37

1K 179 1
                                    

Siang itu, Opera terasa cukup mengesankan. Siapapun pasti setuju saat sang pelakon mulai bernyanyi merdu bak burung kenari, termasuk (y/n).

Pakaiannya sedikit kusut karena duduk terlalu lama di atas kursi penonton. Gadis itu berniat untuk kebelakang sejenak sekedar menuntaskan sesuatu. Perut bagian bawahnya sudah menuntut dirinya agar segera ke kamar mandi.

Langkah kakinya terasa ringan, kamera baru dia letakkan di atas wastafel. Gadis itu sejenak memperhatikan riasannya. Masih sama seperti tadi pagi. Membuatnya tersenyum puas saat memasuki sebuah bilik kamar mandi.

Hanya butuh beberapa menit sampai perutnya terasa lebih baik, kini (y/n) kembali berjalan menuju hall Opera Epiclese. Sesekali (y/n) turut menggunakan kamera barunya untuk memotret bagian panggung. Dia berniat memberikan foto-foto yang diambilnya pada Euprhasie.

Waktu berjalan dengan cepat, pengadilan yang ada dipenghujung hari waktu itu terjadi sangat epic. Baik Neuvillette maupun Lady Furina, keduanya tidak berniat melepas pelaku begitu saja setelah kedapatan melakukan pelanggaran berat.

Saat matahari berganti bulan, (y/n) menyempatkan diri memotret sepasang Gardemek yang tengah menari. Sebagai hadiah untuk dirinya sendiri.

Tidak jauh dari tempat dia berdiri, terdengar suara gerutuan dan gemerisik pelan dedaunan. Tampaknya seseorang tengah bersembunyi disebalik batang pohon rimbun yang berada dekat dengan bibir pantai.

Keingintahuannya terpatik, (y/n) berjalan diam-diam menuju arah sumber suara. Suara gemerisik daun yang terdengar kasar semakin jelas, siapa kira-kira orang aneh yang bersembunyi dibelakang Opera Epiclese ini?

Matanya menangkap suara rintihan pelan, mendadak dirinya merasa khawatir. Bagaimana jika ada orang yang terluka disana?

Matanya berkeliling melihat dan mencari penjaga Garde yang biasanya berjaga didekat pintu masuk Opera Epiclese.

Kosong, kemana orang-orang itu saat dirinya membutuhkan bantuan?

"Halo? Siapa disana?"

Dengan memberanikan diri, gadis itu menginjakkan kaki keatas dedaunan. Suara geraman semakin terdengar jelas. Apakah ada binatang buas disekitar sini? Rasanya sangat mustahil! Lagipula ini termasuk daerah yang dijaga keamanannya dari binatang buas.

Tangannya menyibak dedaunan, matanya terbelalak saat menemukan sepasang mata yang berkilat cahaya. Rupa yang tidak asing, rambut panjang berwarna putih yang berantakan.

"... Monsieur Neuvillette?"

Gadis itu memanggilnya dengan ragu hingga sebuah tangan kekar mencengkram wajahnya dengan kasar.

Tubuhnya diseret memasuki semak belukar, membuat lecet diberbagai sisi kulitnya yang terbuka. Suara gemuruh yang tadi dia dengar berasal dari makhluk yang mencoba membungkam mulutnya.

Aroma air asin bercampur darah tercium terasa menyengat, matanya perih karena tidak sengaja disentuh oleh jari-jari yang menutupi mulutnya saat ini.

Setelah beberapa kali berkedip cepat, matanya kini bisa melihat dengan jelas Monsieur Neuvillette seperti seekor monster. Sisik-sisik terbentuk disisi rahangnya. Gigi yang tajam seolah tercipta untuk mengoyak daging mangsa. Dan telinganya yang biasa sedikit runcing semakin tajam ke atas.

Tubuh (y/n) masih diseret menuju lautan oleh Neuvillette. Teriakannya dibungkam, Neuvillette membawa gadis itu masuk ke dalam lautan.

Cengkraman yang berubah menjadi sangat menyakitkan. Kulitnya terasa dirobek dengan kejam oleh cakar-cakar yang muncul. Neuvillette membenturkan berkali-kali tubuh gadis itu di atas karang, membuat kepalanya pening dan hampir kehilangan kesadaran. Suara tulang yang dipatahkan oleh Neuvillette. Suara yang pasti akan dia ingat sampai kapanpun itu.

Di akhir, yang diingat oleh (y/n) hanyalah Neuvillette yang mengoyak daging bahunya.

Juga sebuah permintaan maaf.

.
.
.

(Y/n) mengguyar rambutnya, ingatan tentang masa lalu yang susah payah gadis itu hapus kembali membuatnya merasa gundah. Dia dendam, jika boleh jujur. Dia juga mau Neuvillette merasakan sakit yang dia rasakan kala itu.

Dia ingin berteriak pada pria itu agar berhenti dan menyudahi acara kejar-kejarannya. Memang luka di tubuh gadis itu telah sembuh setelah dirawat dan dipastikan trauma psikologisnya sudah membaik.

Semua itu berkat Euprhasie yang masih mau menerimanya di The Steambird. Gadis yang mulai pulih kembali diingatkan tentang kejadian masa lalu, bagaimana mungkin jantungnya tidak berdetak cepat karena ketakutan?

"Apa maksudnya aku pasti akan datang kesana?" Gadis itu bermonolog ringan. Tangannya memeluk boneka dengan erat dan membenamkan wajahnya disana. "Hei boneka! Aku tidak mengerti apa-apa tentang laki-laki. Seumur hidup kuhabiskan bekerja untuk menghasilkan uang. Apa yang harus kulakukan untuk menghadapi Monsieur Neuvillette?"

Tentu saja tidak ada jawaban apapun yang datang padanya. Membuat (y/n) kembali goleran dan berakhir tertidur pulas di atas kasurnya.

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

San: kangen koplaknya Charlotte 😞

.
.
.

Wansut Aven sama Dottore bakalan tetap ada di trakteer sampe akhir bulan ini ya! Bagi yang ketinggalan bisa dibeli lewat WA! 😋

.
.
.

.
.
.

13 Mei 2024

✔️ 𝓨𝓮𝓼, 𝓜𝓸𝓷𝓼𝓲𝓮𝓾𝓻? [Neuvillette X F. Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang