0.23 accident

212 29 1
                                    

Pagi kali ini cukup cerah dimana matahari menunjukkan dirinya tanpa awan.

Pagi ini meja makan terisi penuh dengan anggota keluarga park. Entah ada angin apa tapi ketika minyoung menyuruh Lisa makan bersama ia menurut dan duduk di kursi tempat Lisa biasanya.

Tidak ada suara sama sekali di sana yang ada hanya senyuman terukir manis di setiap sudut bibir keluarga park kecuali seo jeon.

Mereka sungguh bahagia karena sudah hampir dua bulan dan baru kali ini lagi sang bungsu mau makan bersama.

"Oh ya Lisa hari ini eonni akan mengantarmu sekolah" Jennie menghentikan kegiatan makannya, ia menatap penuh harap agar Lisa mau menerima tawaran dirinya.

Lisa di sana tanpa suara, ia sedang sibuk dengan sendok di tangannya.

"Lisa Jennie eonni memanggilmu" rose yang memang duduk dekat Lisa memegang lengan adiknya dengan lembut. Karena di rasa ada pergerakan di lengannya Lisa menoleh pada sang kakak

Rose rasanya ingin menangis ketika mata dirinya dan Lisa saling berhadapan.

"Sudah lama Lisa eonni tidak melihat mata indah mu itu"

"Wae?" Lisa memalingkan tatapannya dari rose kemudian menatap manik mata jennie

"Hari ini Lisa berangkat dengan eonni yah"

Lisa hanya mengangguk namun mampu membuat Jennie bersorak riang dalam hati.

~~~~~

"Lisa eonni tau Lisa kecewa pada eonni tapi Lisa harus tau bahwa eonni sangat menyayangi Lisa, eonni mencintai Lisa lebih dari eonni mencintai diri eonni sendiri" Jennie sesekali melirik pada sang bungsu yang sekarang tengah duduk menatap jalanan Seol d sampingnya.

Jennie sesekali menarik nafas menahan air mata yang akan keluar. Ia harus kuat

"Lisa eonni rindu senyum Lisa, eonni rindu saat Lisa menjahili eonni"

"Kenapa Lisa tidak ingin bicara lagi pada eonni heem?". Karena di rasa tidak ada suara Jennie memilih kembali fokus pada jalanan di hadapannya.

Beberapa menit hening tiba-tiba Lisa membuka suaranya untuk pertama kali setelah sekian lama ia tidak mau bicara pada siapapun.

"Eonni"

Jennie cukup terkejut, ia menoleh pada sang bungsu.

"Maafkan Lisa" tatapan Lisa yang semula menatap jalanan kini beralih menatap Jennie dengan mata yang sudah memerah menahan tangis.

"Eoh kenapa Lisa minta maaf, lisa tidak salah"

"Kalian rela memberikan nama untuk Lisa, kalian memberikan kasih sayang pada Lisa. tapi Lisa malah menyusahkan seperti ini" Lisa menunduk ia meremas jari jemari tangannya hingga kuku yang sedikit tajam itu menusuk telapak tangannya sendiri.

Jennie yang mendengar keluh kesah Lisa meremas kemudi stir itu, ia mencoba menahan tangis sedari tadi namun rasanya sia-sia karena air mata itu berhasil lolos membasahi pipi chubby nya.

"Apa Lisa menyayangi ketiga eonnimu?"

Lisa mengangguk menjawab pertanyaan sang Kaka.

"Kalo begitu tidak perlu meminta maaf atas apa yang terjadi saat ini. Lisa cukup menjadi Lisa yang dulu, Lisa yang selalu tersenyum".

"Lisa menjadi adik eonni, Lisa menjadi bagian dari keluarga park itu sudah takdir. Yang perlu Lisa tahu kami sangat menyayangi uri chicken".

Gadis berpipi chubby itu mengulurkan tangan kanannya, Lisa yang melihat pun langsung meraih tangan itu. Kemudian mereka berdua tersenyum sembari pipi yang sudah basah oleh air mata mereka sendiri.

"Saranghae" mereka mengatakan kata itu secara bersamaan.

~~~~~

Hari ini Lisa memilih untuk membolos. Memang Jennie mengantarkan dirinya ke sekolah namun di pelajaran kedua Lisa berbohong jika ia sakit.

Gadis berponi itu meminta izin untuk pulang padahal yang sebenarnya Lisa tengah terduduk di taman sendirian. Di sana sangat ramai, entah kenapa padahal ini hari biasa yang seharusnya mereka sibuk dengan dunia kerja tapi hari ini taman nampak sangat ramai.

Lisa merutuki dirinya sendiri, niat ingin menenangkan diri malah harus melihat orang berlalu lalang.

"Mengganggu fokusku saja"

"Eoh bukannya itu appa, kenapa appa sendirian di sini, seharusnya appa di kantor kan" Lisa mendongak terkejut ketika melihat ayahnya berada dekat taman seorang diri.

Lebih terkejut lagi ketika ayahnya tengah sibuk dengan ponsel, sepertinya seo jeon tengah menelpon seseorang. Ia tampak tidak bergeming saat mobil sudah banyak membunyikan klakson hanya untuk memberi isyarat bahwa seo jeon harus pergi dari jalan itu.

Brak.....

Tubuh seorang gadis nampak melayang beberapa detik ke atas sebelum akhirnya tubuh itu berguling di atas aspal. Tubuh itu terpental sejauh 5 meter dari posisi pertama.

Beberapa detik termenung seo jeon menetralkan penglihatannya yang semula sedikit kabur. Ia menatap banyak orang berkerumun.

Ia berfikir sejenak mengingat kejadian yang barusan terjadi.

Ia tengah di sibukkan dengan ponsel di telinganya tanpa menghiraukan jika lampu lalu lintas masih hijau, ia berjalan menyebrang dan tidak sadar jika ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi ke arahnya.

Seo jeon yang waktu itu tidak sempat untuk menghindari tiba-tiba ia di kejutkan oleh Seorang gadis menubruk dirinya hingga tubuh seo jeon terhuyung kebelakang sedangkan gadis itu tidak sempat untuk menghindar, Al hasil tubuh itulah yang tertabrak mobil tadi.

Seo jeon menerobos kerumunan itu, ia ingin memastikan sendiri bahwa gadis yang menyelamatkan hidupnya baik baik saja. Namun ketika ia sudah berhasil lepas dari kerumunan itu ia termenung. Air matanya lolos begitu saja ketika siapa yang sekarang sedang tergeletak tak berdaya.

"Lisa, park Lisa" seo jeon menghampiri sang putri ia bersimpuh di samping tubuh Lisa. Ia memangku kepala Lisa di pahanya, ia peluk tubuh kurus itu dengan erat sembari bibir yang tidak henti menyebut nama sang bungsu.

"Cepat panggil ambulans" seo jeon berteriak histeris. Dari tadi semua orang hanya menonton tanpa niat membantu dirinya.

Tubuh kurus Lisa penuh dengan darah belum lagi nafas Lisa yang mulai tersengal.

"Nak, tidak! Lisa tidak boleh meninggalkan appa. Lisa harus bertahan"

"T-tidak! Tidak jangan tutup matamu nak. Buka matamu, lihat appa di sini" seo jeon tak henti menangis. Ia terus berteriak histeris.

Ia baru merasakan bahwa putri bungsunya sangat berharga.

~~~~~

BAHAGIA? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang