part. 16

543 75 14
                                    

_
_
_

Yoongi merangkul Jimin sebelum akhirnya mereka berpelukan.

"Papi ku sakit"

Yoongi mengusap punggung Jimin. "Dia pasti baik baik aja, hyeong disini, jangan khawatir" bisik Yoongi.

Jimin memperkenal kan Jungkook pada Yoongi dan V.
Jk adalah pathner dance Jimin, dan Jk juga adalah sahabat baik Jimin.

mereka ber empat berbincang di kantin rumah sakit, Jk telaten memapah Jimin yang tangan nya masih terpasang Infus.

Raut wajah Jk juga terlihat kurang bersahabat, karna sedikit banyaknya Jimin pernah bercerita tentang
Yoongi yang sering mengabai kan nya.

V prihatin dengan keadaan Jimin yang masih dipasangi infus, Jimin dan Jk bercerita Jimin jatuh pingsan diruang latihan saat mendapat kabar papinya dilarikan ke rumah sakit tapi disamping itu V juga exited berada di Korea.

Jimin meminta Yoongi dan V
untuk beristirahat dirumah dulu,karna Jimin belum dibolehkan untuk pulang dari rumah sakit.

tapi Yoongi bersikeras untuk
menjaga Jimin di rumah sakit.

sehingga akhirnya Jk dan V
yang pulang. Dengan berat hati JK meninggalkan Jimin yang sudah beberapa hari dijaga nya.

Supir yang disiapkan papa Yoongi, mengantar JK ke rumah terlebih dulu, lalu setelahnya membawa V
kerumah keluarga Jung Hoseok yang sudah menyiap kan kamar untuk V dan Yoongi.

sepanjang jalan mereka berbincang banyak hal, tentang kegiatan masing - masing, tentang kedekatan
dengan Jimin, bla bla bla..
karakter mereka yang sama - sama ceria dan friendy membuat mereka dengan cepat akrab.

Yoongi membantu Jimin berbaring di tempat tidur rumah sakit.

Sebenarnya Jimin sudah merasa lebih baik setelah mendengar masa koma papinya sudah lewat, dan
tinggal menunggu sadar.
tapi karna tangan nya masih
terpasang infus, jadi Jimin harus bertemu dokter dulu besok pagi baru bisa pulang.

"Sebaiknya kamu istirahat dirumah aja, aku gapapa sendiri," ucap Jimin karna tau setelah perjalanan jauh Yoongi pasti masih lelah.

Yoongi menggeleng dan
menyuruh Jimin untuk tidur,
agar segera pulih.

"aku gak menyangka kamu
beneran datang"

"aku khawatir". Jawab Yoongi

Jimin kembali meneteskan air mata karna terharu.

"Yoongi, dia benar Yoongi hyeong". batin Jimin

Jimin akhirnya tertidur dengan pulas, tidur dengan perasaan bahagia dan
tenang, tak cuma karna Yoongi datang, tapi juga Yoongi dengan sifat yang dia rindukan telah kembali.

dimata Suga, adalah Jiyoon yang tertidur di ranjang rumah sakit.

setelah sekian lama bayangan itu menghantuinya, kini tepat didepan matanya.
Yoongi menggenggam satu tangan Jimin.

"tangan nya, matanya, wajah
sendunya, tak ada yang berubah, dia adalah Jiyoon" Guman Yoongi.

"andaikan ayah ku tak membawa ku kerumah mu. atau andaikan ayahku tak mencuri uang untuk pengobatan mu, atau andai kan aku tak pernah meninggal kan mu. Pasti takdir kita tak akan serumit ini." Batin Suga

pagi Jimin bangun, dan melihat Yoongi sudah duduk disampingnya

"kamu gak terlihat seperti orang sakit" goda Yoongi

"maaf" jawab Jimin tersenyum

Yoongi membantu Jimin membersihkan diri ke kamar mandi,dan bersiap menunggu dokter datang untuk memeriksa nya.

tak lama dokter pun datang, membuka infus ditangan Jimin dan membolehkan
Jimin pulang.

makin lengkap kebahagiaan Jimin karna dokter juga mengabarkan kalau papinya baru saja sadar.

Yoongi dan Jimin mendatangi
Papi SeokJin.

Seokjin sangat lega melihat Yoongi datang dan menemani Jimin.

Kim Seokjin yang sudah pasrah dengan sakitnya, bahkan merasa rela jika di panggil sang pencipta lebih cepat, karna dia sangat
merindukan Kim Namjoon. tapi Jin selalu mengkawatir kan Jimin, bagaimana bisa meninggalkan Jimin sendirian.

Siang itu Yoongi mengantar
Jimin pulang. Jimin bersemangat mengajak Yoongi kerumahnya.

"Hyeong kamu inget rumah ini kan, masih rumah yang sama, dan kamar ku juga masih sama, dimana dulu kita sering tidur saat kamu menginap
disini.

Yoongi mengangguk ragu.
"ingat" jawab nya.

walaupun rumah itu sangat asing, karna ini pertama kalinya Yoongi datang kerumah itu.

Rumah mewah yang tertata dengan sangat rapi, memasuki ruang keluarga yang luas, banyak foto-foto
terpajang di dinding ruangan.
termasuk foto Yoongi dan Jimin.

memasuki kamar Jimin. terpampang foto estetik Jimin saat menari memenuhi sebagian dinding kamar. foto itu dijadilan sebagai lampu saat memasuki kamar itu.
dibagian dinding lainya juga terdapat foto Yoongi dan Jimin dengan bingkai yang cukup besar, lengkap dengan
lampu dan pencahayaan yang
sempurna.

"kamu masih simpan foto ini."
ucap Yoongi yang berpura - pura mengingat histori foto itu

"itu foto editan, gimana kamu
bisa mengingatnya ?" ucap Jimin bingung

"aaa hyeong, duduk dulu aku mau ganti baju, sebentar lagi Jk dan V akan sampai kesini." ucap Jimin sambil mendorong Yoongi duduk
disofa kamarnya, lalu Jimin
keruang ganti.

sambil menunggu Jimin berganti pakaian, Yoongi berjalan ke rak buku, lalu membuka album foto milik Jimin, melihat foto-foto lama Yoongi dan Jimin.

"mereka terlihat sangat akrab
dan bahagia" batin Suga.

Jimin keluar dari ruang ganti, melihat Yoongi sedang membuka album foto.

Jimin yang bahagia duduk disamping Yoongi, dan antusias menceritakan
satu persatu cerita dibalik foto - foto itu.

"Jimina, sejak umur berapa kamu dirumah ini ?" Tanya Yoongi.

"mmm, umur 6 atau 7 th. aku lupa"

"kenapa ?"

"apaaaa, Jimin adalah nama
aslimu " ragu Yoongi bertanya

"Kamu memanggilku Jimin sejak pertama kita bertemu, papi dan daddy ku bilang kamu sudah menyiapkan nama itu bahkan sebelum aku dibawa kesini"

"JIYOON . MIN YOONGI. = JIMIN". lanjut Jimin dengan senyum yang tak berhenti diwajah cerianya.

Yoongi, eh bukan, tapi Suga terpaku mendengar ucapan Jimin. tak percaya walaupun dia sudah menduganya.

Suga yang terjebak dalam tubuh Yoongi tak dapat berkata - kata.

bersamaan dengan itu terdengar suara panggilan dari luar, entah JK atau V yang diantar supir yang duluan datang.

Jimin berlari keluar meninggalkan Yoongi, tanpa menyadari ekpresi Yoongi yang tak biasa.

--- to be continued ---

WARNA LAIN [YOONMIN] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang