Natala mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi,air mata terus menetes tak terhenti membasahi pipinya.
Ia usap kasar air mata itu, hingga tanpa sengaja mobilnya menyerempet seseorang, nata menghentikan mobilnya terkejut lalu beranjak keluar dari dalam mobil.
"Tuan baik baik saja? " Tanya panik natala sembari membantu pria tersebut berdiri
"Tuan chen"
Pria tampan itu dengan sepontan menengok berhadapan dengan lawan bicaranya, netranya bertemu dengan natala yg khawatir.
"Tuan manis" Ucap chen dengan tersenyum
"Natala, aku natala"
"Maaf jika aku melukai mu"
"Kau tak apa tuan? "
"Apakah ada yg terluka? " Ucap nata memburu tanpa jeda"Saya baik tuan"
"Ahh natala, aku tak apa"
"Sungguh" Ucap chen menenangkan nataSejujurnya yg korban siapa mengapa begitu terlihat jelas chen yg mencoba menenangkan pria maniss tersebut yg terlihat begitu khawatir.
"Kau sendiri bagaimana? "
"Kondisi mu baik? ""Aku baik, harusnya kau mengkhawatirkan diri mu sendiri chen"
"Kau yg ku serempet" Jelas natala"Aku tak apa Nat sungguh lihatlah aku bisa berjalan dengan baik" Rachen berjalan tegap di hadapan natala demi meyakinkan dia.
"Baiklah jika kau baik baik saja"
"Sekali lagi aku meminta maaf"
"Kalau memang kau baik baik saja, aku pamit"Nata beranjak pergi dari sana namun ia terhenti ketika lengannya di cekal oleh rachen.
"Kau baik baik saja natala?? "
"Ituu..... "Rachen hendak menyentuh pipi natala yg terlihat memar namun pria manis tersebut berhasil mengelak darinya.
"Maaf tuan, saya baik baik saja"
"Kalau begitu saya pamit"Sejujurnya natala begitu khawatir dengan pria tersebut, terlebih pria itu juga pernah menolongnya akan tetapi rasa takut untuk kembali berdekatan dengan seorang alpha membuat dia cukup menjaga jarak.
Rachen menatap natala yg mulai memasuki mobilnya lalu mengendarai menjauh dari sana.
"Manis sekali" Ucap nya lirih
"Chen" Tegur nara dari arah belakang sembari menepuk pundak nya
"Astaga terkejut aku"
"Bisa tidak kau bersikap lembut sekali saja padaku nar" Ucap chen"Tidak"
"Sudahlah jangan drama ayo kembali ke kantor"Siang ini chen dan nara memang sedang ada pertemuan bisnis namun ketika hendak kembali ke kantor nara tetiba ingin ke toilet, rachen yg malas menunggu nara lama ia ingin kembali ke mobil terlebih dahulu tapi siapa sangka saat hendak Menyebrang dirinya malah di serempet oleh pria manis itu.
Pov rachen.
Kembali ku bayangkan senyum manis yg tercetak di bibirnya, hingga kembali ku ingat manusia mana yg tega membuat dirinya terlihat begitu menyedihkan.
Mataku tak salah lihat tadi terdapat memar di pipinya, dan matanya juga terlihat bengkak apakah ia habis menangis .
"CHEN!!! " ku tatap sinis nara yg mengejutkan ku dari lamunan
"Apa sih nar"
"Lama lama terkena serangan jantung aku jika terus menerus kau kejutkan begini" Ucap ku sinisNara memang sangat suka membuat ku emosi, ia juga begitu suka mengatur ku seenaknya padahl aku lah bos dia akan tetapi aku tak bisa marah padanya karna hanya dia satu satunya sahabat yg bertahan dengan diri ku yg keras kepala ini.
"Kau melamun terus ku lihat"
"Mikirin apa sihh"
"Kek banyak beban aja" Cibir nya"Kepo bgt"
"Fokus nyetir gih,ntr nabrak lagi mahal nih mobil"Nara menatap ku sinis, lalu mulai menyetir dengan begitu kencang.
"Biar kalo nabrak kita mati bareng"
Aku terkejut dengan apa yg dia ucap, seenaknya aja ngajakin mati bareng
Fikiran ku teralihkan ketika tanpa sengaja bayangan pria manis itu muncul begitu saja di benak ku, senyum ku terbit ketika aku mengingat senyuman manis nya
"Sungguh pria manis"
"Aroma vanila yg ia miliki begitu candu di penciuman ku" Ucap ku lirih"Dasar orang gila"
Aku menatap sinis pria menyebalkan yg duduk di kursi kemudi ini, ia benar benar tak bisa membuat ku tenang walau sehari.
TBC
SEE YOU NEXT CHAPTURE
KAMU SEDANG MEMBACA
MEANING OF LOVE (Blm Revisi)
Short StoryBagaimana jika tatapan mata semanis itu mampu memberi luka sedalam samudra??