_
_
_"Apa kau ingin datang ?" Tanya Jin.
"Boleh kah ?". Tanya Jimin berharap
Jin mengangguk, "kamu hampir merayakan ulang tahun ke 26 sekarang, papi sudah tidak khawatir lagi membiarkan mu pergi sendiri, walaupun dimata papi kau tetaplah Jimin kecil ku."
Yoongi keluar dari kamar mandi, melihat V senyum senyum sendiri di depan laptop milik Yoongi.
"Aku menyuruh mu membaca dan membalas pesan nya, bukan berarti kamu boleh membalas aneh-aneh sampai senyum-senyum sendiri begitu." Ulti Yoongi sambil tetap sibuk menggosok anduk kekepalanya mengering kan rambut.
"Ada begitu banyak email, kenapa gak pernah kamu balas, apa kamu gak merasa itu keterlaluan". Jawab V, yang malah balik bertanya.
"Aku gak tau harus jawab apa" jawab Yoongi singkat.
"Dia hanya bercerita tentang keseharian nya, dan juga membahas ingatan tentang keseruan hubungan kalian dimasa lalu, kenapa bisa kamu gak tau harus jawab apa." Lanjut V.
Yoongi menyeringai. "Hmmm, ingatan dimasa lalu...., itu masalahnya, tak ada satupun ingatan masa lalu ku tentang dia". Jawab Yoongi.
"Apa maksudmu ?, dari semua email nya yang ku baca, dia sangat manja padamu, dan hubungan kalian dulu memang sangat dekat, kenapa bisa kamu tak ingat apapun, bukankah kamu meninggalkan korea umur 16th, seharusnya kamu masih bisa mengingatnya".
Yoongi tak menjawab lagi, sepertinya Yoongi memang tak tertarik membahas tentang Jimin.
"Aaaa, atau mungkin kamu mempunyai masalah semacam hilang ingatan gitu barangkali ?". Desak V yang masih penasaran sambil berjalan menuju sofa dimana Yoongi duduk.
Yoongi menggeleng, wajah nya membuat ekspresi yang sulit dijelaskan.
"Aku mengingat semua kejadian dimasa laluku, kecuali tentang dia". Ucap Yoongi pelan, matanya tertuju ke satu arah, untuk sesaat Yoongi stak seperti larut dalam fikiran sendiri.
"Kamu balas apa ?", ucap Yoongi selanjutnya, setelah keluar dari lamunan nya.
"Aku mengundangnya untuk datang di pertunju kan besok".
"Hhmm, dia tak akan datang, aku dengar papi nya lagi sakit, papa bilang dia juga adalah seorang dancer dengan jam terbang tinggi dengan jadwal yang padat disana."
"Tapi dia jawab akan usahakan untuk datang. Aku tak sabar ingin bertemu dengan nya". Ucap V
Yoongi menangkap raut bersemangat dan senyum mesum teman nya itu.
"Ya semoga aja dia cantik dan bohay seperti selera mu" jawab Yoongi sambil membalas tawa V dengan senyum tertahan nya.
"Tapi dia cewek kan ?" Tanya V memastikan.
Yoongi terdiam, dia juga tak punya gambaran, apakah Jimin itu perempuan atau laki - laki.
"Dari bahasa bahasa di emailnya, dia seperti seorang perempuan gak sih ?". Jawab Yoongi.
V menjadi makin bingung dengan Yoongi, bukan kah orang yang sedang mereka bicara kan adalah orang yang sangat dekat dengan Yoongi dan keluarga, walaupun dia beralasan lupa, tapi masak iya sampai lupa Jimin itu laki-laki atau perempuan.
V kembali mengajukan pertanyaan pada Yoongi, tapi sebelum dia menyelesaikan omongan nya, handuk lembab bekas mengeringkan rambut Yoongi tadi sudah mendarat diwajah V.
Yoongi melempar V dengan handuk itu karna tak ingin membahas apapun lagi.
"Sana kembali kekamar mu, aku ngantuk". Ketus Yoongi
Seokjin menelpon Hoseok, mengabarkan kalau Jimin sudah berangkat tadi pagi.
Tak ada yang berubah dihati Jin, Jimin tetaplah anak kecil kesayangan nya yang dengan kondisi lemah dan selalu mengkhawatirkan nya.
Sedangkan Jimin tumbuh jadi lelaki dewasa yang menawan sekarang, fisiknya juga tidak bisa dikatakan lemah lagi. Mengingat profesinya yang sebagai seorang penari profesional.
Sisa dari operasi tranplantasi hati yang pernah dijalani juga berhasil dengan baik, walaupun terkadang dibagian dada kiri ada rasa nyeri, ketika Jimin dalam kondisi terlalu bahagia, ataupun terlalu sedih. Selebihnya Jimin adalah pemuda yang sangat sehat.
Berjam jam di pesawat, pusing dan mual, tapi itu tak menyurutkan antusias Jimin, karna dalam beberepa jam lagi dia akan bertemu Yoongi, bertemu kembali setelah 13th lamanya. Jimin sangat bahagia dan bersemangat.
kedua orang tua Yoongi menunggu kedatangan Jimin di bandara.
mereka tidak sabar ingin segera bertemu Jimin, anak yang dulu selalu mereka anggab sebagai anak sendiri, anak kedua mereka setelah Yoongi.
Dan juga ada V, disuruh papa Yoongi untuk datang kebandara, agar begitu sampai V bisa membawa Jimin ke tempat Yoongi latihan.
Jimin berjalan menuju pintu keluar, dari kejauhan terlihat papa Hoseok dan istrinya.
Mata Jimin terus mencari sosok Yoongi, melihat dua orang yang dikenal nya, dan seorang pemuda seusianya, "tapi apakah mungkin itu Yoongi, kenapa garis wajahnya terlihat berbeda" batin Jimin
Pertemuan haru antara mereka, terutama eoma Yoongi yang tak henti menangis memeluk Jimin.
Jimin juga terharu dengan eoma Yoongi yang dari dulu memang menyayangi nya.
Setelah 13th wanita paruh baya itu terlihat lebih renta dari yang Jimin bayangkan.
Cara eoma Yoongi menangis sangat emosional seolah benar - benar merindukan seorang anak kandung yang tak dilihatnya begitu lama.
Akhirnya sampai di gedung konser, Jimin yang sudah dikenalkan dengan V, mengantar nya menuju tempat Yoongi.
Gedung aula yang begitu besar, di tengah duduk Yoongi sedang memain kan pianonya.
Begitu melihat Yoongi dari kejauhan Jimin langsung berlari kencang menuju Yoongi dan langsung memeluknya.
Pelukan yang begitu erat, cukup lama Jimin menangis dalam pelukan Yoongi.
Yoongi mengelus punggung Jimin, berusaha membuat seseorang yang memeluk nya sangat erat itu agar tenang.
Wajah Yoongi bingung, sesekali dia melihat ke arah V, an sambil tetap memainkan peran dengan sempurna, berusaha agar Jimin tidak sampai mengetahui bahwa sesengguhnya dia tidak tau apapun tentang Jimin.
Bahkan bagi Yoongi yang sekarang sedang memeluk Jimin, ini adalah pertama kali dalam hidupnya bertemu Jimin.
Pelan pelan, akirnya mereka melepaskan pelukan itu.
"Aku sangat merindukan mu" ucap Jimin yang masih berurai air mata."Aku juga". Jawab Yoongi, jawaban yang terdengar.sedikit canggung dan kaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARNA LAIN [YOONMIN] || END
FanfictionSelalu manis kisah kisah tentang duo kesayangan kita ini. Kali ini aku akan coba tulis cerita cinta yang sedikit lebih simple dari book book sebelum nya, tapi dengan background kisah yang tetap rumit dan keterikatan perasaan yang kuat antara Yoongi...