15

1.5K 276 20
                                    

Hanya 3 hari! Neuvillette kembali muncul setelah 3 hari tidak menampakkan batang hidungnya didepan rumah (y/n). Kini, di pagi hari pukul delapan, Neuvillette berdiri didepan rumah gadis itu dengan sebuah bunga kecil ditangannya.

"Hakim Agung?"

(Y/n) tidak percaya ini, baru saja hari-harinya terasa tenang dan normal, kini Neuvillette kembali muncul seolah bangkit dari kubur.

"Pagi," Neuvillette menyapa seolah-olah keduanya adalah kawan lama.

Neuvillette melangkahkan kakinya dengan mantap menuju gadis itu. Tangannya menyampirkan bunga kecil yang tadi dia pungut ditengah jalan ketelinga gadis itu.

"Cantik." Neuvillette tersenyum, seolah-olah bunga mungil dengan kelopak putih itu mempertambah kemewahan pada wajah gadis didepannya. "Bunganya mungil dan cocok padamu."

Beruntung Charlotte tidak menginap disini semalam. Kalau ada dia, pasti dia akan langsung memotret pembicaraan keduanya dan menambahkan unsur-unsur romantisme didalam koran yang dia terbitkan.

(Y/n) tentu saja tidak mau, dia benci pandangan orang-orang tertuju padanya!

"Terimakasih..." Meski sedikit kesal paginya diganggu naga air. Gadis itu tetap mengutamakan prinsip miliknya. Berterimakasihlah jika seseorang memberimu sesuatu yang bagus. "Permisi, saya harus bekerja."

Neuvillette mengerti, pria itu hanya diam dan berjalan disamping (y/n) dengan tenang. Sesekali menjawab panggilan selamat pagi dari para melusine yang lewat.

"Aku harap kau tidak keberatan jika ku hantarkan setiap hari."

Ucapan Neuvillette membuat (y/n) membeku. Wajahnya menatap Neuvillette dengan bingung. Kenapa pula orang sesibuk Neuvillette mau meluangkan waktunya hanya untuk menghantar gadis itu ke tempat Steambird yang hanya berjarak seratus meter dari rumahnya.

"Tidak perlu," (Y/n) mencoba menolak sesopan mungkin. "Kantor dengan rumah saya tidak terlalu jauh. Tolong jangan merepotkan diri Anda sendiri, Hakim Agung."

Neuvillette tertawa kecil mendengar penolakan halus gadis di sampingnya itu, "aku tidak kerepotan sedikitpun. Justru... Aku merasa cukup nyaman mengetahui kau ada didekatku. Aku juga tidak tahu kenapa."

(Y/n) tahu, itu hanya akal-akalan Neuvillette saja karena rasa bersalah dan simpati. Tidak mungkin orang yang selama ini tidak pernah dekat tiba-tiba ingin dekat begitu saja, 'kan?

"Kenapa Anda tidak mencari orang lain saja? Saya tidak tertarik dengan tawaran perlindungan Anda." (Y/n) bahkan hampir tidak melihat wajah Neuvillette yang mengeras.

"Jangan tolak aku." Neuvillette hanya mengucapkan kata-kata itu. Pria itu kini turut diam, merasa sakit hati ditolak lagi kali ini. "Kau bisa menganggapku angin lewat, biarkan aku tetap didekatmu."

"Saya tidak suka, jujur saja. Gosip yang mungkin nanti menyebar akan membuat saya kesulitan."

Neuvillette terpekur pelan. Rasanya perih juga, ditolak oleh orang yang ingin dia bantu. Perasaannya terasa gusar. "Apa salahnya kau menerima bantuanku?"

"Salah," (Y/n) menjawab dengan cepat. "Saya lebih suka hidup seperti biasanya tanpa ada Anda disisi saya."

"Nona, itu perkataan yang sangat kejam."

(Y/n) mengabaikan ucapan Neuvillette begitu sampai di Steambird. "Selamat tinggal, saya harap ini yang terakhir kalinya Anda menemui saya tanpa ada alasan yang jelas."

Neuvillette ditinggalkan begitu saja didepan kantor Steambird. Menelan pil pahit dari ucapan (y/n) yang menusuk.

(Y/n) sendiri duduk dengan kasar diatas kursinya. Semoga ucapannya yang tajam pagi ini bisa dicerna oleh Neuvillette. Sungguh, dia tidak ada keinginan menyakiti pria baik hati itu, dia hanya ingin hidup seperti semula. Tanpa ada Neuvillette didekatnya. Dia merasa lebih aman jika berada jauh dari Neuvillette.

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

San: yeen jangan telat" Poling in lop nya, ntar kek Rusli ketar ketir awoakwoakwoak 😭

Sebenarnya San males banget update chapter ini, si yeen keliatan banget ngeselinnya 🤣

.
.
.

25 Maret 2024

✔️ 𝓨𝓮𝓼, 𝓜𝓸𝓷𝓼𝓲𝓮𝓾𝓻? [Neuvillette X F. Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang