Mobil sport berwarna merah nampak berhenti di halaman sekolah, terlihat turun dua orang gadis remaja dengan tinggi badan yang cukup berbeda, dimana sang adik lebih tinggi sedangkan sang Kaka lebih pendek. hal itu mampu membuat semua orang menatap dua gadis tersebut. Ada yang menatap iri ada yang menatap kesal ada juga yang menatap kagum. "Keluarga sempurna".
Jennie mengecup pipi adiknya kemudian merapihkan poni Lisa yang sedikit berantakan. "Lisa nanti pulang eonni jemput yah" tanya sang kaka. semoga kali ini tidak ada penolakan, Lisa selalu menolak jika harus di jemput alasannya kasian mereka capek harus bulak balik kantor sekolah dan rumah padahal alasan sebenarnya Lisa bekerja di cafe.
Mendapat gelengan pelan dari sang empu membuat Jennie kembali menghela nafas, dia mengerti adiknya namun tetap saja namanya sang Kaka tidak ingin sesuatu terjadi pada si bungsu. "Kenapa hmmm? Kenapa setiap eonni mau jemput Lisa tidak memperbolehkan apa karena masalah bekerja di cafe?". Sial, kenapa Lisa lupa jika sekarang seluruh anggota keluarga tahu bahwa dia bekerja?.
"Tidak masalah eonni Lisa ada janji dengan seseorang"
"Namja atau yeoja?" Jennie mengedipkan matanya seraya menggoda sang adik.
Melihat Lisa yang tersipu malu membuat Jennie lagi dan lagi terus menggoda sang adik, rasanya sangat hangat ketika melihat senyuman Lisa selebar ini. "oh adikku, manis sekali senyummu, jangan pernah berubah Lisa tetap terus jadi adik eonni yang kuat".
"Eonni hentikan Lisa malu lihat banyak orang menatap kita"
"Baiklah baiklah, cepat pergi ke kelas mu jangan sampe appa marah lagi nanti" mendapat anggukan sebagai jawaban dari sang bungsu.
Setelah Lisa benar benar menghilang dari sang Kaka. Jennie melajukan kembali mobilnya.
Park lalice aka Lisa adalah anak yang paling ceria DULU, ia selalu tersenyum pada siapapun namun beranjak dewasa dia mengerti setiap hal setiap kata yang keluarganya lontarkan mampu mengubah kepribadian Lisa menjadi sedingin dan secuek ini, senyum yang merekah jarang sekali hadir di bibir mungil miliknya itu.
Lisa di kagetkan dengan orang yang tiba tiba menariknya menuju lorong sekolah, dia terus berteriak meminta melepas tarikan tangannya namun orang di hadapannya tidak mendengar pekikan Lisa, ia terus menarik tangan Lisa hingga ketempat tujuan mereka sekarang. Ia melepas pegangan tangannya secara kasar yang mampu membuat tubuh Lisa kehilangan keseimbangan hingga terjatuh bersimpuh di hadapan orang yang menariknya tadi.
Lisa mendongak menatap takut pada gadis di hadapannya itu, Lisa tau siapa gadis ini dan sekarang tubuhnya gemetar takut di sertai pipi yang tak lagi kering karena sudah di basahi air mata miliknya.
Kang Mina, Choi sana dua gadis yang selama di sekolah Lisa hindari namun mau menghindar kemana? Tidak hanya satu sekolah mereka berdua pun satu kelas dengan Lisa.
Pasrah itulah yang Lisa rasakan saat tangan miliknya di injak oleh sepatu mahal milik sana, tidak hanya itu perut lisapun ikut jadi korban, perut kurus itu Mina tendang hingga lisa meringis kesakitan. Mina mengangkat tubuh kurus Lisa hingga bangun setelahnya ia pukul paha Lisa hingga Lisa harus tersungkur. Di rasa belum cukup sana kemudian menarik kasar rambut Lisa. Lisa sudah di banjiri keringat dingin di sertai air mata yang Tak henti mengalir, sakit. Tidakkah cukup di rumah saja kenapa ia harus di perlakukan seperti ini di sekolah.
Bagai orang tanpa dosa kedua gadis yang menyiksa itu kemudian tertawa bahagia ketika melihat gadis kurus di hadapannya tidak lagi berdaya, meringkuk memegang perut rata miliknya dengan air mata yang tak henti keluar.
"Hahahaaa sudah cukup Mina gadis cupu ini sudah tidak berdaya, sebelum ada yang melihat sebaiknya kita pergi dari sini" di angguki temannya Mina kemudian menarik tangan sana dengan senandung ceria.
Lisa tidak tahu sekarang harus apa.
Perut, tangan, kaki rasanya ketiga anggota tubuh itu terlepas dari tubuh kurus miliknya. Lisa tidak sanggup untuk berdiri jangankan berdiri bergerak sedikit saja sangat sakit tapi bukan Lisa namanya jika harus menyerah, dengan sekuat tenaga ia mencoba bangkit dari tempatnya sekarang, Lisa harus ke kamar mandi membersihkan kekacauan ini sebelum ada yang melihat dan melaporkan pada sang ayah.Pernah waktu itu kejadian dimana Lisa d bully habis habisan oleh teman satu kelasnya. Kala itu ada yang melihat dan langsung melaporkan lisa pada sang ayah, bukannya di perhatikan atau sang ayah khawatir namun lisa harus mendapatkan amukan yang berujung ia harus menginap di gudang selama dua hari. Dari kejadian itu setiap mendapat Bullyan Lisa akan mencoba bangkit dan menenangkan diri terlebih dahulu, di rasa cukup tenang ia akan kembali ke kelas.
Nafas Lisa memburu ketika berhasil meraih pintu kamar mandi dan membukanya secara lebar, beruntung sekali di sana sangat sepi. Mungkin karena sebentar lagi bel masuk berbunyi.
Lisa membasuh wajah berantakan itu kemudian bersandar pada dinding di belakangnya. Ia menangkup wajah mungilnya menahan tangisan yang dari tadi tidak berhenti keluar.
"Lisa capek, appa Lisa butuh kalian, Lisa sendirian" Lisa terus bergumam mengeluhkan segala rasa sakit yang mengganjal di hatinya.
Lisa menghela nafas menenangkan dirinya sendiri, ia harus kembali ke kelas sebelum bel berbunyi. Lisa menatap kaca besar di hadapannya menatap wajah tidak berdaya dan lemah itu. "Tenang Lisa, bukankah selalu seperti ini? Jangan menjadi Lisa yang lemah" setelah di rasa tenang, Lisa bangkit mulai berjalan menuju dimana kelasnya berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAHAGIA? (End)
RandomBahagia, itulah yang di katakan semua orang Padanya, memiliki rumah yang sangat besar, barang mewah, orang tua yang pengertian, tiga Kaka perempuan yang sangat cantik dan sangat menyayangi nya. Orang hanya melihat dari luar, bagaimana dia ters...