part. 24

635 78 2
                                        

_
_
_

"Jimina, aku udah berusaha mengikutimu, berusaha melakukan apa yang terbaik untuk mu. tapi kenapa kamu
selalu mengungkit Yoongi yang dulu"

"karna kamu Yoongi. hilang ingatan itu hanya omong kosong, karna yang kurasa kan kamu bukan hilang ingatan, tapi kamu punya ingatan yang berbeda
dengan Yoongi"

"atau mungkin kamu bukan Yoongi?".

Yoongi terdiam menatap Jimin yang makin emosional.

"Apa mungkin Yoongi tak mengerti sedikitpun tentang piano?, atau bahkan kamu yang faseh berbahasa inggris sampai tak bisa berkomunikasi ketika pindah kesana ?".

"Kamu tau dari mana ?" Tanya Yoongi makin khawatir.

"Kamu siapa ?. Jawab ?". Desak Jimin

Yoongi mematung, tak tau bagaimana menjawab Jimin.

"Kalau kamu Yoongi, kamu pasti ingat ada apa antara kita, kalau kamu hilang ingatan kamu pasti tak akan ingat lagu yang selalu kamu nyanyikan untuk ku"

"Ada apa antara kita ?". Tanya Yoongi.

"Yoongi mencintai ku, dan tak mungkin jatuh cinta pada orang lain." Tegas Jimin.

Yoongi mengghela nafas dalam.

"Minta apa saja asalkan jangan minta aku untuk mencintai mu." Jawab Yoongi pelan dan menunduk menghindari kontak mata dengan Jimin.

"Lalu kamu mencintainya ?" Tanya Jimin juga mengalih kan pandangan.

Yoongi diam tak menjawab dan terus menunduk kembali fokus kemakanan nya.

Jimin menatap Yoongi menunggu jawaban, atau setidaknya sedikit alibi yang bisa di maklumi Jimin.

Karna Yoongi hanya diam, Jimin akhirnya juga menunduk dan kembali makaan.

Keheningan yang canggung antara mereka.

"Kamu adik ku gak mungkin kita punya hubungan yang seperti itu. Cerita yang dulu itu hanya karna kita masih kecil dan belum tau apa-apa" ucap Yoongi setelah cukup lama diam, agar Jimin lebih tenang.

"Lalu ceritamu dengan nya adalah cerita yang dewasa, cerita cinta yang sesungguh nya, gitu ?" Jawab Jimin sambil tetap menunduk.

Yoongi melihat Jimin walaupun Jimin tak mengangkat wajahnya.

"Selama ini aku hanya memikirkan mu, sampai aku gak sempat memikirkan apakah itu cinta biasa, atau apakah itu cinta yang sesungguhnya".

Mereka akhirnya bertatapan.

"Apakah kamu diobati, apakah operasi mu akan berhasil, apakah kamu sehat. Hanya itu yang ku fikirkan". Lanjut Yoongi.

"Tapi kamu memacarinya " jawab Jimin dengan mata mulai berkaca-kaca.

"Aku membuka hati padanya setelah tau dia bernama Jiyoon, karna aku selalu memikirkan Jiyoon."

Makin sengit, tatapan mereka makin dalam, makin tajam dan sama-sama berkaca-kaca.

"Aku harus menelpon papa mu, menanyakan ada apa sebenarnya, menanyakan siapa kamu sebenarnya" tegas Jimin.

"Yoongi akan sangat marah mendengar nama Jiyoon. Yoongi tak mungkin memikirkan operasi ku berhasil atau tidak, karna jauh sebelum kamu pergi aku sudah di operasi"

"Dan Yoongi gak akan marah seperti mu sekarang ketika aku mengungkit Yoongi yang dulu"

"Kamu siapa ?" Ucap Jimin dengan tatapan penuh curiga.

Pertahanan Suga nyaris goyah, menyakitkan sekali ketika Jimin selalu membahas Yoongi, tapi akan menahan dirinya ketika ingatan tentang Suga muncul.

"Apa hanya Yoongi yang penting untuk mu?, kenapa hanya ada Yoongi di ingatan mu ?" Tantang Suga

Jawaban yang membuat Jimin merinding, "apakah kecurigaan nya sedang dibenarkan oleh Yoongi" fikirnya.

"Jika aku adalah Yoongi yang seperti kamu ceritakan, aku pasti akan memperjuangkan cinta mu, aku pasti tak akan meninggal kan mu, walaupun harus ribut dengan orang tua ku".

"Kenapa kamu terus mengingat nya sedalam ini, sedangkan orang yang kamu bilang kakak mu dipanti kamu lupakan begitu saja". Tantang Yoongi.

Hati Suga berusaha meminta mulutnya untuk berhenti berbicara, tapi emosinya tak bisa diajak kompromi.

Jimin terpaku.

Tak faham kemana arah percakapan ini, kenapa jadi seolah sedang berdebat dengan Suga dan bukan dengan Yoongi.

Yoongi yang Jimin tau sama sekali tak suka jika Jimin mengungkit masa lalau nya. Apakah mungkin sekarang tiba-tiba Yoongi malah membela Suga.

Tak ingin melanjutkan perdebatan itu, Jimin  menangis, berdiri dan berlari menuju mobil.

Yoongi jadi khawatir, berusaha menetralkan nafas dan emosi nya, lalu membayar makanan dan segera menyusul Jimin kemobil.

Di mobil Jimin tengah membersihkan pipi nya dari air mata, bernafas sedikit lebih cepat dari normalnya. Mata Jimin menatap jauh keluar Jendela mobil.

Yoongi diam cukup lama mastikan Jimin tenang, lalu menggenggam lembut tangan Jimin,

"Maaf ya," ucap Yoongi pelan.

Sepanjang perjalanan Jimin hanya diam tak bersuara, membuat Yoongi juga tak berani mengucapkan apa apa.

Sama - sama larut dalam fikiran masing - masing.

Sampai dirumah juga Jimin tetap diam dan langsung masuk kamar.

Makan malam dirumah Jimin, Hanya Seokjin dan Yoongi di meja makan.

"Mana Jimin ?"

"Jimin ketiduran, sepertinya kelelahan, nanti biar ku bawakan makan ke kamar saja pi." Jawab Yoongi beralasan.

"Mmmmm. Ingatkan dia jangan latihan terlalu keras, jangan terlalu lelah".

Yoongi membawa kan makanan Jimin ke kamar, Jimin masih cemberut dan sibuk dengan hp nya sambil berbaring di tempat tidur.

Yoongi meletak kan nampan yang dia bawa di meja, lalu menghampiri Jimin, duduk disamping Jimin.
"Ayo makan dulu" ucapnya pelan sambil menarik tangan Jimin dengan lembut.

Jimin menarik tangannya dari Yoongi, wajahnya seperti marah dan seperti ingin menangis, menahan gondok didadanya. Ada perasaan tak tenang yang susah digambarkan di hati Jimin.

"Nanti aku makan" jawab Jimin datar.

Yoongi dengan sabar menghadapi Jimin.
Hari ini Suga menguasai tubuh Yoongi, sulit rasanya untuk berpura-pura sebagai Yoongi.

Dimata Suga saat ini hanya ada Jiyoon yang sedang susah disuruh makan dan menjawab Suga dengan suara berat menahan tangis, karna dia merindukan mama nya.

Suga akan membujuk Jiyoon dengan lembut, Jiyoon menolaknya tapi juga takut jika mengeluarkan air mata. Karna kalau dia menangis atau Suga bosan bersikap lembut tapi Jiyoon tak menurut maka sikap lembut Suga akan berubah marah.

Yoongi menatap Jimin yang menolak ajakannya untuk makan dan tetap sibuk dengan hp nya.
menatap dalam-dalam, rasanya ingin memeluk Jiyoon erat-erat, tak sadar air mata Suga mengalir.

--- to be continued ---

WARNA LAIN [YOONMIN] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang