8

1.8K 324 24
                                    

Badai seolah menertawakan kesengsaraan sang naga, meneriakkan kemenangan dikala diri diderta duka. Sebilah pedang seolah menancap di jantungnya. Mengambil tetes demi tetes kehidupan.

Air mata tak terbendung kala sebuah tangan ringkih mencoba menghentikan tindak penghancuran.

Dunia harus hancur, sama seperti cintanya.

Retak yang selama ini dia jaga, kerentanan yang selama ini dia sembunyikan, semuanya tak lagi terbendung hingga memilih menghancurkan kemegahan desa yang dia lindungi.

"Kembalikan belahan jiwaku."

Raung mengancam pun mengudara. Dirinya terasa tercerai-berai. Manusia yang dicintai kini telah tiada. Meninggalkan kesakitan direlung terdalam jiwanya. Melukiskan kehancuran abadi bagi dirinya.

Oh, Dewa. Mengapa engkau sangat tidak adil?

(Y/n) menghempas buku baru miliknya. Kenapa harus romansa menyedihkan yang dia beli? Membuat perasannya semakin kalut mengingat kamera kesayangannya masih belum berada ditangannya lagi.

Harusnya ini adalah buku yang meredam kekesalannya. Setelah menyelesaikan tugas Opera sebelumnya, Euphrasie berbaik hati memberikan mora tambahan.

Buku seharga 3500 mora itu kini tergeletak diatas bantalan sofa. Ditinggalkan begitu saja karena kondisi hati (y/n) yang kini jengkel.

"Kenapa judulnya harus 'Cinta Mati Sang Naga'?" Gadis itu mulai menggerutu sembari menyeduh teh hijau hangat yang manis untuk dirinya. "Sampul buku seindah itu berisi kisah yang teramat tragis."

Tertipu mentah-mentah oleh sampul buku indah berbalut bunga dan sepasang tangan yang saling bertautan. Padahal dia mengharapkan akhir kisah yang manis dan menyentuh hati. Malah berakhir pembantaian masal, sial!!!

Mendadak (y/n) mengutuk penulisnya! Padahal dialah yang salah karena tidak melihat genre buku yang dia beli terlebih dahulu sebelum membayar.

Sementara (y/n) yang sibuk bergumul, Neuvillette di Palais Mermonia kini duduk dengan nyaman diatas kursi empuk kebesaran miliknya sejak 500 tahun yang lalu menjabat pertama kali sebagai Iudex.

Benar, meski usianya menyentuh angka ratusan tahun, ah atau mungkin sudah menyentuh angka seribu, Neuvillette hanya menjabat di sebagai Iudex sekitar 500 tahun. Otaknya kembali berputar mengingat pertama kali saat dia membawa Melusine ke Court of Fontaine sekitar 100 tahun yang lalu. Ada banyak yang menolak mereka. Dengan alasan mereka berbeda dari manusia-manusia di Kota besar itu.

Dirinya yang terlahir dalam bentuk manusia meski ada rupa dan ciri-ciri naga purba. Dulu, Neuvillette menolak percaya bahwa dirinya memang sang Naga Purba yang telah bereinkarnasi.

Kini, ada satu manusia yang membuatnya kembali merasakan perubahan naga. Sudah sangat lama taringnya semakin tajam.

Neuvillette menatap kearah jemarinya yang tertutupi sarung tangan. Dia juga kerap memotong kuku-kukunya yang selalu tumbuh meruncing dan merobek sarung tangan miliknya.

(Y/n), nama yang asing baginya. Tentu saja, manusia hidup sangat singkat. Tidak semua manusia bisa dia ingat, bukan berarti dia lalai atas gelarnya.

(Y/n), nama itu terus mengaung di otaknya. Seolah, dirinya menantikan gadis itu.

"Apa yang terjadi padaku?" Neuvillette bermonolog pelan.

Perasaan asing yang terus mekar membuatnya kewalahan. Membuat Neuvillette diam-diam berharap bisa menyampaikan kegundahan pada pemilik netra bening seperti langit malam berbintang itu.

(Y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n), (y/n).

Neuvillette pusing, nalurinya seolah menuntut membawakan langkah kaki ke tempat gadis itu hidup. Meski matahari sudah digantikan oleh bulan, Neuvillette kini berjalan dengan cepat. Hidungnya menghidu, merasakan aroma tipis yang tersisa di udara.

Ah, langkahnya kini berhenti. Detak jantungnya bertalu-talu saat pintu berwarna biru ada dihadapannya.

"Ini sudah larut malam..." Neuvillette bergumam. Tidak seharusnya dia melakukan hal ini. Tapi nalurinya terlalu sulit dibantah. Mencoba membuatnya tidak lagi santun seperti biasanya.

Neuvillette ingin berbincang dengan gadis itu.

Sudah tiga hari sejak terakhir kalinya mereka berbicara di Opera Epiclese. Neuvillette ingin mendengar suara gadis itu. Meski hanya berakhir dengan ketusan dan delikan.

"Ah... Apa aku gila?"

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

San: Yeen ntar takut dikejar naga bonar 😪

.
.
.

.
.
.

18 Maret 2024

✔️ 𝓨𝓮𝓼, 𝓜𝓸𝓷𝓼𝓲𝓮𝓾𝓻? [Neuvillette X F. Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang