part. 23

466 73 6
                                    

_
_
_

Jimin duduk diayunan, berayun dengan kencang, tempat favoritnya di panti itu.

Reflek Yoongi mengejarnya dan memegangi ayunan itu, karna dimata Yoongi, Jimin yang duduk diayunan terlihat seperti Jiyoon kecil dan tak boleh berayun dengan kencang.

Ayunan itu terhenti, Yoongi tak menyadari kalau sikapnya itu menunjukkan jati dirinya sebagai Suga pada Jimin.

Jimin terdiam, seketika dia mengingat Suga hyeong yang selalu memegangi ayunan itu dulu.

"Kenapa kamu memegangi ayunan nya ?" Tanya Jimin setelah beberapa saat melamun.

"Kamu gak boleh berayun kencang" jawab Yoongi.

Jimin berdiri menghadap Yoongi, tatapannya penuh curiga.

"Kenapa ?" Tanya Yoongi bingung.

Jimin tau kalau dari kecil papinya bahkan tak membolehkan nya bermain ayunan dan Yoongi tau itu, tapi apa yang dilakukan Yoongi barusan benar-benar mengingatkan Jimin pada Suga.

Terus menatap Yoongi hampir tak berkedip dan matanya mulai berkaca - kaca.

"Jimina, kenapa ?" Tanya Yoongi bingung

"Caramu memegangi ayunan mengingatkan ku pada seseorang" jawab Jimin.

Yoongi tercekat, menyadari Jimin mengingat Suga.

"Sss siapa ?" Tanya Yoongi gelagapan.

Jimin merapatkan bibir nya dan akhirnya menggeleng kan kepala.

Yoongi kembali menyadari Jimin sedang berusaha mengubur ingatan nya tentang Suga.

Melihat reaksi Jimin membuat Suga hampir gagal menyembunyikan air matanya.

Yoongi menarik tangan Jimin, "ayo berayun lagi, hyeong pegangin" ucap Yoongi sembari menuntun Jimin untuk kembali duduk diayunan.

Cara itu berhasil menyembunyi kan airmata nya yang jatuh dari Jimin yang kembali membelakanginya.

"JK bilang setiap tanggal ini kamu akan kesini tiap bulan nya." Tanya Yoongi sambil pelan-pelan mendorong ayunan yang diduduki Jimin.

Jimin mengangguk.

"Kenapa harus tiap tanggal ini ?". Lanjut Yoongi

Jimin menunduk, dan terdiam. Cukup lama diam dan akhirnya menjawab pertanyaan Yoongi.

"Dulu setelah Suga hyeong pergi, aku selalu menunggu nya di pagar depan, tapi dia tidak pernah datang"

Suga yang berdiri dibelakang Jimin menelan ludah berat.

"Sampai akhirnya tak pernah menunggu nya dipagar depan lagi, karna aku tau hanya akan sia sia".

"Tak sengaja aku melihat nya mengintip di pagar, aku sangat senang dan mengejar nya, tapi ketika aku sampai di depan pagar dia sudah tidak ada"

Suga menutup mulut, takut tangisnya akan mengeluar kan suara, sakit sekali melihat Jimin bercerita sambil melamun mengingat masa pahit itu.

"Sebulan setelah itu dia kembali datang dan hanya mengintip di depan, aku pura-pura tidak melihatnya, karna jika aku melihatnya dia pasti akan pergi lagi".

"Hampir tiap bulan dia datang, aku mencatatnya, dia selalu datang ditanggal yang sama" lanjut Jimin

Suga mengingatnya dengan jelas, minggu pertama awal bulan, toko ditempat dia bekerja dulu tutup dan Suga menggunakan kesempatan itu untuk mengunjungi Jiyoon.

"Aku selalu datang kesini. Karna khawatir dia datang dan pasti bingung jika tak melihat ku disini".

Jimin menunduk dan menyeka tetesan air matanya yang jatuh.
Pemandangan itu hampir menggoyahkan pertahanan Suga.

Tapi tak mungkin mengakui keberadaan nya pada Jimin, akan lebih menghancurkan Jimin jika tau yang sebenarnya.

"Kenapa kamu memperduli kan nya, bukan kah kamu membencinya ?" Tanya Yoongi.

"Iya benci" jawab Jimin.

"Selalu memarahiku, marah melihatku bermain, marah melihatku tertawa, makin marah jika aku menangis".

"Hmmm, dia orang yang aneh, dia marah mendengar ku bernyanyi, bahkan marah saat aku merindukan mama ku". Kenang Jimin.

"Bagaimana kalau suatu saat dia datang. Apa yang akan kamu katakan padanya ?" Tanya Suga ragu.

Jimin menghela nafas dalam.

"Mmmm, jika suatu saat dia datang aku akan berpura - pura tak mengenalnya" jawab Jimin.

"Kenapa ?" Tanya Suga

"Agar dia gak pergi lagi. Aku lebih ingin dia selalu ada dan tidak mengenalku, karna baginya aku adalah beban dan menyusahkan".

"Aku ke toilet dulu" ucap Yoongi dan berlari meninggalkan Jimin. Menjauh dari Jimin agar bisa melepaskan sesak dadanya dengan menangis.

Cukup lama baru Yoongi kembali, Jimin sudah bersama ibu pengasuh dan yang lain, siap hendak berpamitan.

Yoongi mengemudikan mobil dengan santai, tak banyak bersuara sepanjang perjalanan.

Jimin juga agak bingung melihat Yoongi yang diam aja.

"Gimana kalau kita nyari makan dulu" tanya Jimin.

"Boleh" jawab Yoongi singkat.

Mobil berhenti di restourant duduk di salah satu saung dengan pemandangan  persawahan yang indah dan damai.

Mereka mulai menyantap hidangan.

Jimin memulai pembicaraan.
"Kenapa kamu membatal kan pernikahan ?, dan kenapa dia menyalahkan ku kemaren itu?".

"Gak usah dibahas, dia hanya butuh waktu untuk menerima keputusan ku?".

"Tapi kenapa kamu ingin membatalkan ?" Desak Jimin.

"Karna kamu bilang gak suka?" Jawab Yoongi.

Jimin menghentikan makan, menjatukan sendok ditangannya dengan sedikit membantingnya kepiring

"Aku hanya bilang gak suka, bukannya suruh membatal kan" ucap Jimin dengan marah.

Kegiatan makan Yoongi juga terhenti dan menjawab Jimin dengan tenang dan pelan.

"Aku kan udah bilang, akan mengikuti apa yang kamu suka dan gak akan lakukan apa yang kamu gak suka".

"Apa maksudnya ???" Tanya Jimin dengan suara orang kebingungan.

"Aku hanya mau kau tenang, sehat dan gak ada beban fikiran. Aku hanya ingin memastikan kamu bahagia Jimina. Bisa kan kita gak usah bahas ini?" Jawab Yoongi.

"Bahagia ?. Memangnya kamu tau apa yang membuatku bahagia ?". Sanggah Jimin dengan tatapan yang tetap mendesak Yoongi.

"Kalau kamu benar-benar Yoongi kamu pasti tau apa yang membuaku bahagia".

"Jatuh cinta pada orang lain, bahkan 7th lamanya, mengabaikan pesan pesan ku, melupakan ku. Yoongi pasti tau itu semua tidak membuatku bahagia".

"Kenapa selalu Yoongi, kenapa selalu Yoongi ?" ucap Yoongi dengan nada tinggi dan sambil memukul meja.

Jimin terpaku, makin tidak
faham dengan jalan fikiran
Yoongi.

"Jimina, aku udah berusaha mengikuti mu, berusaha melakukan apa yang terbaik untuk mu. tapi kenapa kamu selalu mengungkit Yoongi yang dulu"

"karna kamu Yoongi. hilang ingatan itu hanya omong kosong, karna yang kurasa kan kamu bukan hilang ingatan,tapi kamu punya ingatan yang berbeda
dengan Yoongi"

"atau mungkin kamu bukan Yoongi?" Sanggah Jimin.

--- to be continued ---

WARNA LAIN [YOONMIN] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang