32.

448 29 18
                                    

Pagi ini natala, prama, nara, dan rachen memutuskan untuk pergi dari Amsterdam dan kembali pulang, kondisi natala yg sudah membaik membuat ia mengambil keputusan untuk kembali pulang.

Namun rachen dan natala begitu menjaga jarak semua kegiatan itu tak luput dari pandangan nara dan prama, akan tetapi mereka tak berani bertanya tentang apa yg sudh terjadi.

Mereka berjalan beriringan menuju pintu keluar bandara dengan nata yg mengotak atik ponselnya untuk memesan taksi online

"Pram, aku pulang ke mansion"
"Ini kunci apartemen nya yaaaa "

Nata memberikan kunci apartemen kepada prama karna hari ini ia memutuskan untuk pulang ke mansion menemui sang ibu

" Nata mau diantar? " Tanya rachen

"Sudah pesan taksi online kok"
"Itu sudah dekat, nata duluan ya" Ucap nya sembari menunjuk mobil taksi yg mulai mendekat ke arah nya

Setelah berpamitan natala segera memasuki taksi dan berjalan menjauh dari sana, sedangkan rachen menatap dalam natala yg bersikap dingin padanya dan seperti menjaga jarak.

"Kalau lo cinta itu di kejar chen" Ucap nara sembari menepuk pundak rachen

Rachen menghembuskan nafas kasar lalu beranjak dari sana berjalan menuju parkiran yg dmna supir nya sudah menunggu.

.........

Pov natala.

Setelah melakukan penerbangan yg cukup panjang dan merapikan beberapa barang yg telah ku ambil dari bagasi aku segera mencari taksi online untuk pulang ke mansion, ku berikan kunci apartemen kepada prama jika saja ia ingin pulang kesana.

Aku begitu rindu dengan mom yg sudah beberapa Minggu tak jumpa dengan ku, setelah berpamitan aku mulai mamasuki mobil taksi dari dalam mobil ku pandang kak rachen yg seperti tak ingin menatap ku

"Apakah ia marah dengan penjelasan ku tempo hari" Fikiran ku begitu penuh dengan pertanyaan namun aku tak ingin memikirkan terlalu jauh aku yakin jika memang kita memilih takdir Tuhan akan memberi jalan.

25menit lamanya perjalanan yg harus ku tempuh dari bandara ke mansion , hingga tanpa sadar taxi sudah memasuki halaman mansion.

"Terimakasih pak" Ucapku pada supir taksi dan segera keluar dari sana, ia juga membantuku untuk mengeluarkan koper dari dalam bagasi.

"Tuan natala" Sapa bibi padaku

"Mom di kamar bi? "

"Benar tuan"
"Nyonya sedari tadi meminta kami untuk membereskan kamar anda dan menyiapkan makanan kesukaan anda"

Senyum ku merekah begitu saja ketika mendengar penjelasan bibi, ku langkah kan kaki ku menuju kamar mom yg sedari kemarin berkata rindu pada putra bungsu nya.

Aku berhenti tepat di depan kamar mom, namun sebelum aku mengetuk pintu ku dengar samar suara mom yg sedang berbincang dengan seseorang.

"Gimana kalau natala tau mom"

"Tidak akan, dia itu anak yg patuh pada orang tua"
"Terlebih sedari kemarin mom sudah memanjakannya" Ucap mom

"Bagaimana dengan Aksa"

"Urusan Aksa itu mudah, asal natala mau kembali padanya saja itu sudah menyelesaikan masalah"
"Mom tidak rela jika natala harus berpisah dari Aksa "
"Harta kekayaan Aksa begitu banyak book, mom tak ingin harta itu jatuh ketangan wanita ataupun omega lain"

Air mata ku luruh ketika mendengar percakapan singkat tersebut, dadaku berdenyut kencang ketika menerima kenyataan bahwa selama ini mom hanya bersandiwara, namun kenapa mengapa harus bersandiwara.

Dengan tubuh yg mulai lemas ku langkah kan cepat kaki ku pergi dari sana,tak ku dengar panggilan bibi yg mencoba menghentikan ku yg ku mau hanya pergi menjauh dari lingkungan ini.

Aku berlari cepat keluar dari mansion dengan membawa beberapa barang yg mudah ku bawa, ku dengar samar suara mom dan kak book yg mencoba memanggil ku.

Ku hentikan taksi yg lewat di depan mansion dan memintanya segera pergi dari sana, ku pandang dari kaca mobil jika mom dan kak book berusaha untuk mengejar ku.

"Tuhan perih sekali rasanya"
"Sakit sekali hiks hiksss" Ku pukul kasar dadaku yg begitu sakit namun ternyata itu semua tak membuat rasa perihnya hilang.

"Kita mau kemana tuan" Tanya supir taksi tersebut

"Pantai terdekat pak" Ucap ku sembari menghapus kasar air mata ku dan mulai menetralkan nafas ku.

Ku tatap singkat dering ponsel yg terus menerus menyala menandakan pangilan masuk dari mom, namun saat notifikasi telfon itu kembali terdengar dengan malas kembali ku tatap ponselku dan ternyata kak Rachen lah yg menelfo, sungguh rasanya ingin ku angkat tlfn tersebut dan berlari kepadanya namun kembali ku ingat tentang keputusan ku tempo hari yg membuat ku juga mengabaikan notifikasi telfon dari kak Rachen.

35menit lamanya wakt yg ku tempuh menuju pantai hingga aku telah tiba di sana, ku angkat koperku dari bagai dengan pundak yg membawa tas kecil berisi ponsel dan dompet, aku berjalan perlahan menuju pantai namun ternyata matahari sudah hampir terbenam.

Ku letakkan kasar barang ku dan mulai berlari mendekati laut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ku letakkan kasar barang ku dan mulai berlari mendekati laut

"Sakit Tuhan sakitt..... " Teriak ku yg mulai terduduk di tepi pantai...

"Apa salah natala mom"
"Apa salah nata Tuhan hingga kau berikan takdir serumit ini"

Ku pandang kosong deburan ombak pantai yg mulai pasang dengan matahari yg perlahan terbenam.

Aku beranjak dari duduk ku dan mulai berjalan tanpa sadar perlahan hingga ketengah laut, ku teriak kan segala rasa luka hati ku hingga dimana ku jatuhkan perlahan tubuh ku yg mulai masuk kedalam laut hingga tenggelam.

Pov author.

Tubuh Natala semakin  menghilang ke tengah laut dan mulai masuk terbawa deburan ombak yg cukup besar, ia berusaha untuk menyelamatkan diri ketika kesadarannya kembali namun siapa sangka pria manis tersebut tak dapat berenang.

Nafas natala semakin habis dengn tubuhnya yg semakin melemah, dan dengan pasrah ia lepaskan segala usahanya untuk menyelamatkan diri dari deburan ombak laut yg cukup besar.

Bersamaan dengan tenggelamnya matahari tubuh ringkih Natala juga ikut tengelam terbawa ombak air laut yg sedang pasang naik, tubuh pria manis itu menghilang terbawa ombak laut dengan segala luka yg ia pendam.

Semakin lama semakin menghilang dan tengelam terbawa ombak, natala memutuskan untuk menyerah dalam menyelamatkan hidupnya ia menyerahkan seluruh takdirnya kepada Tuhan yg ternyata akhir dari cerita nya adalah sebuah kematian.

Siapa sangka seorang pria manis tersebut menyerah kan akhir hidupnya pada lautan ombak yg begitu besar, dan siapa sangka jika jawaban dari doa bahagia yg ia panjatkan adalah sebuah kematian.

END

TBC

MEANING OF LOVE (Blm Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang