part. 4

860 100 4
                                        

_
_
_

Sesaat mereka bertatapan.

Lalu Jimin menyeka air mata di pipinya, mengalih kan pandangan, tak lama Jimin berdiri, "aku ngantuk," ucapnya dan berjalan masuk kedalam kamar.

Jimin merebahkan badan nya dikasur, berusaha menahan air matanya yang tak henti mengalir, menangis tak bersuara,

Entah kenapa rasanya begitu sedih mendengar pengakuan Yoongi yang tak mengingatnya, padahal selama 13th ini tak pernah seharipun Jimin melewati hari tanpa mengingat Yoongi.

Dari awal memang sudah aneh, Yoongi bahkan tak mau menyempatkan waktu menjempun nya dibandara.

"Adalah wajar kalau sikapnya agak canggung karna tidak bertemu cukup lama, tapi haruskah dia mengata kan tak banyak yang dia ingat tentang ku." Batin Jimin

"Semua dugaan ku tentang nya terbukti benar selama ini, dia sengaja tak membalas pesanku, dia berubah".

Yoongi masih terdiam di balkon, lewat pembatas pintu kaca itu dapat dia lihat Jimin berbaring dikasur dan menahan tangis.

"Yoongi tak pernah melupakan mu, abadi dihatinya." bisik Yoongi yang sudah pasti tak kan pernah sampai di telinga Jimin.

Jimin terlihat sangat kasihan.
walaupun selalu memasang wajah flat dan ekspresi datar, tapi setidaknya laki-laki itu masih memiliki jantung dan hati untuk tersentuh melihat Jimin, bahkan melihat eoma nya yang terus meneteskan air mata ketika melihat Jimin.

Tapi tak ada yang bisa Yoongi lakukan. Bahkan dia sudah sangat berusaha untuk menampilkan karakter Yoongi yang seperti mereka inginkan.

Yoongi memasuki kamar, pelan dia mulai berbaring disamping Jimin.

Jimin langsung memutar badan membelakangi Yoongi, masih sibuk dengan airmata nya yang susah dikendalikan.

Beberapa saat berbaring lurus dan kaku, bagaimana pun Jimin menyembunyikan, suara desisan dari hidungnya tetap dapat di dengar Yoongi.

Ada rasa bersalah dihati Yoongi, walaupun sebenarnya Yoongi sangat tidak nyaman dengan situasi ini.

Yoongi mendekati Jimin, mengentuh bahu Jimin yang tetap membelakanginya.

"Maaf, aku cuma bercanda," bisik Yoongi ditelinga Jimin, setidaknya kata-kata itulah yang terlintas dibenak Yoongi untuk menenangkan Jimin.

Mendengar itu, air mata Jimin makin tumpah. Jimin langsung memutar badan dan memeluk Yoongi erat.

"Jangan bercanda seperti itu, seharipun aku tak pernah melupakanmu, kenapa kamu bilang tak ingat aku..". Jimin menangis kencang.

Sebaliknya Yoongi terbaring kaku, hampir setengah tubuh Jimin ada diatas tubuhnya tangannya pun melingkar erat di perut Yoongi, wajahnya terbenam di dada dan kepala Jimin mapan diatas lengan Yoongi.

Tak tau apa yang harus dilakukan, seseorang menangis seperti ini, dan menempel padanya.

Seperti dejavu, lama sekali dulu, Yoongi mengingat seseorang pernah menangis dengan posisi seperti ini pada nya.

Semakin Yoongi mengingat seseorang dimasa lalunya, semakin juga dia tidak ingat apapun tentang Jimin.

Ini rumit bagi Yoongi, tak bisa dan tak mungkin untuk dijelaskan.

Yoongi mulai menggerak kan tangan nya yang tadinya membentang kaku, pelan mengusap punggung Jimin.

"Hsssttt,,, udah aku yang salah. Maaf". Bisik Yoongi, mau tak mau Yoongi harus memeluk Jimin, mengusap punggungnya sampai akirnya Jimin tertidur.

WARNA LAIN [YOONMIN] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang