0.14 bangun

177 29 0
                                    

"dasar anak tidak berguna"

"Dasar anak pembawa sial"

"Anak tidak di untung"

"Appa cukup, jangan siksa aku lagi aku kesakitan"

Plak...

Lisa membuka mata secara kasar ketika ingatan kelam itu kembali terbesit di kepalanya. Ia mengatur nafasnya yang berat, menyesuaikan.

Lisa mengerjapkan kedua bola matanya menyesuaikan dengan cahaya yang masuk, ketika penglihatan itu sudah kembali sempurna Lisa melihat sekeliling namun tidak ada siapa siapa di sana hanya ada keheningan.

"Sendi..." Belum sempat menyelesaikan apa Yang akan ia katakan tiba tiba pintu terbuka secara kasar dan orang itu jennie.

Jennie berjalan dengan cepat kemudian memeluk adiknya dengan sangat erat.

"Apa ada yang sakit? Lisa tidak apa apa kan? Siapa yang sudah melakukan ini semua pada Lisa? Kenapa Lisa bisa di gudang itu? Ada apa ini se.."

Belum sempat menyelesaikan ucapannya Jennie di kejutkan ketika sang adik mencium bibirnya.

"Eonni berisik" Lisa terkekeh ketika melihat ekspresi gadis di hadapannya.

"Ini sering kau lakukan Lisa tapi tetap saja eonni terkejut". Keduanya tertawa lepas.

Tanpa mereka sadari dari tadi seo jeon menatap dari kaca besar di luar sana, seo jeon mengepalkan tangannya dengan sangat erat sehingga buku buku jarinya berwarna pucat.

Entah apa yang seo jeon rasakan tapi melihat anak bungsunya hati seo jeon seketika memanas. Tatapan disertai sunggingan senyum itupun sangat sulit di artikan.

~~~~~

Jika Jennie menemani Lisa dan jisoo di taman maka berbeda dengan chaeyeong ia terduduk manis di cafetaria rumah sakit dengan beberapa makanan yang tersaji di hadapannya.

Bukan rose tidak perduli pada adiknya, justru alasan ia di sinipun karena Lisa. Tadi Jennie menghubunginya jika Lisa sudah sadar maka dari itu untuk merayakan kesadaran Lisa, rose ke cafe untuk mengenyangkan perutnya.

Terdengar lucu, jika orang akan menemani seseorang yang baru sadar seperti Jennie tapi rose malah di cafe.

Rose mulai menyantap beberapa hidangan di hadapannya.

"Aigo rasanya benar benar enak".

Drt....

Ponsel rose tiba tiba berdering dan ketika melihat siapa, nama jisoo tertera di layar ponsel miliknya.

"Ada apa eonni"

"Kamu dimana? Sedang apa kau rose aku tidak bisa mendengarmu dengan jelas" jisoo tidak bisa mendengar dengan jelas karena rose berbicara sembari mulut yang penuh dengan makanan.

"Aku di cafe rumah sakit eonni, sedang makan"

Jisoo tentu terkejut, bahkan di suatu kondisi seperti ini pun adiknya masih bisa memikirkan makan.

"Yaa rose adik mu baru sadar dan kau malah makan"

Seketika rose menjauhkan ponsel itu dari telinganya saat suara nyaring sang Kaka masuk ke dalam indra pendengarannya

"Eonni kesini saja jika mau"

"Aish anak itu" gadis bersurai hitam itu menatap kesal layar ponselnya, rose menutup ponsel secara sepihak masa bodo jika nanti bertemu akan mendapatkan amukan sang Kaka yang terpenting saat ini bagaimana menghabiskan makanan di hadapannya.

~~~~~

Di tempat lain ada sepasang suami istri tengah duduk termenung di taman belakang rumah mereka, rumah itu nampak Megah dan mewah dengan warna dominan biru muda, rumah itu memiliki 3 lantai dengan beberapa jendela terpasang.

"Yeobo aku sangat menyesal, apa kita tidak bisa menemukannya?". Pria di sampingnya menoleh setelah mendengar perkataan sang istri.

"Aku sudah berusaha yeobo tapi sayang, jejak putri kita hilang begitu saja"

Sang istri menunduk dengan tangan menangkup wajahnya sendiri, ia menangis.

Mendekat pada sang istri kemudian mendekap tubuh mungil istrinya itu dengan lembut.

"Tenang saja kyo-ya aku tidak akan pernah menyerah"

"Dulu aku menitipkannya karena terpaksa min ho, dulu kita tidak punya uang sama sekali untuk membesarkannya, aku..aku sangat merindukannya yeobo. aku mengandungnya selama 9 bulan, aku melahirkan nya secara normal, aku menyusuinya selama 3 bulan, sebelum tertidur dia selalu mengacak rambutku, aku merindukan moments itu Minho. Tolong kembalikan putriku padaku". Wanita yang sedang dalam dekapan suaminya itu terisak semakin jelas.

Minho memejamkan matanya tidak tega melihat sang istri rapuh seperti ini.

Song Hye Kyo dan Lee minho dua pasangan sejoli, menikah di usia yang sangat muda, mereka menikah karena terpaksa awalnya, pasalnya Hye Kyo saat itu mengandung anak Minho padahal mereka masih sekolah di bangku SMA tingkat akhir. Menyesal memang tapi harus bagaimana mau tidak mau mereka harus menikah, beberapa bulan menikah lahirlah seorang putri yang sangat cantik. Namun kebahagiaan mereka sirna begitu saja di saat kedua orang tua dari mereka memutuskan kontak dan mencabut semua pasilitas awal yang di berikan, Minho tidak tahu harus mencari pekerjaan dimana.

Hingga akhirnya mereka dengan berat hati memutuskan menitipkan putri mereka pada seseorang.

Pada saat itu baik Minho dan orang tersebut sepakat akan mengembalikan putri Minho kala putrinya berusia 10 tahun tapi saat waktu itu tiba orang yang Minho percayai tidak Pernah datang menemuinya.

"Sekarang putri kita sudah besar Minho, aku ingin tau wajahnya pasti dia sangat cantik, tinggi seperti mu" Hye Kyo tersenyum getir dalam pelukan sang suami

"Aku berjanji padamu kyo-ya aku akan membawa putri kita kerumah ini."

BAHAGIA? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang