0.29 di perbolehkan pulang

142 29 0
                                    

Jennie menutup rapat pintu kemudian perlahan mendekat ranjang yang di atasnya ada adik bungsunya tengah terbaring.

Jennie duduk di kursi samping ranjang Lisa. Ia mengelus lembut Surai hitam adiknya ia mengecup kening Lisa yang tertutup poni.

Rasanya sangat sesak melihat adiknya seperti ini.

"Cobaan terlalu berat untuk adik eonni yang baik ini" tanpa Jennie sadari air matanya menetes beberapa kali.

Lisa yang dulu sangat ceria, adiknya yang sedari kecil selalu bersamanya kini tidak mengenali dirinya, tidak hanya itu sekarang tuhan kembali merenggut kemampuan adiknya untuk berjalan.

"Lisa bagaimanapun kondisi Lisa. Lisa tetaplah adik kesayangan eonni, eonni tidak masalah jika Lisa tidak mengenali eonni, eonni juga tidak masalah jika Lisa harus kehilangan kemampuan Lisa untuk berjalan, eonni siap untuk selalu memberi tahu Lisa bahwa eonni adalah eonni Lisa. Eonni siap menjadi pengganti kaki Lisa, eonni akan menemani lisa kemanapun Lisa pergi tapi Lisa harus berjanji pada eonni bahwa Lisa akan terus di samping eonni".

Jennie berhenti sejenak, ia mengusap air mata yang membasahi pipinya.

"Cepat sembuh eoh, eonni merindukan Lisa. Saranghae uri chicken" sebelum beranjak dari tempatnya Jennie mengecup hidung Lisa yang tertempel selang NGT di sana.

~~~~~

Pemeriksaan lisapun akhirnya selesai dan hari ini hasilnya sudah keluar.

Seluruh anggota menunggu harap cemas atas pembacaan hasilnya. Mereka saling berpegangan satu sama lain.

Dokter Lee membuka hasil pemeriksaan pada kaki Lisa.

"Mau saya bacakan atau kalian sendiri yang membacanya?" Tanya dokter Lee sebelum melanjutkan.

"Kau saja dokter". Dokter Lee mengangguk sebagai jawaban.

"Maaf dengan berat hati saya harus menyampaikan hasil yang tidak akan membuat kalian senang, pada kecelakaan itu kaki Lisa terlebih dahulu di hantam mobil tersebut sebelum akhirnya tubuh Lisa terguling cukup jauh, itulah akibatnya sehingga pinggul Lisa mengalami kerusakan yang mengakibatkan kakinya lumpuh secara permanen"

Bagi tersambar petir di siang bolong, minyoung yang terhuyung kebelakang, jika seo jeon tidak segera menangkap tubuh sang istri mungkin minyoung sudah terjatuh.

Hye Kyo yang hampir pingsan dalam pangkuan Minho.

Jisoo yang memeluk kedua adiknya mencoba menguatkan.

Jennie dan rose yang sejak tadi menangis tanpa suara di pelukan sang Kaka.

"Permanen"

Dokter Lee mengangguki ucapan minyoung.

"Apa Lisa bisa berjalan lagi dokter?" Jennie angkat bicara

"Jika sudah permanen akan sangat sulit namun tidak masalah jika kita mencoba. Tidak ada yang mustahil di dunia ini".

"Bawa Lisa terapi seminggu dua kali bisa juga ajari dia di rumah. itu akan lebih membantu meregangkan otot pada kakinya. Satu lagi! Besok pagi Lisa boleh di rawat di rumah, semua keadaannya stabil jadi tidak masalah jika dia di bawa pulang".

Setelah di rasa cukup atas penjelasannya dokter muda itu izin pamit dari ruangan Lisa.

Sedari tadi Lisa mendengar semua kalimat yang dokter tampan itu ucapkan, dunianya terasa hancur sekarang.

Gadis berponi itu menangis dalam diam. Ia sudah membebani keluarga nya kedepannya ia akan semakin membuat kedua orang tua dan ketiga kakaknya kesusahan karena harus mengurus dirinya.

~~~~~

Malam ini Lisa kesulitan untuk tertidur ia terus memikirkan penjelasan dokter tadi. Keluarga Lisa menyembunyikan tentang kondisi Lisa pada dirinya dengan alasan yang jelas.

Mereka hanya mengatakan jika otot kaki Lisa kaku karena sudah terlalu lama tidak di gerakan. Mereka juga mengatakan Lisa harus banyak terapi supaya otot kakinya kembali normal.

Lisa tau itu semua bualan semata hanya untuk meyakinkan dirinya.

"Kenapa adik eonni belum tertidur Hem?" Jisoo mendekat pada sang adik kemudian mencium kening Lisa.

"Lisa tidak bisa tertidur eonni"

"Lisa memikirkan sesuatu?" Tanya jisoo lagi.

Lisa hanya menggeleng. "Eonni kapan Lisa pulang?".

"Besok pagi Lisa boleh pulang"

Jisoo menangis dalam diam saat melihat senyum manis tercetak indah dari bibir kecil adiknya.

"Maka dari itu Lisa tidur sekarang jika besok Lisa kesiangan bagaimana?". Lisa mengangguki perkataan sang Kaka.

"Lisa tidur tapi eonni usap kepala Lisa eoh". Dengan senang hati jisoo menuruti permintaan adiknya itu.

~~~~~

Pagi ini Lisa dalam perjalanan pulang, ia duduk di kursi mobil belakang dengan Jennie dan rose masing-masing di samping Lisa sedangkan di depan ada ibu dan ayahnya. Jisoo pagi tadi langsung pergi ke kantor ada meeting penting yang harus ia selesaikan.

Jennie melihat ke arah Lisa, entah perasaan nya saja atau apa tapi gelagat Lisa tampak aneh. Ia beberapa kali memejamkan matanya takut sembari sesekali meremas ujung Hoodie miliknya. Belum lagi keringat membasahi kening adiknya itu.

"Lisa" rose yang mendengar pun turut menoleh ke arah Lisa sama halnya dengan Jennie rosepun kebingungan dengan ekspresi adiknya itu.

"Ada apa?" Jennie bertanya dengan tangan yang sibuk menggenggam lengan sang adik. Jennie mencegah Lisa mencengkram lengannya sendiri takut lengan adiknya itu akan terluka.

"Lisa tidak tau eonni tapi jantung Lisa berdegup kencang, Lisa takut tapi entah apa yang Lisa takutkan" Lisa menjawab terbata penyataan Kaka keduanya itu.

Ingatan itu berputar di kepala Lisa namun samar, Lisa sesekali menggelengkan kepalanya mencoba menghilangkan ingatan yang entah apa itu. Ia cukup meringis kesakitan.

"Ada apa Lisa. Jangan membuat eonni khawatir" Jennie berbicara dengan nada panik saat melihat adiknya terus meringis.

"Appa hentikan, eonni kepala Lisa sakit, appa hentikan mobilnya". Seo jeon meninjak rem secara mendadak saat pekikan kesakitan  putrinya berhasil ia dengar.

Setelah mobil itu menepi Lisa menghela nafas sedikit lega.

"Jennie ambil obat Lisa di tas miliknya" Jennie langsung merogoh tas kecil di belakang kursi yang Lisa duduki ia mengambil obat penenang nitu, kemudian ia menyuruh Lisa untuk meminumnya. setelah obat itu berhasil bekerja seluruh anggota keluarga Lisa bernafas lega karena gadis berponi itu tidak lagi kesakitan.

Lisa terkulai lemas dengan kepala bersender pada Jennie.

Setelah melihat Lisa mulai tenang seo jeon kembali melajukan mobilnya secara perlahan.

Kata dokter Lee Lisa akan mengalami trauma akibat kecelakaan itu dan memorie yang hilang akan terus berputar di otak Lisa akibat trauma yang Lisa alami. Mungkin itu penyebabnya Lisa kesakitan tadi.

Rose tidak mengalihkan pandangannya, ia terus memandangi sang bungsu yang sekarang tengah tertidur dengan tenang di pangkuan Jennie. Gadis blonde itu sesekali mencium hangat lengan Lisa yang ia genggam saat ini.

"Cepat sembuh adik eonni, chaeng eonni tidak bisa melihat Lisa kesakitan seperti ini".

BAHAGIA? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang