Kondisi Lisa saat ini sudah mulai stabil maka dari itu pagi ini Lisa akan melakukan terapi pada kakinya, semenjak tersadar Lisa sama sekali tidak menggerakkan kakinya.
Lisa juga beberapa kali mengeluh jika kakinya kebas dan sangat sulit di gerakan tapi waktu itu dokter Lisa mengira kaki lisa hanya kaku karena sudah cukup lama gadis itu terbaring saja.
Luka pada tubuh lisapun sudah memudar sebagian, perban yang semula melingkar di kening Lisa sekarang sudah terlepas dan hanya di ganti dengan plester kecil, paru Lisa pun mulai membaik tidak ada rasa sakit lagi di sana, semua alatpun sudah terlepas dari tubuh Lisa hanya menyisakan selang NGT, dokter belum melepas karena lisa masih kesulitan untuk menelan makannya sendiri alhasil selang itu masih tertancap indah di hidung mancung miliknya.
"Baiklah Lisa mari kita mulai terapi nya" dokter Lee datang dengan seorang dokter mendorong kursi roda untuk Lisa gunakan menuju tempat terapi di ruangan yang lumayan jauh dari kamar Lisa.
Lisa hanya mengangguk sembari tersenyum mengiyakan ajakan dokternya itu.
Lisa menghela nafas sebelum bangkit dari tidurnya untuk terduduk, minyoung mengusap punggung Lisa pelan menyalurkan kekuatan pada putrinya.
Karena ini hari penting maka semua anggota memutuskan untuk menemani sang bungsu.
Hye Kyo dan suaminya pun hadir, minyoung mengatakan pada Lisa jika Hye Kyo adalah kerabat mereka jadi Lisa menerima kehadiran wanita dan suaminya itu.
Awalnya Lisa ketakutan saat hye Kyo maupun Minho mendekati dan memperkenalkan diri mereka namun saat minyoung mengatakan jika mereka kerabat Lisa maka lisapun dengan senang hati membiarkan mereka di dekat Lisa.
Suka atau tidak suka dengan status nya di hadapan Lisa, Hye Kyo maupun Minho harus menerima. Hanya sementara pikir keduanya.
Ketika hendak menurunkan kakinya dari ranjang Lisa di kejutkan pasalnya kaki itu sama sekali tidak mau bergerak.
Tentu saja Lisa takut, kemarin kaki nya mau ia gerakan walaupun rasanya sakit dan terasa kebas beberapa kali tapi kali ini, kaki jenjang Lisa sungguh tidak bisa ia gerakan.
Semua anggota keluarga yang menyaksikan pun cukup heran kenapa ekspresi Lisa seperti itu.
"Lisa ada apa nak, ayok dokter Lee sudah menunggu" minyoung tidak mendapatkan jawaban dari ajakannya, ia hanya melihat Lisa yang termenung dengan terus memegang kakinya.
"Nak"
"Eomma" Lisa melirik ke arah minyoung.
Minyoung menjawab panggilan Lisa dengan anggukan kecil.
"Kaki Lisa tidak bisa di gerakan, kaki Lisa tidak mau bergerak"
Minyoung dan Hye Kyo menutup mulut mereka terkejut dengan keluhan Lisa.
Bagaimana mungkin.
"Apa yang lisa bicarakan eoh, jangan bercanda nak"
"Lisa tidak bercanda eonni, kaki Lisa tidak mau bergerak, ada apa dengan Lisa. Eomma ada apa dengan kaki Lisa" minyoung hanya terdiam saat lengannya beberapa kali di goncang dengan cukup keras oleh Lisa.
Dokter Lee maju untuk memeriksa kondisi kaki Lisa.
"Tenangkan dulu dirimu Lisa, berbaringlah" dokter Lee membantu Lisa untuk berbaring supaya ia lebih mudah memeriksa kondisi kaki pasiennya saat ini.
Dokter Lee menggunakan sebuah benda kemudian benda itu ia pukul pelan pada kedua dengkul Lisa secara bergantian.
"Bagaimana?" Tanya dokter Lee namun Lisa menggeleng, ia tidak merasakan sesuatu pada kakinya.
Dokter Lee berpindah pada bagian telapak kaki Lisa kemudian ia mengeluarkan benda kecil berbentuk runcing, ia menusukan benda itu pada telapak kaki Lisa namun lagi dan lagi Lisa menggeleng.
"Aku tidak merasakan apapun, eomma tolong Lisa. Kenapa dengan kaki Lisa" Lisa menangis histeris ia takut dengan kondisi kakinya sendiri.
Ketiga Kaka Lisa hanya bisa menangis mencoba menenangkan sang adik.
"Tenangkan dirimu Lisa. Eonni yakin semuanya akan baik-baik saja"
Lisa menjambak kasar rambutnya sendiri hingga beberapa helai tercabut dari tempatnya ia juga sesekali memukul kasar kakinya.
Jennie dengan sigap merangkul Lisa masuk ke dalam pelukannya.
"Hentikan Lisa. Jangan sakiti diri Lisa seperti ini"
"Eonni ada apa dengan kaki Lisa" lisa terus memberontak dalam pelukan Jennie ia terus berteriak hingga beberapa detik ia terkulai lemas saat suster menyuntikan cairan penenang pada lengan atasnya.
"Boleh kita bicara di luar" dokter Lee berucap kemudian di angguki semua anggota keluarga.
"Saya mengira Lisa mengalami lumpuh tuan"
Mendengar perkataan dokter di hadapan mereka, mereka semua terkejut. Lisa belum sembuh dari amnesia yang dia alami sekarang di tambah kelumpuhan pada kakinya.
"Ini baru dugaan saya, nanti saya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut pada nona Lisa, saya permisi dulu".
"Ada apa lagi ini tuhan. Tidak cukupkah kau menguji putriku, ini terlalu jauh" minyoung luruh di lantai.
Bugh..
Seo jeon terkejut dengan gerakan cepat Minho yang memukul pipi kanannya hingga cairan berwarna merah pekat sedikit keluar di sudut bibirnya.
"Apa apaan ini Minho" tentu saja tidak terima, seo jeon tengah diam memikirkan putrinya tapi Minho langsung memukul dirinya.
"Ini semua karena kau Hyung, jika Lisa tidak datang menyelamatkanmu maka putriku akan baik-baik saja saat ini. Dia tidak akan menderita sampai sejauh ini"
"Kau fikir lisa seperti ini kemauan ku? Dia juga putriku Minho, aku yang mengurus dirinya sejak dia kecil bagaimana mungkin aku menginginkan Lisa seperti ini"
"Yang seharusnya terbaring di sana kau Hyung bukan putriku"
Satu pukulan lagi Minho layangkan pada seo jeon, kali ini seo jeon tidak tinggal diam ia membalas pukulan Minho, terjadilah baku hantam di depan ruang rawat Lisa.
"Hentikan" semua mata menoleh pada gadis yang berteriak cukup nyaring itu
"Kalian sudah dewasa tapi terlihat seperti anak kecil, adikku di sana sedang berjuang adikku di sana sedang menderita tapi kalian di sini seperti anak kecil, jika kalian ingin bertengkar di pergi dari sini. Aku tidak ingin gara-gara kalian kondisi kesehatan adikku kembali menurun. Pergilah" setelah mengatakan itu Jennie melenggang pergi kembali masuk ke dalam ruangan lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAHAGIA? (End)
RandomBahagia, itulah yang di katakan semua orang Padanya, memiliki rumah yang sangat besar, barang mewah, orang tua yang pengertian, tiga Kaka perempuan yang sangat cantik dan sangat menyayangi nya. Orang hanya melihat dari luar, bagaimana dia ters...