"awshh...." Hye Kyo meringis saat lengannya tidak sengaja tergores pisau ketika ia sedang memotong sayuran.
"Ada apa yeobo" Minho datang sedikit berlari ketika mendengar suara dari sang istri.
"Tidak tau, perasaanku tidak enak yeobo"
Hye Kyo terbendung dalam lamunannya dan lagi-lagi ia memikirkan gadis yang kemarin bertemu dengannya.
~~~~~
Prang....
Minyoung tidak sengaja menjatuhkan sebuah gelas yang semula ia genggam.
"Eomma, wae geure?" Rose yang memang kebetulan tidak dalam kegiatan kampusnya. Ketika mendengar suara benda pecah dari bawah ia langsung turun.
"Tidak nak, mungkin tangan eomma licin, pergilah ke kamarmu lagi"
"Eomma yakin tidak terjadi apa-apa"
Minyoung hanya mengangguk mengiyakan.
Baru beberapa langkah berjalan gadis blonde itu di kejutkan dengan ponselnya yang tidak berhenti berdering.
"Eoh, nee appa"
Putri ketiga dari park itu menatap dengan tatapan kosong kemudian menjatuhkan ponselnya ketika mendengar perkataan seseorang di sebrang sana.
Minyoung yang terkejut dengan reaksi putrinya pun datang menghampiri dan bertanya. "Ada apa nak?"
Rose menatap sang ibu dengan air mata yang sudah lolos membasahi pipinya.
"E-oma! Eomma, Lisa"
Tubuh minyoung luruh di lantai ketika mendengar jawaban putrinya. Ia menangis meraung memanggil nama putri bungsunya.
~~~~
Seo jeon di sana, ia tak henti menyebut nama sang putri dengan tangan yang selalu menggenggam lengan putrinya. Ia tidak tau harus berbuat apa sedari tadi perawat terus di sibukkan dengan kondisi lisa yang tiba-tiba saja menurun.
Lisa kesulitan bernafas kemudian tubuhnya mengalami kejang yang hebat belum lagi lisa memuntahkan cairan berwarna merah pekat yang siap memenuhi masker oksigen.
Seo jeon sangat kalut saat ini. Ia hancur tapi harus kuat
"Nak maafkan appa karena appa lisa harus seperti ini, lisa harus kuat"
"Appa"
Seo jeon mendekatkan telinganya pada mulut Lisa.
"Eoh appa di sini, Jangan di paksakan Lisa harus istirahat, Lisa anak appa yang paling kuat" seo jeon tidak bisa membendung air mata nya lagi, air mata itu seketika turun dengan derasnya membasahi setiap pipi seo jeon sesekali air mata itu jatuh di lengan Lisa.
"Saranghae" Lisa mengucapkan kata terakhirnya sebelum mata itu berhasil tertutup dengan sempurna.
Seo jeon menggeleng histeris di sana.
"Suster ada apa ini, tolong putriku".Seo jeon meraih ponsel yang semula tersimpan rapih di saku jas miliknya.
Ia menekan nomor dengan nama park chaeyoung. Ia menghubungi putri ketiganya karena di pikiran seo jeon. Ia tidak mungkin menghubungi istrinya entah reaksi apa yang akan istrinya perlihatkan.
"Chaeyoung-a Lisa kecelakaan, cepat datang ke rumah sakit internasional soul hospital, hubungi kedua kakakmu dan ibumu" tanpa basa-basi pria dengan empat putri itu langsung mengatakan keadaan lisa.
Setelah panggilan itu terputus ia kembali fokus pada tubuh Lisa, ia terus menggenggam lengan putrinya sembari sesekali mencium lengan terbalut infus itu.
"Putri appa yang kuat".
~~~~~
Brankar dengan seorang gadis di atasnya di dorong dengan beberapa suster sedangkan seo jeon mengikuti dari belakang dengan lengan yang mencengkram tas dan sepatu lisa.
Beberapa kali tas itu ia cium."Appa dimana Lisa" seo jeon berdiri dari duduknya kala sang istri dan ketiga putrinya menghampiri.
Seo jeon menunjuk ruangan yang bertuliskan ICU dengan tatapan yang masih tertuju pada lantai yang ia pijak. Lelaki kekar itu tidak sanggup harus melihat wajah berantakan sang istri.
"Kenapa ini bisa terjadi yeobo".
Seo jeon menceritakan kronologi kecelakaan yang terjadi pada Lisa. Ia rangkul tubuh sang istri. Seo jeon membiarkan istrinya menangis di dada bidang miliknya. Seo jeon tak henti mencium pucuk kepala minyoung sesekali ia mengusap air matanya.
Jennie di sana terduduk sendirian di kursi tunggu ICU sedangkan jisoo dari tadi sibuk menenangkan rose yang terus menangis histeris. Dirinya juga rapuh mendengar tentang adik bungsunya tapi sebagai Kaka perempuan ia harus terlihat kuat.
"Kenapa ini harus terjadi Lisa, padahal tadi pagi hubungan kita kembali baik-baik saja tapi tuhan seolah tidak memberikan kita kesempatan untuk terus bahagia" Jennie menunduk menangkupkan wajah mungilnya di sela dengkul kurus miliknya.
Menunggu sekitar satu jam lebih akhirnya ruangan besar dengan pintu kaca itu terbuka menampilkan sosok dokter laki-laki dengan jubah putih kebanggaannya.
"Dokter bagaimana keadaan putriku".
Dokter dengan jubah ber nam tag Lee Jong suk itu menghela nafas terlebih dahulu sebelum mengatakan kenyataan tentang lisa.
"Keadaannya kritis, pasien kehilangan banyak darah, salah satu tulang rusuknya patah dan tadi pasien sempat mengalami henti jantung"
Ketika mendengar fakta pahit tentang kondisi anaknya minyoung menangis dalam pelukan sang suami sedangkan ketiga putrinya menangis dalam diam.
"Tuan apakah dari kalian ada yang memiliki darah golongan AB-?" Sambung Jong suk bertanya.
Seo jeon maupun minyoung saling bertatap satu sama lain. Dari mereka berlima tidak ada yang memiliki golongan darah yang di maksud. Karena memang faktanya Lisa bukan lahir dari minyoung.
Melihat gelengan dari pria di hadapannya dokter tampan itu menghela nafas sejenak kemudian melanjutkan ucapannya. "Golongan darah seperti Lisa sangat langka tuan dan di rumah sakit ini sedang kehabisan golongan darah tersebut. Begini tuan, jika Lisa tidak segera mendapatkan darah itu saya tidak tau apakah nona Lisa akan sanggup bertahan atau tidak".
"Jadi....."
"Dokter pasien mengalami kejang lagi" belum selesai dengan perkataan nya Jong suk di kagetkan dengan seorang suster yang menghampirinya dan mengatakan jika Lisa kembali kejang.
"Jadi jika dari kerabat tuan dan nyonya ada yang memiliki golongan darah itu mintalah mereka untuk menyumbangkan darahnya untuk Lisa. Kalo begitu saya permisi dulu" sebelum masuk ke ruangan Lisa Jong suk membungkuk terlebih dahulu.
"Appa bagaimana ini, siapa yang punya golongan darah seperti Lisa" Jennie menyisir rambutnya kebelakang.
"Appa selamatkan adikku" rose terduduk di lantai yang dingin itu dengan tangis yang tidak mau berhenti sedari tadi.
"Yeobo tunggu di sini aku harus pergi dulu sebentar". Setelah mengatakan itu seo jeon berlari entah kemana.
Jisoo mencoba menenangkan sang ibu yang terus menangis di pelukannya.
"Lisa eonni mohon bertahan".
~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
BAHAGIA? (End)
RandomBahagia, itulah yang di katakan semua orang Padanya, memiliki rumah yang sangat besar, barang mewah, orang tua yang pengertian, tiga Kaka perempuan yang sangat cantik dan sangat menyayangi nya. Orang hanya melihat dari luar, bagaimana dia ters...