part. 10

625 79 14
                                    

_
_
_

Sementara Hoseok dan istrinya kembali kekorea setelah pemakaman Yoongi, mereka sangat terpukul, terlebih kondisi eoma Yoongi yang merasa sangat kehilangan.

Suga memasuki semua ruangan rumah sakit mencari Jiyoon, secara tidak sengaja masuk ke kamar eoma Yoongi yang sedang dirawat.

Eoma Yoongi kaget melihat seorang anak yang sangat mirib dengan Yoongi masuk kekamarnya.

Perempuan itu langsung memeluk Suga dan mengira itu adalah anaknya. Eeoma Yoongi terus merayu suaminya untuk membawa Suga yang dianggab sebagai Yoongi itu pulang.

Kondisi istrinya yang tak normal setelah kehilangan Yoongi kembali bersemangat semenjak bertemu Suga.

Akhirnya mereka membuat ide gila itu, bernegosiasi dengan Suga agar Suga menggantikan posisi Yoongi, dan kematian Yoongi dijadikan rahasia dari keluarga besar dan dari semua orang selamanya.

Setelah susah payah membujuk Suga, dengan iming-iming Hoseok akan memberikan sejumlah uang pada ayahnya untuk bisa mengembalikan semua uang yang telah dia curi untuk biaya pengobatan Jiyoon. Akhirnya Suga menyetujui nya.

Karna satu satu nya hal yang penting dan difikirkan Suga belia saat itu hanyalah kesembuhan Jiyoon.

Hoseok memastikan orang nya telah mengantarkan ayah Yoongi kepanti asuhan dan menyerahkan uang itu untuk biaya operasi Jiyoon.

Karna Suga tak mau datang sendiri, jika dia bertemu Jiyoon maka Jiyoon pasti akan menangis dan tak akan membiarkannya pergi.

Sejak saat itu kehidupan Suga berubah seluruhnya, dia dibawa pindah ke paris, dengan identitas baru dan menjalani hidup sebagai Yoongi.

13 tahun berlalu, dan perasaan kekhawatiran tentang Jiyoon kembali menghantui Suga yang kini sudah berubah menjadi Yoongi setelah melihat Jimin sakit sama seperti Jiyoon ketika sakit.

"Orang suruhan papa mengawal ayah mu sampai dipanti tempat Jiyoon. Dan beberapa waktu setelah itu, beberapa kali juga papa suruh orang untuk mengecek ulang."

"Pengurus panti mengatakan Jiyoon benar sudah dioperasi tranplantasi hati."

"Lalu kenapa Jimin juga pernah melakukan operasi yang sama ?".

"Papa sudah tau Jimin jauh sebelum bertemu dengan mu, Jimin adalah anak dari teman papa, kecil kemungkinan Jimin dan Jiyoon adalah orang yang sama".

Hoseok menyentuh bahu Yoongi, "Yoongia, kamu adalah anak kami, tak bisakah kamu melupakan masa lalu, kamu, papa dan eoma kita sudah berjuang sejauh ini."

"setidaknya kamu juga punya Jimin sebagai pengganti Jiyoon. kamu bisa menanyakan tentang
bagaimana Jimin dan Yoongi dulu pada kami"

Yoongi menunduk, tak mau membantah papa nya, walaupun bukan orang tua kandung, tapi papa dan eoma nya sangat sayang dan selalu sabar menghadapinya selama ini.

Jimin berbaring, sangat lelah hari ini karna seharian latihan untuk event yang makin dekat.

Sehari setelah sampai dikorea, jadwal latihan Jimin sangat padat.

Mengambil hp dan membuka pesan Yoongi satu per satu. Ada begitu banyak pesan, menanyakan Jimin dan meminta Jimin untuk membalas pesan nya.

Yoongi yang biasanya selalu mengabaikan email nya, yoongi yang cuek saat bertemu, Yoongi yang membuatnya sedih dan kecewa dan kenapa sekarang jadi terus mengiriminya pesan.

Rasanya makin tak mengenal Yoongi yang selalu dirindukannya, dia aneh. Jimin tak tau harus membalas pesan Yoongi atau terus mengabaikan nya saja.

Yoongi kembali kekamar nya, tak tau harus tenang atau malah tambah gelisah setelah mendengar penjelasan papanya.

Duduk didepan laptop, melihat email email Jimin dulu, banyak hal yang dikatakan Jimin yang hampir tak pernah dibalas Yoongi.

Ingatan Yoongi, Jiyoon pasti segelisah ini menunggunya. Tak terasa Yoongi menangis, perasaan nya sangat ingin menghubungi Jimin, memastikan kalau Jimin baik baik saja sekarang.

Sudah 3 hari Jimin meninggal kan Paris, tapi tak sekalipun Jimin mengabari bahkan membalas Pesan Yoongi.

Hp ditangan Jimin berbunyi, Jimin membiarkannya sampai mati sendiri, dan akhirnya hp itu pun kembali berbunyi. Panggilan dari Yoongi.

Yoongi seakan tak percaya Jimin mengangkatnya.

"Ya.."

Yoongi gelagapan, tiba-tiba ada rasa tertekan dan tak tau harus mengatakan apa.

"Apa kamu juga gak punya alasan untuk apa menelpon ku?". Ucap Jimin karna setelah mengangkat telpon tapi orang yang menelepon diam aja.

"Aa mmm, kamu gimana?" Ucap Yoongi sedikit canggung.

"Gimana apanya ?" Jawab Jimin ketus.

"Kamu sehat kan ?".

Jimin diam.

"Jimina, apa dulu kamu tinggal di panti asuhan?". Tanya Yoongi ragu.
"Aku tau pasti akan kecewa jika menanggapimu, harusnya aku mengabaikan mu saja." Jawab Jimin, memutus sambungan telepon itu.

Yoongi terdiam, kehabisan cara berkomuni kasi dengan Jimin.

tak tau bagaimana memulai percakapan dengan Jimin, sedangkan Yoongi merasa ingin tau semua tentang Jimin, andaikan Jimin ternyata bukan Jiyoon,
setidaknya bisa mengobati kerinduan Suga pada Jiyoon.

Jimin tak dapat membendung air mata nya mengingat Yoongi, rasanya Yoongi yang ada di ingatan nya memang sudah
berbeda.

--- to be continued ---

WARNA LAIN [YOONMIN] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang