Tanda mating, seingat yang (y/n) tahu itu hanya ada pada hewan primal yang teritorial. Biasanya menggunakan aroma tubuh atau cairan yang mereka produksi. Digunakan untuk menandai wilayah, barang, atau sesuatu yang berharga lainnya.
Tapi bagaimana caranya Neuvillette menandai dirinya? Tunggu, naga sepertinya suka melakukan hal ini juga ya? Apa insting binatang Neuvillette tidak hilang meskipun dia tidak berada dalam kondisi-kondisi tertentu? Contohnya setahun yang lalu saat Neuvillette mengamuk.
(Y/n) tampak berpikir sejenak. Perasaannya mendadak tidak nyaman. Curiga Neuvillette telah menyentuhnya dibeberapa titik tertentu yang tidak dia ketahui tanpa izin.
"Anda tidak melecehkan saya 'kan, Hakim Agung?" Gadis itu bertanya dengan pandangan menyelidik. Matanya menyipit tajam menatap mata Neuvillette yang terlihat seperti bulan saat tersenyum jenaka.
"Aku berani bersumpah, aku tidak menyentuhmu secara intim." Neuvillette terkekeh pelan. Tangannya terulur merapikan anak rambut (y/n) yang ada dileher gadis itu. Tempat bekas gigitannya yang sudah cukup pudar. Juga tempat yang sama dimana dia menandai gadis itu dulu waktu mereka menginap bersama.
"Hanya sedikit tanda. Melusine memiliki mata yang berbeda dari manusia makanya mereka bisa melihatnya dengan jelas. Makanya mereka bertanya-tanya tadi." Neuvillette menjelaskan. Terlihat cukup khawatir jika (y/n) menarik kembali ucapannya yang mau dilamar oleh dirinya hanya karena masalah ini. "Percayalah, aku bukan pria yang bejat."
(Y/n) menghela nafas pelan, debaran di jantungnya terasa keras saat Neuvillette menatapnya dengan penuh harap. Hanya untuk membuat (y/n) tidak merasa kesal karena telah ditandai lebih dulu sebelum keduanya sepakat akan hidup bersama.
"Tolong jangan lakukan hal itu lagi diluar izin saya." Gadis itu perlahan kembali rileks dan menyenderkan punggungnya ke senderan kursi. "Bagaimanapun tubuh saya adalah hak saya. Tolong hargai keputusan saya, Hakim Agung."
Neuvillette mengulas senyum, jika dulu memang dia akan memikirkan banyak cara agar membuat gadis itu tetap disisinya, maka sekarang Neuvillette memutuskan untuk menghormati batasan yang diberlakukan oleh (y/n). Toh, (y/n) sudah bersedia melupakan masa lalu dimana Neuvillette hampir memakannya. Sekarang Neuvillette beralih cara, menaklukkan gadis yang kuat pendiriannya tidak boleh dengan kekerasan.
Lemah lembut, maka gadis itu akan dengan sendirinya merobohkan tembok kokoh yang dibangunnya sendiri.
"Tentu, aku berjanji atas nama dan gelarku." Neuvillette mengambil tangan gadis itu, membawanya ke bibir dan mengecupi buku-buku jemari itu dengan lembut. "Aku tidak akan menyentuhmu tanpa izin darimu lagi. Aku tidak akan lancang pada dirimu. Kau bebas menghukumku jika aku mengingkari janji ini."
(Y/n) sedikit gugup, bukan apa-apa, kini dirinya tengah menyuapi sepotong kue besar dari garpu. Garpu itu masih tersangkut di bibirnya saat Neuvillette meraih kedua tangannya.
"Afu mengherti, thulong lephas fhulu (Aku mengerti, tolong lepas dulu)." Gadis itu sedikit kesusahan berbicara. Tangannya ditarik kembali dan meletakkan garpu yang tadi tersangkut di bibirnya.
"Maaf," Neuvillette terkekeh pelan. Tangannya kini tersampir mengusap pucuk kepala gadis itu dengan lembut. Neuvillette mengambil sorbet untuk mengusap ujung bibir (y/n) yang terkena krim kue.
Keduanya kembali berbincang sambil makan, walaupun hanya (y/n) yang makan. Hingga larut malam, kini pesta perlahan dibubarkan. Para tamu undangan ada yang menginap di vila yang dibangun tepat disamping gedung utama. Ada juga beberapa wartawan yang masih berlalu lalang memotret sisa-sisa suasana pernikahan.
"Ayo, aku akan mengantarmu pulang. Kau pasti lelah." Neuvillette menawarkan tangannya untuk jadi pegangan oleh (y/n). Sebagai seorang pria yang gentle, Neuvillette selalu memperhatikan kenyamanan gadisnya dengan baik. Bahkan untuk sekedar turun tangga, Neuvillette akan memapah gadis itu karena memakai sepatu hak tinggi. Dia bisa tahu gadis itu sedikit kesakitan, bahkan sebelum (y/n) mengatakan apapun. Dari cara jalan (y/n) yang sedikit terpincang. "Kau terluka? Lepaskan saja sepatumu, aku akan menggendongmu di punggungku."
(Y/n) melirik kearah Neuvillette, sedikit ragu tapi ujung jari kakinya yang berdenyut sakit membuatnya menerima tawaran Neuvillette.
"Maaf, kalau saya berat."
Gadis itu memegangi sepatunya dengan tangan kiri, sementara Neuvillette menunduk didepannya. Perlahan (y/n) meletakkan kedua kakinya memeluk pinggang ramping Neuvillette dengan kedua tangan berpegangan dibahu.
"Tidak berat sedikitpun. Jangan meragukan stamina dan kekuatan naga." Neuvillette menepati janjinya, tangan Neuvillette hanya bertumpu dibawah paha bukan di pantat gadis itu. Dengan sigap Neuvillette membawa dirinya menuju arah jalan pulang. "Naga sepertiku bisa membawamu dengan mudah. Apa kau tahu kalau naga punya stamina yang tidak terbatas?"
"Tidak, tuh. Tapi anda sekarang dalam bentuk manusia. Memangnya stamina dan kekuatan Anda tidak berkurang?"
Neuvillette tertawa pelan, "tidak. Mau bertaruh? Aku bisa lari dengan kau di punggungku hingga sampai kerumahmu."
"Tidak usah, saya tidak mau berakhir mabuk darat karena goncangan ketika Anda berlari."
(Y/n) beralih menyenderkan tubuhnya dengan nyaman. Punggung Neuvillette terasa tegap dan kuat dari belakang. Rambut putih panjangnya bahkan beraroma wangi yang lembut setiap kali bertiup ke pipi, membuat gadis itu tanpa sadar menutup matanya. Menikmati hembusan angin malam pelan di kulitnya, (y/n) perlahan tertidur nyenyak dipunggung Neuvillette.
.
.
..
.
..
.
.T
B
C.
.
..
.
.San: stamina tak terbatas... Stamina tak terbatas... Stamina tak terbatas... 😳 Mana dua lagi 🌚
.
.
.Wansut Jiyan+Geshu Lin bisa dibeli di Trakteer ya say, kalau ada kendala dalam pembelian boleh hubungi nomor yang tertera di bio atau di Trakteer San ya 😘
.
.
..
.
.06 Juni 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ 𝓨𝓮𝓼, 𝓜𝓸𝓷𝓼𝓲𝓮𝓾𝓻? [Neuvillette X F. Reader]
Fanfiction"Kenapa kau selalu kabur setiap kali bertemu denganku?" "Insting saya bilang, Anda mau makan saya." "Eh? Ketahuan, ya?" . . . 𝓢𝓽𝓪𝓻𝓽: 10 Maret 2024 𝓔𝓷𝓭 : 18 Juli 2024