10

417 33 1
                                    

2minggu kemudian.

"Natala keluar" Teriak mom dari luar kamar

"Mau sampai kapan kamu berdiam diri di kamar ha?
" Sungguh manusia tak tau di untung"
"Hidupmu sudah begitu sempurna dengan adanya Aksa namun kau tinggalkan dia begitu saja "
"Dasar manusia tak bersyukur"
"Keluar dan ambil makanan ini, lain kali aku tak kan mau mengantarkan makanan ini lagi padamu"

Nata hanya berdiam terduduk di tepi ranjang mendengar setiap perkataan sang ibu, air matanya terus menerus menetes tanpa jeda sudh hampir 2minggu ini ia berdiam diri di dalam kamar enggan untuk keluar ataupun beraktivitas bahkan ia hanya menatap tak minat makanan yg selalu di bawakan oleh pembantunya atau mom.

Makian yg selalu dia dengar setiap hari sudah membuatnya cukup kenyang hingga membuat natala enggan menelan makanannya.

"Kamu benci ayah ya nak"
"Kenapa kamu ninggalin ayah sendirian bahkan sebelum ayah tau kamu ada"
"Ayah takut sendirian" Ucap natala lirih sembari terus menerus mengusap perutnya

Perasaan bersalah yg terus menerus muncul pada anaknya membuat natala enggan melakukan apapun, ia beranggapan kematian anaknya adalah kesalahan yg ia perbuat sendiri.

"Harusnya kamu ajak mama nak"

Jelasnya dengan menangis merintih, kegelapan menemani natala setiap hari siang dan malam ia tak berniat sedikitpun menyentuh makanannya.

............

Rachen terduduk diam pada kursi kepemimpinannya, ia putar ke kanan ke kiri  dengan jemari yg memangku dagunya.

"Kalau ngantuk tidur di mansion bukan di kantor" Cibir Nara sembari meletakkan dokumen di atas meja kerja rachen

"Ku pandang dari wajahnya ia begitu manis"
"Matanya yg sayu dengan bibir ranum membuat kesan tersendiri bagi dirinya"

"Siapa yg kau maksud" Ucap Nara sewot

"Jangan aneh aneh deh jadi manusia, yang positif positif aja gitu gabisa chen? "
"Ada aja tingkah nya, perasaan gw gk enak bgt"
"Chen siapa sih yg kau maksud"
"Chennnnn"
"Astga yatuhannn"
"RACHEN ANJING" teriak Nara tepat di samping telinga chen

"Apasih Naraaaaaa"
"Aku dengar gk tuli"

"Oh kirain"
"Kau kan manusia random jadi harus di gituin dulu biar sadar"

"Apa hubungannya random sma aku"

"Ntah" Ucap nara singkat lalu beranjak keluar dari sana

"Yg random aku apa dia sih sebenernya" Cibir rachen dengan menatap kesal nara

................

Prama menatap lurus kedepan sembari terus menerus mengaduk sup buatannya, kegiatannya tersebut tak luput dari pandangan Nara.

"Sayang"
"Kamu kenapa? " Tanya Nara namun pria di hadapannya ini hanya diam tak menjawab

"Ayyyy"
"Pramaaa"

"Ha, iya?? "
"Kenapa kak? " Jawab prama terkejut ketika Nara mengenggam jemarinya

"Kamu yg kenapa?"
"Ada masalah??? " Tanya Nara khawatir, karna tak biasanya prama terdiam seperti ini

"Aku gapapa kak sungguh"

"Kalau gapapa kenapa melamun?? "
"Kamu lagi mikirin kondisi sahabat kamu yg waktu itu yaa? " Tebak Nara

Siang itu prama menelfon Nara, ia berkata bahwa sahabatnya kabur dan untung saja lokasi Nara dan prama tak begitu jauh jadi Nara tiba tepat waktu dan membantu kekasihnya mencari sahabatnya tersebut di sekitar rumah sakit namun semuanya nihil mereka tak menemukan apapun, bahkan hingga sekarang sahabat prama masih tidak bisa di hubungi.

"Kak, hubungan positif toxic itu ada ya ternyata"

Nara yg mendengar pertanyaan prama serius segera meletakkan sendoknya dan beralih menatap sang pujaan.

"Ada sayang"
"Hubungan positif toxic itu begitu rumit"
"Secara pribadi hubungan nya sudah begitu hancur namun secara umum hubungannya masih begitu baik"
"Semua juga tergantung yg menjalankan sayang"
"Jika ia ingin terus menerus menekan dirinya agar berfikir positif terus pada hubungannya yg secara terang terangan sudah toxic itu akan merugikan  dirinya sendiri"  Jelas Nara

"Namun mau bagaimana pun jika perihal perasaan semua orang akan bodoh kan kak?? "
"Mereka akan terus beranggapan bahwa hubungannya baik baik saja, pasangannya mencintai dia dengan tulus akan tetapi hati dan perasaannya hancur lebur tak terbentuk"
"Kenyataannya semua itu hanya hayalan dia semata untuk selalu memaksa fikiranya tetap positif"

Nara mengengam jemari prama erat, ia tersenyum dengan apa yg prama jelaskan

"Natala begitu mencintai pasangannya hingga ia menutup mata dan menekan perasaannya seakan semuanya baik baik saja"
"Bahkan orang di sekitarnya beranggapan bahwa pasangannya itu bagai malaikat yg turun dari langit"
"Namun siapa sangka, nyatanya ia adalah malaikat maut bagi natala" Jelas prama sendu mengingat semua penjelasan natala tempo hari yg berbanding begitu terbalik dengan apa yg Aksa lakukan selama ini di hadapan semua orang

"Sayanggg semua pilihan ada di tangan diri dia sendiri"
"Sebagai manusia kita berhak menentukan siapa, dan bagaimana orng yg masuk dan keluar dalam kehidupan kita"
"Jika sahabat mu memilih bertahan dalam hubungannya yg sudah jelas se toxic itu jangan kamu cela tapi harusnya kamu tanya"
"Apa alasan ia tetap bertahan pada hubungan tersebut"
"Itu baru seorang sahabat yg baik, karna sahabat yg baik adalah ia yg selalu bertanya bagaimana kondisi dari sahabatnya bukan menghakimi"
"Tanya apa alasanya lalu dengarkan jika sudah nasihati semampu kamu jangan langsung di salahkan dan di caci karna orng seperti itu hanya butuh petunjuk untuk jalan yg benar bukan lah cacian yg semakin memperburuk keadaan"

Prama menangis mendengar penjelasan Nara, ia sungguh merasa bersalah dengan apa yg sudah ia katakan pada natala tempo hari harusnya ia bisa menjadi sahabat yg baik ketika natala jatuh terpuruk begini bukan?

Nara yg mengerti arti dari tatapan prama segera membawa tubuh kecil tersebut kedalam dekapanya

"Aku salah kak" Ucap nya lirih

"Tidak ada yg salah sayang"
"Sudah jangan menangis, lebih baik kamu coba terus menerus menghubungi nya"
"Lalu jika sudh bisa bertemu beri dia semangat jangan semakin di tekan"
"Tidak ada yg tau sebesar apa mental seseorang jadi cukup berikan support"
"Bagaimana keputusan ia kedepannya biarkan itu menjadi tanggungjawab dalam kehidupan dia sendiri"

"Iya kak aku janji akan segera menemukannya"

"Kirim fotonya ke aku ya"
"Nanti aku bantu kamu mencari juga oke manis" Ucap Nara sembari mengecup sayang pucuk kepala prama

Nara usap lembut pungung prama untuk menenangkannya, lalu setelah itu mereka kembali menikmati makanan masing masing dengan sedikit canda tawa yg di buat oleh Nara agar pacar kecil nya ini tak lagi sedih.




TBC

SEE YOU NEXT CHAPTURE.

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN

MEANING OF LOVE (Blm Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang