6

1.8K 327 15
                                    

Neuvillette meletakkan kamera seukuran telapak tangan itu keatas meja, niatnya tadi ingin melihat dan mencoba-coba kamera milik gadis jurnalis yang selalu menjauhinya. Tampak sekali kamera keluaran dua atau tiga tahun yang lalu itu sangat berharga hingga membuat gadis itu mati-matian memintanya kembali dari tangan Neuvillette.

Sedene muncul dari balik pintu berkata ada beberapa kecelakaan pekerja di Fontaine Research Institute. Sepertinya itu ulah pengembara yang memang gemar kesana kemari mencari harta karun.

Neuvillette hendak memeriksa hal itu lalu kembali lagi untuk memeriksa kamera (y/n) yang dia sita. Kakinya yang panjang melangkah dengan pasti menuju jalur Aquabus menuju stasiun Marchotte.

Perjalanan memakan waktu tiga puluh menit, begitu Aquabus ditepikan, Neuvillette segera turun dan berjalan menuju tempat Fontaine Research yang berada jauh ke utara.

Tempat para peneliti itu masih sama, cukup berantakan dan berserakan. Ada banyak kertas-kertas yang berada di lantai dan Neuvillette sebisa mungkin menghindar. Memijakkan kaki dengan hati-hati sampai pada kepala Research yang berdiri ditempat terbuka.

Didepan mereka terdapat reruntuhan berbentuk balok air yang terlihat menjatuhkan beberapa bebatuan. Beruntung bebatuan yang jatuh langsung kelaut hingga menghindari korban jiwa.

Neuvillette berbincang, menanyai hal itu pada orang-orang disana. Pengembara yang dimaksud telah pergi kesana untuk menyelesaikan masalah.

Merasa tidak dibutuhkan, Neuvillette berencana kembali ke Opera Epiclese. Tidak banyak yang bisa dia lakukan hari ini, hanya berjalan-jalan mengingat Sedene mau menggantikan tugasnya sementara di Palais Mermonia.

Gigi taringnya terasa gatal. Beberapa hari setelah bertemu dengan (y/n) Lousianne, Neuvillette bisa merasakan beberapa perubahan ditubuhnya. Seperti gigi taring yang semakin gatal dan beberapa corak sisik naga timbul diatas lengan dan bahunya.

Apa yang terjadi?

Kenapa tubuh naganya merespon sedemikian?

Mengingat Neuvillette terlahir dalam rupa manusia, bukan naga Hydro seperti yang dia yakini selama ini. Tidak mungkin dirinya bisa mendapatkan wujud naga hanya karena bertemu beberapa kali dengan gadis jurnalis itu.

"Membingungkan." Sepertinya Neuvillette harus lebih sering menggosok gigi taringnya nanti dikamar mandi.

"Iudex Neuvillette."

Suara perempuan menggema pelan saat Neuvillette kembali melangkahkan kaki di Palais Mermonia. Clorinde terlihat menyapanya yang hendak masuk kedalam teater.

"Nona Clorinde," Neuvillette membalas sapaan perempuan itu. "Selamat siang."

"Selamat siang, apa anda kesini untuk menonton teater?"

Neuvillette menganggukkan kepalanya pelan. "Ada grup teater yang cukup terkenal akan tampil hari ini. Sedene bilang sesekali aku harus menyegarkan otakku."

Memang benar, Melusine kecil itu sering mengeluh pada Neuvillette yang terlalu tekun. Lagipula Palais Mermonia tidak akan lari hanya karena sehari atau dua hari libur untuknya.

"Begitu rupanya." Kini Clorinde ikut berjalan dibelakang Neuvillette. Dia sudah ada janji dengan Navia untuk menemani perempuan itu berbelanja dan nonton teater hari ini. Dari sudut matanya saat masuk kedalam Opera Epiclese, Navia melambaikan tangannya. Ada dua penjaganya yang baru turut duduk disamping perempuan berambut pirang itu.

"Lama menunggu?"

Navia menggeleng, "tidak, aku baru tahu kau datang bersama Iudex Neuvillette. Selamat siang, Iudex."

"Selamat siang juga, Demoiselle Navia."

Navia tertawa kecil, "jangan terlalu formal, Iudex. Lagipula, derajat anda diatas saya."

"Aku hanya mencoba agar tidak terlalu lengah." Neuvillette menjelaskan secara pelan.

Teater dibuka, diatas panggung terdapat beberapa orang tengah menari sebelum memulai akting mereka masing-masing. Neuvillette duduk dengan anggun, menyilanhp kaki kanan diatas kaki kiri. Diam dan hanya fokus kedepan saat teater dimulai.

Cekrek!

Fokusnya seketika buyar saat mendengar suara yang cukup familiar di telinganya. Matanya menyipit untuk melihat ke sudut ruang teater.

Disana, terlihat (y/n) tengah sibuk memotret menggunakan kamera lain. Kamera itu cukup besar hingga diperlukan dudukan kaki yang panjang setinggi badan gadis itu. Ditopang dan hanya digunakan sesekali untuk memotret.

Ternyata selain kamera kecil yang kini Neuvillette simpan, gadis itu punya kamera lainnya. Syukurlah, pikir Neuvillette. Dirinya tidak perlu merasa bersalah dengan menghambat pekerjaan gadis itu ketika sedang menyita kameranya.

Namun yang menjadi pemandangan kini adalah (y/n) yang tengah kesusahan. Dia hanya sendiri dan harus berdiri mencatat isi teater dan akting orang-orang itu sementara kameranya sangat besar dan butuh perhatian agar tidak limbung dan jatuh ke lantai.

Diam-diam Neuvillette tersenyum. Cukup lucu baginya saat gadis itu kesusahan.

Ah, Neuvillette sepertinya senang kali ini.

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

San: senyum Nopal super duper manis 😍😍

.
.
.

.
.
.

16 Maret 2024

✔️ 𝓨𝓮𝓼, 𝓜𝓸𝓷𝓼𝓲𝓮𝓾𝓻? [Neuvillette X F. Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang