0.17 ketakutan

143 32 0
                                    

Lisa tertidur setelah tubuhnya di obati oleh jisoo, Jennie terus mengusap Surai hitam adiknya dengan lembut.

Entah siksaan apa lagi yang akan adiknya itu dapat dari sang ayah. Ia hanya berdoa semoga adiknya kuat.

Kuat? Bahkan dari kecil Lisa sudah mendapatkan itu, jika ia tidak kuat bukankah seharusnya ia sudah tiada beberapa tahun yang lalu?. Tapi Lisa gadis kuat ia mampu bertahan sampai saat ini namun kita tidak tahu seberapa jauh lagi Lisa akan melangkah.

Lisa manusia yang akan menyerah kapan saja, robot saja ada kalanya rusak apa lagi Lisa.

"Jennie eonni pergilah biar rose yang menemani Lisa" rose datang dengan sebuah handuk kecil berisi air hangat.

"Itu untuk Lisa?" Tanya Jennie ketika melihat apa yang adiknya bawa.

"Iya jisoo eonni yang memintaku, aku di suruh mengompres luka punggung Lisa agar tidak bengkak besoknya"

Jennie mengangguk mengiyakan adiknya, "jika sesuatu terjadi secepatnya bangunin eonni, malam ini eonni percayakan Lisa padamu" Jennie berlalu dari kamar serba kuning itu, ia menepuk pelan pundak gadis blonde di hadapannya.

Rose menghampiri Lisa yang tertidur dengan posisi miring, ia melakukan apa yang jisoo suruh tadi.

Lisa beberapa kali meringis kesakitan ketika handuk berisi air menempel pada lukanya.

"Eoh sakit yah, maafkan eonni".

~~~~~

"Seo jeon" panggil minyoung ikut duduk di samping sang suami.

Minyoung menarik nafas dalam sebelum akhirnya berbicara.

"Hentikan, jangan terlalu kasar pada putrimu"

Seo jeon mendongak menatap sang istri.

"Ada apa denganmu tidak biasanya"

"Aku takut jeon-a"

"Apa yang kau takutkan, katakan padaku"

"Mereka kembali seo jeon" minyoung memberanikan diri menatap mata tajam suaminya.

"Siapa? Jangan bertele-tele minyoung katakan dengan jelas"

"Hye Kyo dan Minho Telang kembali seo jeon, tadi aku bertemu dengan mereka"

Seketika seo jeon menegang di tempatnya.

~~~~~

Meja makan yang biasanya hening, pagi ini terlihat berbeda pasalnya ada keempat gadis park yang meramaikan.

Lisa yang berlarian karena berhasil menjahili jisoo

Jisoo yang ikut berlari mengejar Lisa.

Sedangkan Jennie dan rose mereka nampak asik dengan hidangan yang tersaji, sesekali mereka melihat ke arah kedua saudarinya yang lain.

"Tontonan gratis" rose melirik sejenak ke arah Kaka keduanya sebelum mengangguk mengiyakan.

"Ya Lisa, kemari kau"

"Kau tidak bisa menangkapku eonni" jisoo semakin naik pitam kala sang adik meledek dirinya dengan menjulurkan lidah.

"Ya anak ayam, berani-beraninya kau meledekku seperti itu, kemari kau" aksi Kejar-kejaran itu terus berlanjut.

Tanpa mereka sadari ada seorang wanita memperhatikan gerak gerik mereka dari tadi di balik tembok.

Wanita itu tersenyum ketika melihat keempat anaknya yang sangat akrab belakangan ini.

"Hentikan, dasar kekanakan"

Suasana langsung hening seketika, kehadiran seo jeon membuat mereka bergidik ngeri. Dengan cepat baik jisoo maupun Lisa kembali ke tempat semula.

"Haish menggangu saja" pekik Jennie.

"Bagaimana jika pulang sekolah nanti kita pergi ke mall, eonni dengar-dengar sedang banyak diskon akhir-akhir ini".

Karena tidak kuat dengan keheningan yang ada jisoo mencoba membuka topik pembicaraan.

"Ayok eon...."

"Tidak"

Belum selesai Lisa melanjutkan ucapannya tiba-tiba saja suara bariton sang ayah menyambar.

"Tidak, appa tidak mengizinkan itu" seo jeon berbicara tanpa melihat ke arah orang-orang di hadapannya.

"Wae appa? Biarkan kami pergi, hanya sebentar".

"Tidak rose, adikmu ada les"

"Appa ini hanya satu hari lagian Lisa tidak akan jadi bodoh jika tidak ikut les satu kali saja"

"Kau tidak ingat rose, hasil ujian terakhir Lisa, hasilnya sangat turun"

Rose merutuki dirinya karena tidak ingat hasil ujian Lisa kemarin.

"Tapi appa biarkan Lis..."

Sebelum rose kembali bersuara Lisa menatap sang Kaka kemudian mengangguk menyuruh rose diam, ia takut amarah ayahnya itu terpancing.

"Baiklah appa, pulang sekolah Lisa langsung les"

Ketiga Kaka Lisa meringis mendengar jawaban adik bungsunya itu.

"Baguslah, habiskan sarapanmu setelah itu pergi ke sekolah sebelum terlambat"

Lisa hanya mengangguk.

Seo jeon menyambar jas yang semula terletak di kursi yang ia duduki, setelah itu ia dan minyoung melangkah pergi.

"Haish dasar pria tua itu, halmoni mengidam apa saat ia hamil appa sehingga anaknya tidak punya perasaan sedikitpun"

"Hush eonni, kenapa bicara seperti itu?" Lisa menjawab ocehan kakaknya.

"Itu fakta Lisa, appa tidak punya rasa iba bahkan terhadapmu anaknya sendiri".

"Sudahlah eonni ayo antar Lisa sekolah" pinta Lisa dan langsung di iyakan Jennie.

~~~~~

Sepertinya part ini tidak nyambung sama sekali, gak tau kenapa tapi otakku lagi blank 😖

BAHAGIA? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang