13.

336 29 3
                                    

Pagi ini natala kembali pulang ke mansion untuk mengambil beberapa barang di sana, ia bersiap diri sedari pagi.

Tidak bukan untuk memilih pakaian atau apapun namun ia menyiapkan mentalnya untuk kembali bertemu keluarganya.

"Perlu ku temani natala? " Tanya prama sembari menyuap sarapannya

"Tidak, aku bisa sendiri kok"

"Kau yakin?? "
"Namun kau cukup terlihat gugup"
"Lihat bubur itu hanya kau aduk seperti tak minat"Selidik prama

"Ha?? "
"Ahh tidak Pram"
"Aku hanya sedang tidak selera sarapan saja"

Prama terus menerus menatap natala yg hanya mengaduk tak minat bubur di mangkuk sarapannya itu, tatapan mata yg kosong dengan raut wajah yg sedikit cemas begituu jelas terlihat.

"Natala ku antar ya"

"Tidak Pram, sudah tak apa"
"Aku berangkat ya keburu siang nih nanti makin macet"
"Aku pergi " Pamit natala lalu beranjak pergi dari sana meningalkan prama dan juga sarapannya yg tak ia makan.

Pov natala

Kaki ku sedikit bergetar ketika mobil yg ku kendarai memasuki area mansion, jantung ku berdetak lebih kencang namun aku harus datang kemari untuk mengambil beberapa barang yg masih tersisa disini.

"Tuan muda " Sapa maid di sana ketika aku berjalan memasuki mansion

"Mansion kok sepi? "
"Semua kemana bik? " Tanya ku karna biasanya jam segini mom akan duduk di ruang tengah dengan menikmati teh dan menonton film kesukaannya.

"Tuan besar sedang ada perjalanan bisnis tuan"
"Lalu nyonya dan tuan muda book sedari pagi belum terlihat keluar dari kamar"

Aku yg mendengar itu sedikit lega dan juga cemas, aku merasa lega karna tak kan mendengar makian dari mom namun aku khawatir apakah mom baik baik saja tak biasanya ia berdiam diri di kamar.

Ku langkahkan kaki ku menaiki tangga menuju kamar, ku bereskan beberapa barang yg ku butuhkan dan sedikit merapikan kamar ku yg ku tingalkan begitu saja tempo hari.

Hingga aku mendengar suara pintu kamar ku terbuka menandakan ada orang masuk.

"Masih punya muka ternyata buat pulang ke mansion " Ucap kak book

Aku yg mendengar suara kak book segera memutar tubuh , ia berdiri bersandar di samping pintu.

"Kak"
"Bagaimana kabar nya? "

"Memalukan!! "
"Kau tak malu dengan apa yg kau lakukan natala? "
"Aksa itu kurang apa sih Nat"
"Ia alpha sempurna yg bernasib buruk bertemu omega semurah kau" Ucapnya meremehkan ku

"Menjijikkan"

"Kak book"

"Apa?? "
"Mau mengelak?, jelas jelas kau bunuh anak mu sendiri"
"Kau bermain gila dengan alpha di luar sana dan menggugurkan kandungan mu sendiri"
"Natala natala jangan kau kira Aksa bodoh ya"
"Ia membawa semua bukti kau bermesraan dengan pria lain di rumah sakit"
"Cih menjijikkan"

Telingaku begitu panas mendengar apa yg ia ucapkan, perasaan ku begitu perih mengingat bahwa kakak ku sendiri bisa berkata begitu pada ku tak terasa air mata itu kembali terjatuh membasahi pipi ku.

Ku angkat tas yg berisi barang barang ku berniat pergi, tak ada niat sedikit pun untuk membalas perkataannya walaupun sudah jelas apa yg ia maki kan padaku semuanya salah.

"Sebaiknya sebelum kakak mencoba menghakimi ku tolong berkacalah terlebih dahulu" Ucap ku singkat di hadapan ya lalu beranjak pergi meninggalkan dia

"NATALA!!!! " teriaknya menggema namun aku tetap berjalan menjauh tak ingin mengubris omong kosongnya.

Netra ku bertatapan dengan mom yg keluar dari arah kamarnya, ia menatap dengan sorot mata yg tak dapat ku artikan namun yg ku mengerti adalah ia begitu membenci ku ketika tanpa aba aba tamparan melayang begitu saja di pipi ku.

Plak.......

"Mom"

"Anak tak tau di untung"
"Kau tak benar natala sebesar apa mom memberikan harapan padamu!!! "
"Kau hancurkan begitu saja dengan sikap menjijikkan mu!! "
"Murahan! "

"Mom"
"Tak pernah nata rasakan sakit yg sesakit ini  ketika mendengar maki mu"
"Natala juga anak mom" Ucap ku sembari menatap kecewa mom

Ku tatap mata seorang ibu yg melahirkan ku tersebut, namun yg ku dapatkan hanyalah sorot mata kecewa dan amarah namun aku bingung amarah apa yg ia simpan untuk ku???

Jika dulu nata kecil hanya bisa berdiam melihat ketidak adilan ini maka sekarang haruskah aku juga diam? Namun ketika ku coba untuk melawan kembali ku ingat satu perkataannya yg tak pernah ku lupa

"Mom tak ingin melihat kaka mu sakit"
"Ia lah nyawa mom, jika book terluka mom juga akan terluka natala" Terekam jelas segala ucapnya di memori ingatan ku hingga membuat ku selalu memilih mengalah demi kenyamanan hidup nya.

"Maaf mom"
"Natala memohon maaf dengan hancurnya harapan mom pada nata"
"Namun satu hal  hanya satu yg ingin natala ucapkan"
"Tak ada orang tua yg ingin membunuh anaknya, walaupun ia anak di luar pernikahan sekalipun"
"Maaf, natala sudah membuat mom kecewa" Ucap ku lirih tak berminat menjelaskan lebih pada mereka.

Ku raih tas ku dan berjalan pergi dari sana dengan segala luka dan tangisan yg terus menerus tak bisa berhenti, ku usap kasar air mataku dengan sesekali ku pukul kasar dadaku yg terasa begitu nyeri jika kembali mengingat segala hinaan itu.

"Bagaimana jika natala menyerah mom? "



TBC

SEE YOU NEXT CHAPTURE

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN

MEANING OF LOVE (Blm Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang