part. 5

564 81 7
                                    

_
_
_

"Yoongia....." cegat Jimin dengan suara berat menahan tangis.

"Jangan panggil aku dengan nama itu." Sela Yoongi, masih dengan tatapan tajamnya.

Yoongi dan Jimin saling tatap, suasana nya seperti ada bom yang akan meledak dikamar itu. Entah apa yang memicu kemarahan Yoongi.

V segera bertindak menengahi, mendorong Yoongi keluar, tak banyak yang di ucapkan V pada Yoongi karna satu jam dari sekarang dia harus tampil, dan ini acara besar yang tak boleh dikacau kan.

"Mobil dan driver sudah ku siapkan, kamu berangkat dulu, aku yang urus Jimin". Ucap V sambil menggandeng Yoongi ke mobil.

Jimin masih berdiri diposisi itu, V kembali memasuki kamar menemui Jimin. Mendapati Jimin berdiri kaku, tidak menangis tapi ekspresinya tak biasa.

Sesaat mereka bertatapan, V tak tau harus melakukan atau mengatakan apa.

"Dia bukan Yoongi, kemana Yoongi ?, apa yang kalian lakukan pada Yoongi, dimana dia ??, dimana ??.."

Jimin berjalan mendekati dan mencengram kerah baju V, sambil terus menanyakan Yoongi, karna Jimin yakin yang membentak nya tadi bukanlah Yoongi.

"Yoongi tak akan pernah berani membuatku sedih, bahkan Yoongi khawatir saat aku tertawa terlalu bahagia. Itu bukan Yoongi. Bukan."

Jimin menangis di dada V,

V memeluk Jimin, berusaha menenangkannya.

"Yoongi selalu begitu saat akan tampil, biasa mood nya akan buruk. Dia Yoongi, Yoongi yang kamu kenal. Yoongi pernah cerita selalu mengingat seseorang yang dia anggab adik di korea."

Segala cara dilakukan V untuk menenangkan Jimin, akhirnya V berhasil membujuk Jimin untuk datang ke Venue menonton pertunjukan Yoongi.

Duduk di kursi barisan depan bersama tamu tamu undangan khusus Yoongi, ada papa Hoseok dan eoma juga.

Alunan instrumemen dari piano Yoongi menghanyutkan dan menghipnotis penonton.

Nada-nada pilu dan tajam membawa Jimin ke kesedihan terdalam, dia tak bisa menghilangkan kejadian tadi dari fikiran nya.

Fikiran Jimin melayang jauh ke beberapa tahun yang lalu. Yoongi yang selalu memanjakan dan menjaganya.

Yoongi yang khawatir ketika Jimin pura-pura memegang dada nya, Yoongi yang akan melakukan apa saja agar Jimin jangan sampai sedih apalagi menangis.

Tapi kenapa Yoongi yang sekarang bisa membentak nya seperti tadi, kenapa Yoongi bilang kalau Jimin mengganggunya, bahkan 13th ini selalu menggangu nya. Padahal belum tentu dalam 100 email dia akan membalasnya nya sekali.

Tanpa sadar air mata Jimin mengalir, tak dapat ditahan.

Ditengah pertunjukan Jimin keluar, rasanya pengap sekali dalam ruangan itu, dadanya terasa sesak.

Yoongi melihat Jimin berdiri ditengah semua penonton yang duduk, dia berjalan keluar ruangan pertunjuk kan.

Hanya Yoongi yang tau apa yang ada dihati dan benaknya, kenapa dia bisa membentak Jimin seperti tadi, dan apa yang Yoongi rasakan sekarang.

Ditengah fokusnya memain kan instrument, air mata menetes di sudut matanya.

Entah karna melihat Jimin yang berjalan keluar meninggalkan pertunjukan nya, ataukah ada hal lain yang membuatnya menangis.

Jimin duduk diluar, dari luar masih bisa mendengar kan alunan instrument yang dimainkan Yoongi dari dalam.

Dada Jimin terasa nyeri, rasa seperti ini sudah lama tak dialami Jimin, tapi mungkin karna terlalu sedih, jadi dadanya terasa nyeri.

Jimin tak mungkin menceritakan pada papi nya, tak ingin papi nya khawatir, tapi karna sedih dan kecewa, saat ini Jimin merasa sangat merindukan papi nya dan ingin segera pulang ke Korea.

Jimin mengambil HP dan langsung memutuskan membooking tiket ke korea untuk besok.

Menyimpan kekecewaan nya, dan berusaha kembali ke korea dengan baik baik saja, setidaknya dia sudah melihat Yoongi, orang yang selalu dia rindukan selama bertahun-tahun.

Jimin terpaku mendengar nada yang di mainkan di dalam. Petikan not sederhana lagi anak anak.

"Lingkaran kecil lingkaran besar".

Lagu yang selalu Yoongi mainkan untuk Jimin dulu.

"Lagu ini ku persembahkan untuk seorang yang selalu ku rindukan."

Terdengar kata-kata Yoongi dari dalam ruangan.

Jimin langsung berdiri dan berlari kembali kedalam ruangan, Jimin menangis dan terharu.

Seketika kecurigaan nya yang mengatakan bahwa itu bukan lah Yoongi jadi hilang, karna hanya Yoongi yang selalu memainkan lagu itu untuk Jimin.


Pertunjukan usai, semua orang berdiri memuji penampilan Yoongi,

Jimin tetap berdiri disudut ruangan diposisi tadi, dia tak kembali bergabung dengan penonton lain.

Yoongi berdiri ke tengah pentas, memberi hormat kepada semua penonton, sekaligus mengakiri pentunjukannya malam ini.

Satu per satu penonton mulai meninggalkan ruangan,.

Jimin ingin segera berlari memeluk Yoongi, dia sangat terharu dengan lagu terakhir yang dipersembah kan Yoongi khusus untuk nya, tapi kaki Jimin kaku, tak berani mendekati Yoongi karna dia takut kejadian dikamar tadi akan terulang lagi.

V datang mengejutkan Jimin, merangkul bahu Jimin dan mengajaknya untuk kembali kehotel dan mereka duduk di restoran hotel.

Mata Yoongi berputar mencari Jimin diantara banyak penonton yang bergerak meninggalkan aula.

Yoongi sama sekali tak melihat Jimin, hatinya dipenuhi perasaan khawatir dan rasa bersalah akan kejadian dikamar hotel tadi.

Yoongi sangat menyesal tak dapat mengontrol dirinya dan menyakiti Jimin. Semua sudah terjadi, tak tau bagaimana harus menghadapi Jimin setelah ini.

V bertukar pesan dengan Yoongi, mengatakan bahwa dia sudah diresto hotel bersama Jimin. Yoongi membalas bahwa dia sudah kembali ke kamar hotel, sesuai jadwal nanti ketemu di restoran yang udah di reservasi makan malam bersama emoa dan papa,.

Jimin mau ke kamar setelah dapat kabar dari V kalau Yoongi sudah di kamar, Jimin ingin melupakan kekecewaan nya tadi terhadap Yoongi, dan hanya akan memberi selamat dan membahas lagu yang dimain kan Yoongi untuknya.

Raut wajah Jimin kembali ceria, dia memaklumi mood Yoongi sebelum naik panggung, dan merasa sangat senang Yoongi masih mengingatnya dan benar hanya bercanda ketika Yoongi bilang melupakan nya.

Jimin membuka pintu kamar, pemandangan yang tak di sangka sangka Jimin, Yoongi dan seorang perempuan berciuman.

Jimin mematung beberapa saat didepan pintu, dua orang yang sedang bermesraan itu mungkin tak menyadari kehadiran Jimin.

Jimin mematung beberapa saat didepan pintu, dua orang yang sedang bermesraan itu mungkin tak menyadari kehadiran Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WARNA LAIN [YOONMIN] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang