Natala berlari masuk terburu buru menuju ruang rawat kakaknya, walau tubuhnya blm 100% pulih tapi natala memaksakan diri untuk datang ke rumah sakit.
Natala berhenti tepat di depan kamar kakaknya no 14. Namun saat ia masih menetralkan nafas ia mendengar suara Aksa yg sedang berbincang dengan mom nya.
Natala yg bingung segera memasuki kamar tersebut dan ternyata memang benar Aksa sedang ada di sana, mencoba menenangkan mom nya dengan kak book yg masih menutup matanya
"Mom" Ucap Nata lirih
Aksa yg melihat kedatangan nata hanya menatap sekilas lalu berlalu pergi keluar dari ruangan tersebut.
Plakk......
Suara tamparan itu terdengar begitu nyaring hingga kepala natala yg tadinya sudah cukup membaik menjadi kembali Berdengung.
"Kamu kemana aja sih"
"Mom udh bilang kan kalau kak book hamil, tapi kamu malah keluyuran gk jelas" Omel sang ibu"Mom maaf tpi na..... "
"Untung ada Aksa yg datang kerumah cari kamu"
"Aksa juga gk tau dimana keberadaan kamu loh Nat jadi kamu jangan mengelak lagi"Natala yg mendengar itu hanya mampu menundukkan kepala, ia tak bisa bercerita begitu saja kepada mom nya.
"Apa yg terjadi dengan kakak mom? " Tanya natala sembari menyaksikan perih ketika sang ibu mengusap lembut dahi kakak nya
Dalam hatinya "aku juga ingin di perlakukan seperti itu" Namun siapa sangka posisinya tidak lah sepenting itu.
"Book keguguran"
"Tapi bagus deh mom gk perlu repot repot jelasin ke daddy kamu"Natala terkejut dengan apa yg di ucapkan oleh mom nya namun ia tak dapat berpendapat, natala memilih diam dan pamit pergi keluar menyusul Aksa.
Nata berjalan keluar dari ruangan menuju Aksa yg sedang terduduk di ruang tunggu.
"Saa ak..... "
"Kemana? "
"Kemana semalaman gk pulang? " Tanya Aksa tanpa menatap natala"Aku di apartement"
"8thun kita sama sama loh Nat tapi kenapa kamu masih bisa bohong ke aku"
"Tadi pagi aku kesana tapi kamu gk ada""Aku berani sumpah kalau aku menginap di apartemen"
"Tadi aku menemui prama dan aku...... ""Cukup Nat"
"Jangan karna CCTV apartemen rusak kamu bisa seenaknya sendiri buat berbohong"Natala menatap dalam Aksa, ia berdiri menatap Aksa yg enggan untuk melihat dia kondisi natala belum sepenuhnya pulih kepalanya kembali berdenyut serta perutnya yg selalu ingin mual.
Nata berjalan meningalkan Aksa sendirian menuju toilet, namun ketika ia kembali Aksa sudah tak lagi ada di sana dan hanya mengirim pesan bahwa dirinya perlu sendiri dulu.
"Saaa kalau kamu sama seperti mereka aku harus gimana?? "
"Aku takut aku sendirian Sa" Batin natala sembari duduk di kursi ruang tungguNatala memang begitu mengantungkan kehidupannya pada Aksa, karna baginya Aksa adalah semesta dan rumah untuknya pulang.
............
Nara berjalan angkuh memasuki ruangan rachen, ia sedikit emosi karna bos muda nya ini dengan seenaknya aja meningalkan pertemuan begitu saja kemarin.
Brak......
Chen menatap sekilas Nara lalu menghembus nafas kasar.
"Gw tau kita udah sahabatan lama tapi mau gimana pun juga"
"Lo itu asisten gw nar" Ucap chen angkuh sembari memutar bolpen di jarinya"Sebelum lo nasihatin gw lo sadar dulu dengan kelakuan lo"
"Apa?? " Tanya chen tanpa dosa
"Apa lo bilang! "
"Lo gk seharusnya ninggalin pertemuan gitu aja chen"
"Lo pamitan ke toilet tapi habis itu gk ada balik lagi"
"Lo kira ngajak pertemuan pak Michelle itu mudah" Jelas nara emosi"Dia batalin kontrak?? "
"Yaudh biarin"
"Ada urusan yg lebih penting dari itu tadi sorry"Nara yg mendengar penjelasan chen hanya mampu menahan emosi, ia berbalik badan dan beranjak pergi dari sana
"Gw lihat pelacur itu" Ucap chen lirih
"Tapi yg gw harap lo bisa lebih profesional lagi dalam bekerja chen"
"Masa depan perusahaan ada di tangan lo" Jelas nara lalu berjalan pergi keluar dari ruanganRachen menatap kepergian nara, ia mengacak kasar rambutnya berusaha menahan emosi yg beberapa hari ini dia pendam.
"Prim andai kamu bertahan sedikit lagi, kamu gk akan di lukai begini"
.........
Ting.... Tingg........
Notifikasi ponsel berbunyi menandakan ada pesan masuk, sedangkan sang pemilik ponsel masih di dalam kamar mandi untuk menyegarkan diri.
Pria manis itu berjalan keluar dari kamar mandi dengan handuk yg melilit menutupi bagian bawah pinggangnya, ia berdiri di depan kaca dengan mengacak acak rambutnya yg basah dengan handuk kecil setelah itu berjalan menuju lemari pakaian dan mengambil setelan rumahan.
Ting......
Matanya memicing ketika ponselnya kembali berbunyi, ia berjalan mendekat kearah nakas dan mulai memeriksa ponselnya sebuah nomor tidak di kenal mengirimi sebuah foto yg bertulisan
"Aku hamil" Pria tersebut begitu terkejut hingga tak sengaja menjatuhkan ponselnya.
Tubuhnya mendadak lemas, ia terduduk merosot kebawah, airmatanya jatuh meluruh membasahi pipinya.
"Cukup ini yang terakhir "
" Aku lelah" Ucapnya lirih sembari menyeka kasar air matanya wlau tetap tak mau berhenti.Tbc
See you next chapture
Jangan lupa like dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
MEANING OF LOVE (Blm Revisi)
Short StoryBagaimana jika tatapan mata semanis itu mampu memberi luka sedalam samudra??