa mengalami pembengkakan.

Lisa tersenyum saat melihat ketiga kakaknya saling adu mulut karena memperebutkan sebuah ayam goreng.

Sedang asik menyantap hidangan di hadapan mereka, mereka di kejutkan karena tiba-tiba lampu mati. Pikiran mereka saat ini hanya Lisa.

Namun aneh mereka tidak mendengar satu katapun dari sang bungsu.

"Lisa, kau di sana?" Pekik rose meraba orang di sampingnya.

"Nee eonni Lisa di sini" mereka menghela nafas saat mendengar bungsu park bersuara.

Setelah beberapa saat lampu kembali menyala, mereka menatap Lisa secara intens. Tidak ada kejanggalan di sana. Lisa nampak baik-baik saja.

"Apa lisa tidak takut?".

Lisa mengernyitkan keningnya heran. "Takut! Takut apa eonni?"

"Lisa takut pada kegelapan, biasanya kalo mati lampu seperti ini Lisa akan menangis" rose menjawab pertanyaan sang adik.

Mungkin karena amnesia yang Lisa alami jadi lisa tidak takut kegelapan lagi, pikir mereka.

"Kalian lanjutkan dulu makannya Lisa mau kebelakang sebentar"

"Kemana nak? Tunggu eomma atau eonnimu kita yang akan mengantar Lisa". Mendengar ajakan sang ibu Lisa spontan menggeleng, dia tidak ingin mengganggu makan malam mereka.

"Tidak eomma, hanya sebentar kok".

Karena tidak bisa membantah minyoung mengiyakan saja.

Entah kenapa tapi tubuh Lisa tertarik untuk kebelakang, mungkin maksud Lisa dapur. Tapi tangan yang semula memutar roda pada kursinya seketika berhenti saat dihadapkan dengan sebuah pintu berwarna coklat yang tertutup rapat.

Semula Lisa hanya mengabaikan tapi semakin ia mengabaikan justru mata itu terus menatap tanpa berkedip.

Ingatan itu terus berputar di otak Lisa saat ini.

Gadis yang terduduk di kursi roda itu seketika tersentak saat beberapa wanita meneriaki nama dirinya dan sang ayah. Ia melihat tubuh dirinya di seret seo jeon untuk masuk ke dalam gudang.

Ia melihat beberapa kali seo jeon memukul, menendang bahkan yang lebih parah Lisa melihat dirinya di cambuk. Ia menangis dalam dia saat ingatan buruk itu terus berputar dalam otaknya.

Lisa sekarang bergetar hebat dengan Isak tangis, tanpa sadar tangan itu meraih dan menjambak rambutnya sendiri.

"Aaaa hentikan" Lisa berteriak sekencang mungkin menyalurkan rasa sesak yang terus membelenggu hatinya.

Keluarga yang semula tengah menyantap makanan seketika berhenti ketika mendengar pekikan dari arah belakang.

Dengan tergopoh mereka menghampiri Lisa. Begitu melihat tubuh itu mereka semua terhenti sejenak.

Manusia park itu menutup mulut masing-masing saat melihat tubuh lisa yang bisa di katakan sedang tidak baik-baik saja saat ini.

Jennie terlebih dahulu menghampiri sang adik kemudian bersimpuh di hadapan Lisa.

"Ada apa Lisa" Jennie nampak panik saat Lisa terus berteriak tanpa menghiraukan dirinya.

"Eonni hilangkan mereka dari kepala Lisa, mereka terus berteriak di sana eonni, Lisa kesakitan" Lisa terus berteriak dengan tangan yang masih sibuk menjambak rambutnya sendiri.

Jangan tanya keadaan Jennie sekarang, dia ikut menangis melihat keadaan Lisa saat ini.

BAHAGIA? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang