part. 7

574 83 7
                                    

_
_
_

"Besok aku akan balik ke Korea, dan mulai detik ini aku tak akan pernah menggangu mu lagi, jika itu yang kamu inginkan. jadi berhentilah capek-capek memainkan sandiwara menjengkelkan mu ini"

Jimin mebungkuk memegangi dadanya, karna dada Jimin kembali merasa nyeri, berusaha menenang kan fikiran nya, karna Jimin menyadari situasi ini tak baik untuk kondisinya.

Dari pintu resto terlihat papa Hoseok dan eoma berjalan kearah mereka.

Buru-buru Jimin lari ke toilet, tak ingin kedua orang itu melihat kondisi dadanya yang nyeri, mereka pasti akan panik jika tau, dan mungkin Jimin akam dilarikan kerumah sakit, belum lagi papi nya akan kaget mendengar itu.

Yoongi bingung melihat Jimin yang langsung lari meninggalkan meja makan restorant itu.

"Jimin kenapa ?" Tanya papa

"Dia bilang mau ketoilet" jawab Yoongi menutupi kekhawatiran nya.

V juga datang setelah mengamankan Amy.

Mereka semua duduk di meja makan restorant, menunggu Jimin.

Karna kawatir Yoongi menyusul Jimin ketoilet. Mendapati Jimin sedang membungkuk memegangi dadanya yang terasa nyeri.

Yoongi langsung mengankat kedua bahu Jimin, memastikan apa yang sedang dialami Jimin.

" kamu kenapa ?" Tanya Yoongi panik.

Dengan susah mengatur nafas Jimin merespon Yoongi.

Yoongi benar - benar tegang dan panik. "Apa yang sakit ?, kamu kenapa hahhh ?".

Reaksi Yoongi sedikit berlebihan, dan Jimin tau reaksi seperti itulah yang dulu biasa Yoongi tunjuk kan ketika Jimin mengalami nyeri didada begini.

"Kerumah sakit ya ?". Yoongi memapah Jimin.

Jimin mencegat tangan Yoongi, menolak keluar dari toilet sebelum kondisinya normal.

"Jangan, orang tua mu akan panik melihat ku begini" ucap Jimin terbata.

"Enggak, kita harus kerumah sakit, kamu kenapa sebenarnya?".

Fokus Jimin pada nyeri didadanya teralihkan pada reaksi Yoongi yang berlebihan, Yoongi benar-benar terlihat khawatir dan panik, bahkan Jimin melihat mata Yoongi mengeluarkan air mata.

Terharu, namun sikap Yoongi ini tetap membuat Jimin bingung.
"Jika memang dia masih sepeduli ini, tapi kenapa dia membuat perasaan ku sedih, padahal tau dampaknya aku akan sakit." Batin Jimin

Yoongi mengambil hp nya dan mengirim pesan pada V untuk membantunya membawa Jimin kerumah sakit.

Jimin mencengkram pergelangan tangan Yoongi, " apa yang kamu lakukan ?".

"Aku panggil V, kita kerumah sakit sekarang."

"Jangan, jangannnn. Papa dan eoma pasti khawatir, besok aku harus pulang, aku gak mau berakhir dirumah sakit disini. Papi ku juga pasti khawatir".

V masuk toilet dengan terburu-buru, melihat kepanikan diruangan itu. Langsung merangkul Jimin.
"Kenapa ?, ada apa ?".

"Kita harus membawanya kerumah sakit, katanya dadanya sakit". Jelas Yoongi dengan wajah paniknya.

"Enggak, gak,,,gakk.  Aku baik baik aja, aku gapapa. Yoongi udah jangan bikin masalah, aku beneran gak papa, cuma butuh waktu sebentar untuk tenang dan mengatur nafas. Udahh aku gak mau orang tua mu tau."

Jimin juga panik, dia tak mau di bawa kerumah sakit, karna jika itu terjadi pasti akan panjang dan lama urusan nya, harus kembali di cek ini dan itu untuk memastikan tidak ada masalah di hati Jimin yang hasil transplantasi. Apa lagi di negara lain, butuh penjelasan dan transkrip data lah dari dokter yang mengoperasi Jimin dulu. Pokok nya jangan sampai kerumah sakit, karna Jimin ingin secepatnya kembali ke rumah papi nya.

Jauh dari Yoongi, karna sifat Yoongi yang aneh, pasti tidak baik untuk kesehatan Jimin.

Jimin bernafas dengan normal dan berusaha menahan sisa nyeri di dada nya. Meyakinkan Yoongi dan V bahwa dia baik-baik saja, lalu mengajak mereka kembali kemeja makan dimana orang tua Yoongi sudah menunggu mereka.

Tiba-tiba V memukul Yoongi, serangan mendadak itu membuat Yoongi terpental.

"Aku sudah memperingatkan mu, Jimin tak mungkin seperti ini tanpa alasan, pasti kamu menyakitinya lagi."

Ruangan toilet itu makin tegang, Jimin berlari ketengah dua orang yang sedang berkelahi itu. Tak mengerti apa yang mereka ributkan, karna lagi lagi mereka menggunakan bahasa prance.

"Udahh hentikan" seru Jimin.

"Andaikan tau begini, aku gak akan pernah memutuskan untuk datang kesini" ungkap Jimin, lalu meningalkan mereka dan bergabung bersama orang tua Yoongi.

Makan malam merayakan penampilan Yoongi malam itu berlangsung sebagaimana mestinya, walaupun diselimuti ketegangan antara mereka.

"Aku ikut papa dan eoma pulang" ucap Jimin

"Kan kalian baru cekout besok dari hotel, Jimin kamu bersenang-senang dulu lah bersama Yoongi dan V malam ini". Jawab Hoseok.

"Aku harus membereskan barang-barang, karna besok aku balik ke korea pa."

Semua kaget, termasuk Yoongi yang tak menyangka Jimin serius akan segera kembali ke korea secepat itu.

Semua membujuk Jimin untuk menunda, karna selama di paris Jimin bahkan belum sempat berjalan-jalan.

Tapi apapun itu Jimin menolaknya dan memutuskan akan kembali besok ke Korea.

Akhirnya disepakati malam itu Jimin kembali kerumah bersama papa dan eoma Yoongi.

Orang tua Yoongi berdiri hendak pulang dan di ikuti Jimin.

Tapi ketika Jimin berdiri Yoongi memegang tangan Jimin, "pulang bersama ku aja, kita cekout malam ini" jelas Yoongi dan menyuruh orang tuanya untuk pulang duluan.

Jimin menghela nafas dalam, untuk pertama kali nya dia tak ingin berada di dekat Yoongi.

"Kita cekout" ucap Yoongi pada V, lalu menarik tangan Jimin yang tak dia lepaskan dari tadi ke kamar.,

Sampai dikamar, Yoongi yang menuntun tangan Jimin sampai kekamar itu membalikkan badan.

Berhadapan dengan Jimin. Jimin terpaksa pasrah dan mengikuti saja.

"Kamu tadi kenapa ?, kamu sakit apa ?" Tanya Yoongi dengan wajah serius.

Lagi - lagi Jimin terpaku mendengar pertanyaan Yoongi. Mereka bertatapan.

"Kamu bahkan gak tau aku sakit apa ?" Tanya Jimin dengan suara yang sedikit bergetar, entah karna ingin menangis, atau mungkin karna perasaan bingungnya.

Yoongi menggelengkan kepala.

Yoongi menggelengkan kepala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


WARNA LAIN [YOONMIN] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang