29

1.4K 242 9
                                    

(F/n) = Fake Name.

.
.
.

Neuvillette melepaskan (y/n) lebih cepat, pria itu bahkan tidak berbalik sedikitpun saat gadis itu melangkah keluar dari kantornya. Berbicara seperti apapun tampaknya tidak akan mengubah pendirian (y/n).

Neuvillette gundah, ingin rasanya berbicara dengan Euphrasie agar memecat (y/n) saja supaya gadis itu bergantung padanya. Rasanya sangat kesal karena tahu gadis itu sangat mudah terancam diluar sana.

Neuvillette mencengkram erat dokumen diatas mejanya. Nafas pria itu terlihat memburu, membuatnya melepas dasi pita bertingkat yang ada di lehernya, dibuang begitu saja keatas sofa tempat (y/n) tadi duduk.

Neuvillette mengenal (f/n) tapi tidak pernah tahu kalau itu adalah (y/n) sebelumnya. Bisa dia lihat dokumentasi pekerjaan gadis itu sangat cemerlang. Tidak ada satupun kasus yang tidak tuntas olehnya. Dilaksanakan dengan sangat baik dan selesai tepat waktu.

Dari kasus kecil hingga berat, (y/n) melakukannya tanpa celah.

Sial, Neuvillette seperti tidak bisa menemukan kelemahan dari pekerjaan yang dilakukan (y/n).

Haruskah dia bersikap menyebalkan lagi hanya untuk menghentikan (y/n) ikut dalam tugas kali ini?

Ah, dia bisa saja kembali membuka rumor hanya untuk membuat (y/n) kesulitan dan bergantung padanya. Tapi bagaimana jika gadis itu mengetahuinya? Bisa-bisa Neuvillette akan dikecam dan membuat gadis itu pergi. Neuvillette kesulitan, dia tidak mau (y/n) terluka, dan dia harus tetap berpikir jernih agar gadis itu mengerti betapa bahayanya kasus kali ini.

Neuvillette sudah kehilangan 2 orang dan 2 melusine kepercayaannya. Neuvillette tidak bisa berpikir jika dia turut kehilangan (y/n).

"Apa yang harus kulakukan?" Neuvillette berpikir, kepalanya tertunduk menatap sepatunya. Sebuah ide terlintas, senyum tipis dibibirnya terbit begitu saja.

"Yah, ide itu tidak buruk juga."

.
.
.

(Y/n) kini berdiri bersisian dengan keempat anggota timnya. Total jika ditambah dirinya adalah tiga perempuan dan dua laki-laki, kelimanya sudah memakai penyamaran masing-masing.

Tidak ada satupun disana yang saling mengenal, mereka hanya berkirim surat lewat pengiriman surat The Steambird demi menjaga identitas asli masing-masing. The Steambird sendiri menjamin keamanan identitas orang-orang yang selalu menjalankan kasus khusus yang perlu dilihat dan difoto secara langsung di TKP.

Clorinde didepan sana tengah berbincang dengan beberapa Garde. Wanita berambut indigo itu terlihat mengangguk sesekali dan membagikan kalung PERS pada mereka.

(Y/n) turut menerimanya, identitas (f/n) tertulis dengan jelas disana. Ada nama, foto, usia, dan tempat bekerja. Segera, (y/n) memakai kalung identitas itu di lehernya. Kini kelimanya mengikuti Clorinde memasuki sebuah tempat. Tempat yang cukup terpencil yang diketahui sebagai markas orang-orang yang disuruh melenyapkan keempat korban.

Clorinde lah yang mencari tempat ini karena Neuvillette secara langsung mengirimkan permohonan untuk menyelesaikan masalah pembunuhan berantai belakangan ini.

"Tempatnya sedikit pengap dan butuh berenang sedikit untuk mencapai pintu belakang." Clorinde berjongkok membuka pintu kecil yang tembus kelorong bawah tanah. "Kalian semua bisa berenang, 'kan?"

(Y/n) dan yang lainnya mengangguk, kamera anti air miliknya berada dipinggang, baru dibeli beberapa hari yang lalu mengingat kamera miliknya belum dikembalikan oleh Neuvillette, gadis itu segera menyusul Clorinde dan rekan-rekannya masuk kedalam lorong berukuran satu meter x lima puluh senti. Sempit dan menyesakkan, pantas saja Clorinde mengingatkan mereka lebih dahulu.

"Kalau ada yang tidak tahan dengan ruangan sempit, segera kembali saja." Clorinde berjalan sambil berjongkok, wanita itu dengan sigap membantu membawakan barang seperti kamera, catatan, buku, note, dan perlengkapan bela diri seperti pisau dan pistol milik (y/n) dan yang lainnya.

Meski sempit tak tertahankan, (y/n) sebisa mungkin tidak berisik hingga mereka sampai di sebuah genangan air besar. Tempat mereka akan berenang kedalam hingga mencapai bagian dasar untuk masuk kedalam tempat yang mereka maksud.

"Dingin!"

Suara salah seorang rekan (y/n) terdengar, wanita itu sedikit berjingkrak dan mundur seusai mencelupkan tangannya kedalam air.

"Namanya air laut, tentu saja dingin." Clorinde menjawab protesan itu dengan tenang. Wanita itu melompat dan berenang lebih dulu, diikuti oleh yang lainnya.

(Y/n) selalu jadi yang terakhir dalam tim, gadis itu perlahan mencelupkan kakinya. Hendak menyusul, tapi kembali terhenti karena perasaan aneh yang meliputi tubuhnya. Kebingungan segera menghampiri, membuat (y/n) terdiam merasakan air laut seolah tengah memeluk tubuhnya dengan lembut.

"Airnya hangat..."

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

San: demi ayang kuubah lautan dingin jadi hangat -nopal

.
.
.

POV Khusus Nopal + wansut Alhaitham sama Sunday tetap ada ditrakteer sampe akhir bulan ini yaw 😗

.
.
.

.
.
.

18 April 2024

✔️ 𝓨𝓮𝓼, 𝓜𝓸𝓷𝓼𝓲𝓮𝓾𝓻? [Neuvillette X F. Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang