Malam ini Lisa tidur di temani ketiga kakaknya. Mereka takut jika Lisa membutuhkan sesuatu dan tidak ada orang yang akan membantu jika adiknya di biarkan tidur sendirian.
Sekarang sudah tengah malam dan semuanya sudah tertidur, Lisa juga sama tapi ia terbangun. Lisa ingin pergi ke kamar mandi tapi rasanya sangat sulit, jangankan ke kamar mandi hanya merubah posisi dari tidur ke duduk aja dia butuh effort yang lebih.
Ingin meminta bantuan salah satu kakaknya namun Lisa tidak setega itu apalagi melihat ketiga kakaknya terlihat nyenyak dalam tidur mereka.
Lisa yang memang posisi nya di paling pinggir mencoba meraih kursi roda miliknya yang terletak sedikit agak jauh dari jangkauan lisa.
Peluh keringat sudah membasahi poni lisa tapi gadis itu tidak menyerah, ia terus mencoba hingga sedikit lagi hampir saja kursi roda itu ia dapatkan. Namun keseimbangan Lisa tiba-tiba hilang hingga tubuh kurus itu terjatuh dengan cukup keras.
Karena mendengar ada suara jatuh jisoo yang tertidur tempat di samping Lisa terbangun.
"Omo Lisa" jisoo terkejut saat mendapati sang adik sudah tergeletak di lantai dengan meringis memegangi telapak tangannya yang Lisa gunakan untuk menahan tubuhnya saat jatuh tadi.
Jisoo terbangun dan menghampiri sang adik, di raih tubuh tak berdaya itu untuk ia dudukan di kursi roda. Karena mendengar keributan mau tidak mau kedua Kaka Lisa yang lainpun terbangun.
"Ada apa eonni" rose duduk dengan tangan yang sibuk mengucek matanya.
"Lisa tadi terjatuh" jawab jisoo masih asik merapikan posisi duduk Lisa.
"Jatuh" Jennie yang semula masih terpejam seketika melotot saat mendengar perkataan Kaka tertuanya.
"Lisa tidak apa?" Tanya Jennie mendekat. Lisa hanya mengangguk meyakinkan.
"Lisa memangnya mau kemana?" Rose ikut menghampiri Lisa.
"Lisa ingin buang kecil eonni" setelah mengatakan itu lisa menunduk malu.
Ia merutuki dirinya yang sekarang tidak bisa melakukan apapun sendiri.
"Kan ada eonni, ada jisoo eonni ada Jennie eonni juga, Kenapa tidak membangunkan salah satu dari kami eoh?" Rose berjongkok menyamakan tinggi badannya dengan gadis di hadapannya.
"Lisa tidak tega jika harus membangunkan kalian, apalagi tidur kalian sangat nyenyak tadi, lisa tidak ingin merepotkan kalian eonni"
"Tidak ada yang merepotkan eonni, Lisa adik eonni dan sudah seharusnya eonni menjaga Lisa. Lisa tidak merepotkan Kenapa Lisa mengatakan itu".
Lisa semakin menunduk kecewa pada dirinya sendiri.
"Dengar" Jennie yang semula berdiri ikut bersimpuh di hadapan Lisa. Ia pegang lengan sang adik.
"Kami bertiga justru senang jika Lisa terus bergantung pada kami, Lisa itu adik kesayangannya kami. Jangan pernah mengatakan hal seperti itu lagi. Lisa menyakiti eonni". Lisa menatap Jennie.
"Ya Lisa, kami sangat menyayangi Lisa" timpal jisoo.
"Mulai sekarang jangan pernah menganggap diri Lisa merepotkan, eonni kan sudah bilang eonni akan siap menjadi kaki untuk Lisa"
Lisa memeluk mereka bertiga sembari menangis. Lisa memang tidak ingat apapun tapi dia cukup bersyukur karena dia mempunyai tiga Kaka yang sangat menyayangi dirinya.
~~~~~
Hari ini Lisa akan melakukan terapi pertamanya, seluruh keluarganya tidak ingin melewatkan hal penting bagi Lisa. Mereka ikut menemani Lisa ke rumah sakit.
Semenjak kejadian kemarin minyoung dan yang lain berusaha meyakinkan lisa jika sang ayah sudah berubah, pria yang bersama Lisa sekarang bukan park seo jeon yang keji lagi. Lama meyakinkan akhirnya Lisa mau mengerti.
Kursi roda lisa di dorong seo jeon secara perlahan untuk menemukan dokter Lee Jong suk.
"Eoh Lisa kau sudah datang". Lisa hanya tersenyum sebagai jawaban dari pertanyaan dokter muda di hadapannya.
"Mari ikut saya tuan, saya akan mengantar kalian ke tempat Lisa akan melakukan terapi".
Seo jeon hanya mengangguk kemudian mengikuti kemana arah Jong suk.
Sesampainya di depan ruangan itu seluruh anggota keluarga Lisa tidak di perbolehkan masuk. Mereka hanya bisa menatap Lisa dari kaca besar di hadapan mereka saat ini.
Lisa di sana, ia siap untuk melakukan terapi ini. Lisa di bantu beberapa suster sedangkan dokter Lee memantau.
"Baiklah Lisa pegang tangan saya". Lisa di bantu dengan empat suster yang satu bertugas memegangi pinggang Lisa, yang satu berdiri di depan bersiap jika Lisa sampai nanti ia yang akan meraih Lisa dan yang dua mengikuti Lisa dari samping kiri maupun kanan takut-takut Lisa jatuh nanti.
Alat dengan besi di kedua sisi adalah alat terapi untuk Lisa. Ia harus berjalan dengan berpegang pada besi itu.
Lisa memegang tangan suster kemudian Lisa mencoba bangkit dari kursi roda yang ia duduki saat ini.
Lisa nampak kesulitan terlihat beberapa kali ia kembali duduk saat ingin berdiri namun hal itu tidak membuat Lisa patah semangat, dengan bantuan suster yang bertugas memegang pinggang Lisa akhirnya tubuh Lisa bisa berdiri. Ia kemudian berpegang pada kedua besi. Walaupun kakinya gemetar siap jatuh kapan saja.
Lisa memegang besi itu dengan sangat kuat mencoba maju walaupun selangkah saja sangat sulit untuknya.
Perasaan Lisa dirinya sudah melangkah jauh namun faktanya Lisa belum maju satu langkahpun.
Keringat sudah membasahi hampir seluruh tubuh Lisa, poni dan baju bagian belakang lisapun sudah basah oleh keringat. Nafas lisa sudah memburu tidak teratur.
Lisa pantang menyerah ia terus mencoba walaupun terus gagal.
Semua keluarga yang melihatpun sangat cemas melihat keringat mulai membanjiri tubuh Lisa.
Ingin rasanya mereka menyudahi terapi lisa. Masa bodo jika Lisa tidak bisa berjalan lagi, mereka tidak sanggup jika harus melihat Lisa kesakitan seperti itu.
"Ayok Lisa kamu pasti bisa"
"Ya bagus Lisa, satu langkah lagi".
Lisa terjatuh cukup keras, suster di sampingnya tidak berhasil menahan tubuh Lisa.
Gadis berponi itu memukul kakinya cukup kuat. Ia prustasi
"Hey tida apa, Lisa coba lain kali saja" setelah melihat adiknya terjatuh Jennie menerobos masuk.
"Lisa tidak berguna" pekiknya penuh emosi.
"Stttt..." Jennie mencoba menenangkan sang adik sembari memeluk tubuh adiknya.
"Kita sudahi sampai di sini, besok lanjutkan lagi. Kita pulang eoh"
Lisa hanya mengangguk. Percuma juga terus di lanjutkan semuanya akan sia-sia mengingat mood Lisa sangat buruk hari ini.
~~~~~
Sampe sini dulu guys, kalo banyak typo maaf yah.
Gak usah komen juga gak papa tapi aku minta tolong vote di setiap part yah.
Aku mau nyelesein beberapa bab lagi sampe tamat nanti kita bertemu di malam takbir yah, aku akan upload semuanya sama seperti yang ini.
Makasih guys untuk vote nya 🙏👍
KAMU SEDANG MEMBACA
BAHAGIA? (End)
RandomBahagia, itulah yang di katakan semua orang Padanya, memiliki rumah yang sangat besar, barang mewah, orang tua yang pengertian, tiga Kaka perempuan yang sangat cantik dan sangat menyayangi nya. Orang hanya melihat dari luar, bagaimana dia ters...