Tepat dua bulan sesudah hubungan keempat gadis park itu semakin erat, rose yang semakin lengket pada sang adik begitupun jisoo tidak ada lagi kecanggungan di antara mereka.
Kedua Kaka Lisa sudah bersikap selayaknya keluarga untuk Lisa namun ibu dan ayah Lisa masih sama. Terus menyiksa Lisa tanpa ampun, selama dua bulan terakhir Lisa terus di siksa oleh sang ayah namun kali ini Lisa sedikit bersyukur karena tidak hanya jennie yang akan melindunginya melainkan kedua kakaknya yang lainpun akan ikut membela, bahkan ada suatu ketika saat Lisa d pukuli dengan tongkat baseball Kaka pertamanya datang menahan tongkat sehingga tangan jisoo yang harus jadi korban.
Terkadang Lisa kasian pada ketiga kakaknya mereka harus ikut terkena amarah sang ayah karena ulahnya.
Seperti pagi hari ini, sedang asik menyantap sarapan tiba tiba sang ayah menghampiri lisa mencengkram kuat pipi Lisa hingga sang empu meringis kesakitan, Lisa mencoba melepas cengkraman sang ayah namun cengkraman itu terlalu kuat untuknya.
Seo jeon selalu menyiksa Lisa tanpa alasan yang jelas, Lisa selalu menjadi tumbal untuk semua permasalahan sang ayah.
"Ada apa appa? Lepaskan Lisa, lihat dia kesakitan appa" Jennie menghampiri sang ayah mencoba melepaskan cengkraman kuat itu dari pipi Lisa yang mulai memerah.
Jisoo pun ikut melakukan hal seperti apa yang Jennie lakukan, sedangkan rose? Ia tengah menatap ayahnya dengan penuh amarah.
Rose muak dengan semua perlakuan sang ayah pada adiknya.
"Appa hentikan, appa melukai Lisa" pekik Jennie terus mencoba melepaskan namun selalu gagal.
Seo jeon menghempaskan kedua tangan anaknya dengan kasar, pria bertubuh tegap itu menyeret Lisa secara kasar sehingga mampu membuat tubuh kurus Lisa terpental di lantai dingin.
Lisa meringis kesakitan memegangi kedua tangannya yang kesakitan. Tangis itu sudah tidak bisa ia tahan lagi sehingga mampu lolos dengan deras membasahi seluruh pipi tirus nya.
Rose dengan cekatan menghampiri sang adik memapah Lisa untuk bangun walaupun agak kesulitan. Rose menatap tangan sang adik terdapat memar di sana kemudian ia menatap tajam pada sang ayah.
"SUDAH CUKUP HENTIKAN APPA" rose berteriak yang mampu mengubah atensi seluruh keluarga tadinya pada ayah mereka seketika padanya.
"Apakah appa tidak malu? Appa sudah mencelakai adikku, apa melukai anak appa sendiri"
"Sejak kapan rose, sejak kapan aku menganggapnya anakku?" Suara seo jeon sangat pelan namun menusuk sangat dalam ke ulu hati setiap orang yang mendengarnya.
"Appa sadarlah, mau sampai kapan appa seperti ini, Lisa anak mu appa"
"Anak pembawa sial ini bukan anakku"
Mendengar teriakkan seo jeon Lisa menutup mata dengan tangan sedikit gemetar.
"Tapi faktanya Lisa putri bungsumu, kau harus menerima itu appa"
"Bawa dia pergi dari hadapanku rose sebelum aku melukainya lebih jauh" setelah mengucapkan kalimat itu seo jeon melenggang pergi menjauhi keempat anaknya yang tengah tertunduk dengan pemikiran masing masing.
Lisa terduduk dengan tangan yang sibuk mengusap air matanya.
Ketiga Kaka Lisa menghampiri sang adik dan menghibur Lisa. "Lisa cukup jangan menangis terus, Lisa adik eonni"
"Lihat eonni" jisoo mengangkat dagu Lisa agar mata Lisa menatap dirinya.
"Kami di sini ada untuk Lisa, Lisa harus ingat sekarang Lisa tidak sendiri lagi" jisoo mengusap air mata Lisa kemudian memeluk sang adik dengan sangat erat seolah jangan ada yang mengambil bungsunya itu dari dekapan dia.Lihatlah Kaka yang dulu sangat membencinya sekarang ada bahkan pasang badan untuknya. Lisa tidak masalah jika harus terus mendapatkan siksaan dari kedua orang tuanya asal ketiga eonninya selalu bersama dirinya.
~~~~~
Mobil mewah berwarna merah terparkir dengan sempurna di halaman sekolah. Semua siswa menatap takjub ketika tau siapa orang yang berada dalam mobil tersebut.
Empat orang gadis park turun dari mobil dengan kacamata masing masing yang mampu membuat penampilan mereka terlihat lebih keren.
Setelah kejadian di rumah tadi ketiga Kaka Lisa meminta untuk mengantarkan Lisa sekolah hari ini, mereka cukup khawatir pada adiknya itu. Jisoo sudah melarang Lisa untuk tidak sekolah hari ini namun bukan Lisa namanya jika harus menurut.
"Cukup sampai sini atau eonni antar masuk ke dalam kelas?"
"Tidak chaeng eonni, sampai sini saja lagian eonni harus pergi kuliah juga kan nanti terlambat"
Rose mengangguki ucapan adiknya itu.
"Eonni pergi dulu" ucap sang sulung mengecup kening Lisa cukup lama di susul kedua adiknya yang lain.
~~~~~
"Lisaaaaaa" Lisa melirik ke arah sumber suara yang cukup nyaring itu. Dia tersenyum ketika tau siapa orang yang memanggil namanya tersebut.
"Ish kebiasaan teriak teriak"
"Lisa aku rindu tau" gadis tersebut memeluk Lisa dengan kencang.
"Kamu tega sama aku yeri, aku kesepian tau. Lama banget pulang dari London nya".
Ia adalah yeri sahabat Lisa dari kecil ia tahu 95% dari kehidupan Lisa. Lisa selalu berbagi keluh kesah pada yeri.
"Ayo ke kantin aku lapar" ajak yeri menarik tangan Lisa. Lisa hanya pasrah dan mengikuti sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAHAGIA? (End)
RandomBahagia, itulah yang di katakan semua orang Padanya, memiliki rumah yang sangat besar, barang mewah, orang tua yang pengertian, tiga Kaka perempuan yang sangat cantik dan sangat menyayangi nya. Orang hanya melihat dari luar, bagaimana dia ters...