part. 18

541 76 3
                                    

_
_

_

Yoongi mengangguk pelan dan tertunduk "masalah yang harus ku hadapi sendiri"
ucapnya pelan seolah berujar
pada dirinya sendiri.

Jimin dan JK menghabiskan waktu bermain game, seperti biasa yang mereka lakukan saat tidak ada jadwal latihan.

Jimin senang saat mendengar ada yang datang, mengira Yoongi dan V kembali, tapi wajah Jimin berubah kecewa ternyata yang kembali hanya V sendiri, tanpa Yoongi.

"Yoongi bilang dia perlu pergi kesuatu tempat" jelas V

Fikiran Suga dipenuhi oleh rasa keingintahuan, dan memutuskan mendatangi panti asuhan tempat dia dan Jiyoon pernah tinggal.

Bagaimana bisa Jiyoon diadopsi tanpa seijin dan sepengetahuan nya sebagai keluarga Jiyoon satu - satunya saat itu. Dan Suga juga ingin memastikan apakan benar Jimin yang sekarang adalah Jiyoon yang dia cari.

Bertemu dengan ibu kepala panti yang sudah berganti dengan yang baru, bukan ibu yang Suga ingat dulu.

Data yang di dapat Suga sangat jelas bahwa Jiyoon diadopsi oleh Kim Seokjin.

Suga berjalan mengitari pekarangan panti yang tak banyak berubah, bayangan dirinya muncul disetiap tempat.

Suga yang dulu penuh emosi dan kekecewaan pada ayahnya dan kecewa pada keadaan.

Bayangan Jiyoon yang hampir selalu menangis, tak jarang Suga berlari mengitari semua tempat dipanti mencari Jiyoon yang pergi bersembunyi menangis karna merindu kan mamanya dan takut dimarahi Suga.

Jiyoon mungkin tak faham alasan Suga memarahinya menangis adalah agar sakitnya tak kambuh, karna melihat Jiyoon dirumah sakit, setiap saat harus disuntik, entah kenapa Suga yang melihatnya merasa lebih sakit dari yang dirasakan Jiyoon.

Suga berdiri terpaku memandangi ayunan di taman, ayunan yang selalu ingin Jiyoon naiki, tapi ibu pengasuh melarang Jiyoon karna tidak baik untuk kesehatannya,

sering Suga dan Jiyoon bersembunyi ke ayunan itu, Suga memegangi ayunan itu agar Jiyoon bisa menaikinya dan tidak bergerak terlalu kencang.

Airmata Suga terus mengalir tanpa di komando,
"Jiyoon yang malang, bahkan setelah berubah jadi Jimin pun tetap menyedihkan, bagaimana jika dia tau Yoongi yang dia nantikan itu memang selamanya tak kan pernah kembali. Bagaimana jika Suga yang sangat dia benci yang malah muncul. " batin Suga.

Seorang perempuan tua menghampiri dan memegang pundak Suga yang menangis duduk ditaman.

"Apa dulu kamu pernah disini ?, jangan menangis walaupun berasal dari panti, lihatlah kamu tumbuh seperti sekarang." Ucap ubu yang sudah mengabdikan hampir seluruh hidupnya dipanti itu.

Suga menatap perempuan tua itu, tak terlalu ingat siapa ibu itu, tapi Suga mengingat dengan jelas suara khas milik si ibu.

"Ibu pengasuh"

"Apa kau mengenal ku ?"

"Ya, aku dan adikku Jiyoon dulu pernah disini ?"

"Jiyoon ?" Tanya ibu itu sambil berusaha mengingat.

"Ada banyak yang bernama Jiyoon, maaf ibu tidak mengingat kalian satu persatu".

"Aku meninggalkan adikku yang sedang sakit disini, aku datang untuk mencarinya".

Ibu itu terdiam dan mencoba mengingatnya.
"Suga ?, kamu benar Suga ?" Ucap ibu pengasuh dan mulai menangis sambil memeluk Suga.

Memukul mukul bahu Suga,
"Aiyooo, Sugaa, kenapa kamu kabur dari panti, ibu bahkan sampai tidak kuat melihat betapa sedihnya Jiyoon karna kamu pergi."

Tangis Suga makin jadi, "apa yang terjadi padanya ?" Tanya Suga.

Ibu pengasuh menjawab dengan menggelengkan kepala, seolah jawaban dari pertanyaan Suga itu tak dapat digambarkan dengan kata-kata.

"Ibu ikut menangis dengannya tiap malam sampai setahun, akhirnya dia diadopsi orang ?" Kenang ibu pengasuh.

Ibu itu mengusap punggung Suga yang tak berhenti menangis,

"tenanglah kamu akan segera bertemu dia, hampir tiap bulan Jimin, orang tuanya mengubah nama Jiyoon, pasti datang kesini. Dia sangat sehat dan hidup bahagia. Ibu akan memberi mu nomor telpon nya"

Suga tercekat , memegang erat tanganibu itu. " ibuk, jangan sampai Jimin tau aku datang kesini, ibuk harus janji akan merahasiakannya dari Jimin, kumohon ibuk" desak Suga

Raut wajah ibuk itu berubah bingung, "kenapa begitu ?".

"Aku baru saja menemukan nya, aku gak mau kehilangan dia lagi. Pokok nya ibuk harus merahasiakan, aku pasti akan menjelaskan alasannya nantik, ku mohon" pinta Suga.

Jam besuk siang itu akhirnya Jimin pergi bersama V dan JK, tanpa Yoongi.

Jimin senang karna kondisi papinya terlihat lebih baik, walaupun tak dapat menyembunyikan uring - uringannya akan keberadaan Yoongi.

Supir membawa Yoongi ke rumah keluarga Hosek, rumah yang bahkan lebih megah dari rumah Jimin, banyak ruangan, banyak pelayan.

V menyambutnya "kamu kemana aja sampai malam begini, bukan kah kamu janji pada Jimin akan membesuk papi Jimin sore tadi.?"

"Yang mana kamar ku ?" Tanya Yoongi dan mengabaikan pertanyaan V.

"Hah, inikan rumah mu, masak kamu gak ingat yang mana kamar mu" jawab V heran.

Pelayan mengantarkan Yoongi kelamarnya,

"Aku mau istirahat" ucap Yoongi singkat dan meninggalkan V.

Kelakuan aneh yang sudah biasa buat V, dan hanya menggelengkan kepala lalu kembali masuk kekamarnya.

Sampai larut malam Jimin menunggu, berharap Yoongi kembali atau setidaknya memberinya kabar,

Bolak balik melihat hp nya, dan juga tak berani menghubungi Yoongi, lelah menunggu dan akhirnya Jimin tertidur sambil menggenggam hp ditangannya.

Tak ada bedanya dengan Yoongi, kamar mewah yang konon adalah rumah masa kecilnya itu tak sedikitpun membuatnya tenang.

Entah sebagai Suga ataupun sebagai Yoongi, tapi fikiran selalu ingin menemui Jimin, meskipun ada rasa ketakutan kalau rahasianya akan terbongkar.

Yoongi akhirnya memutus kan kerumah Jimin larut malam itu.

Memasuki kamar Jimin, mendapati Jimin tertidur.

Yoongi memandangi Jimin begitu lama, berusaha menahan suara tangisnya agar tak mengganggu Jimin.

Naik ketempat tidur dan duduk disamping Jimin.

Menyentuh Jimin pelan, dan sentuhan itu membuat Jimin kaget dan terbangun.

Yoongi berbaring disamping Jimin dan menangis tak tertahan.

" peluk aku " ucap Yoongi

"Ya ???" Jawab Jimin yang mendengar permintaan aneh Yoongi.

"Sebentar saja" pinta Yoongi dengan suara parau dan menarik tangan Jimin agar memeluknya.

"Kenapa ?" Bisik Jimin

Yoongi tak menjawab dan hanya menangis, menahan tangan Jimin agar tak melepaskan nya.

Berulang kali Jimin bertanya namun tak pernah dijawab Yoongi, sampai lelah menangis akhirnya mereka tertidur dan berpelukan sampai pagi.



--- to be continued ---




WARNA LAIN [YOONMIN] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang