10

1.9K 316 30
                                    

Semuanya berurutan, dari luka besar yang dijahit. Neuvillette melihat ke sudut layar untuk mengetahui kapan potret itu diambil. Menahan mati-matian agar tidak merasa malu saat dada gadis itu cukup terpampang dilayar.

Neuvillette bisa melihat tali jahit berwarna hitam dengan memar dibeberapa tempat. Bahu adalah yang terparah. Ada banyak bercak keunguan dan cakaran diatas kulit gadis itu. Membuat Neuvillette meringis dan pusing kepayang.

Menatap potret lain yang diambil dibeberapa tempat yang sama, sepertinya itu kamar gadis itu. Bisa dia lihat dari boneka beruang yang setia ada disudut ruangan.

Semua potret diambil setiap hari, sehingga Neuvillette bisa melihat perubahan demi perubahan diatas kulit gadis itu berkat gigitannya.

Pantas saja taring Neuvillette gatal, dia membutuhkan daging untuk digigit. Dan sialnya insting Neuvillette tertarik pada (y/n).

Pantas saja Neuvillette terus uring-uringan memikirkan (y/n).

Dirinya ingin menggigit gadis itu. Neuvillette kesulitan mengingat kapan dia menggigit gadis itu. Hanya berbekal potret pertama dalam kamera. Sepertinya itu terjadi diakhir musim panas.

Neuvillette mengurut pelan dahinya, pening seketika menyambangi kepala, membuat Neuvillette tidak berdaya pada hal yang baru saja dia ketahui.

"Akhir musim panas... Akhir musim panas, ya..."

Neuvillette mencoba mengingat-ngingat. Namun buntulah yang dia dapati. Seolah ingatannya pada akhir musim panas tahun lalu kosong begitu saja.

Apa benar insting naganya mengambil alih saat itu?

Neuvillette selalu mengurung dirinya saat dilanda panas. Panas yang selalu datang setiap tahun sebagai penanda bahwa dirinya bukanlah manusia seperti yang lainnya.

Panas dirinya selalu datang saat musim panas hingga akhir musim panas. Apakah (y/n) saat itu sedang sial dan bertemu dirinya yang sedang berinsting naga?

Neuvillette kini tahu alasan kenapa gadis itu selalu gemetar dan ciut setiap kali Neuvillette berbincang dengannya. Kemungkinan besar gadis itu mengingat bagaimana rupa Neuvillette yang mengerikan dan bagaimana perasaan saat taring dan cakar Neuvillette menembus lapisan kulitnya.

Neuvillette menghela nafas panjang, sangat panjang hingga Sedene yang berada diluar ruangan kini menongolkan kepala dari balik pintu.

"Monsieur Neuvillette? Apa terjadi sesuatu?" Gadis melusine itu khawatir, sejak tadi Neuvillette terlihat gelisah dan merasa bersalah. "Apa anda butuh air?"

Neuvillette menggeleng pelan, "tidak, maaf apa desahan nafasku mengganggu?"

"Tidak, saya hanya khawatir saja."

"Begitu, aku tidak apa-apa." Neuvillette mencoba mengulas senyum tipis agar mengusir kekhawatiran Sedene. "Tolong kembalilah keposisimu, Sedene."

Sedene patuh, mengangguk dan kembali mundur menutup pintu ruang kerja Neuvillette dengan rapat.

Neuvillette mengambil baju hangatnya, hendak mencari (y/n) dan meminta penjelasan gadis itu. Dia ingin bertanggungjawab, luka yang dia berikan pasti memberikan trauma pada gadis itu. Setidaknya Neuvillette ingin berbicara dan meminta maaf.

Neuvillette berjalan dengan tergesa-gesa, tangannya memasukkan kamera kedalam saku. Neuvillette bisa menggunakan itu sebagai alasan untuk berbicara pada (y/n). Dan berharap semoga saja gadis itu tidak menyangkal perbuatan Neuvillette padanya.

Neuvillette berjalan, hampir berlari hingga menemukan pintu biru rumah mungil (y/n). Tangannya mengetuk pintu dengan tergesa-gesa, berharap gadis itu dengan cepat membukakan pintu untuknya.

"Nona (y/n)!"

Neuvillette sedikit menaikkan nada suaranya. Pintu masih belum terbuka hingga hampir dua menit lamanya. Begitu pintu terbuka, bukan (y/n) yang dia dapati, justru Charlotte dengan wajah ngantuknya terlihat bingung dengan keberadaan Neuvillette yang berbalut baju nonformal.

"Monsieur Neuvillette?" Charlotte segera tersadar dari keterkejutan. Gadis itu mengerjapkan matanya dengan cepat. Sedikit bingung karena Neuvillette bahkan sepertinya lupa mengancingkan tiga kancing teratas bajunya. "Itu... Saya tahu ini tidak sopan, tapi apa Anda berlari kesini tanpa memperhatikan penampilan?"

Charlotte menunjuk kearah kemeja Neuvillette yang cukup terbuka. Membuat Neuvillette seketika gelagapan dan terbatuk pelan sebelum memperbaiki pakaiannya. "Maafkan aku, aku mencari Nona (y/n). Nona Charlotte, apa ada Nona (y/n) didalam?" Neuvillette kembali mencoba bersikap santun dan sopan.

Charlotte menggeleng, "maaf Monsieur. (Y/n) baru saja pergi sekitar satu jam yang lalu ke Poisson. Dia ingin memberikan bunga untuk sepupunya."

"Bunga?"

"Iya, mendiang sepupunya termasuk korban dalam kejadian banjir Poisson dulu."

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

San: chapter depan uhuk agak uhuk wkwkwk 🗿

.
.
.

.
.
.

20 Maret 2024

✔️ 𝓨𝓮𝓼, 𝓜𝓸𝓷𝓼𝓲𝓮𝓾𝓻? [Neuvillette X F. Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang