41

1.1K 204 20
                                    

Alunan lembut musik jazz mengalun disepanjang hall. Banyak bangsawan Fontaine yang datang turut memeriahkan pernikahan dua bangsawan paling berpengaruh di Fontaine.

Meski Wriothesley tidak berdarah biru dan mendapatkan gelar Duke lewat jalur lain, faktanya pria itu sanggup membangun komunikasi dengan berbagai level bangsawan.

(Y/n) kini berada dipelukan Neuvillette saat lagu mulai memasuki bagian pertengahan. Tubuhnya diputar di udara, membuat rok gaunnya mengembangkan hingga menampakkan kakinya yang memaki sepatu hak tinggi.

Pinggangnya dipeluk sedemikian rupa. Membuat tubuhnya tetap mengambang beberapa senti dari lantai dansa. Neuvillette melingkarkan lengannya, membuat gadis itu merasa cukup sesak karena Neuvillette.

Tubuh keduanya saling menempel hingga beberapa bait lagu. Aroma tubuh Neuvillette serupa hutan hujan. Menenangkan dan memabukkan, membuat (y/n) kerap menghela nafas dalam.

Neuvillette bergerak semakin ke pojokan, membawa tubuh (y/n) bersamanya didalam pelukan. Kening gadis itu mengerut, mempertanyakan kenapa Neuvillette membawanya menuju balkon disaat dansa masih belum selesai.

Neuvillette tahu (y/n) menatapnya dengan bingung. Neuvillette justru hanya mengulas senyuman tipis menutup pintu balkon.

"Aku ingin membicarakan sesuatu padamu." Neuvillette mengunci balkon dari luar. Tangannya membawa (y/n) menuju kursi yang ada di sana, duduk saling berdampingan dengan Neuvillette yang setia menatap gadis itu.

Pandangan dalam Neuvillette sejujurnya membuat (y/n) sedikit merinding. Neuvillette sangat gemar mengacaukan perasaan (y/n). Membuat gadis itu kerap merasa getir dan kehabisan kata-kata.

"Apa?" (Y/n) mencoba menyesuaikan duduknya. Duduk disamping Neuvillette membuat detak jantungnya berdebar dengan keras. Membuatnya merasa seperti orang linglung.

"Ayo menikah."

(Y/n) menunduk mendengar ucapan Neuvillette. Tangannya meremas gaun sedang giginya menggigit bibirnya dengan gusar. "Kalau saya tolak, Anda mau apa?"

"Aku akan menangis."

Jawaban jujur Neuvillette membuat (y/n) yang tadinya gusar seketika terbahak. Gadis itu kembali menegakkan punggung dan menatap Neuvillette.

"Anda mau menangis demi saya?" (Y/n) bertanya kembali.

"Demi mendapatkanmu, aku akan menangis jika itu diperlukan." Neuvillette membawa punggung tangan (y/n) ke bibirnya. Mengecup pelan disana dengan kedua mata yang masih memperhatikan raut wajah sang gadis impian.

"Membuat seorang pria dewasa menangis terasa sangat aneh bagi saya." (Y/n) tertawa kecil. "Lagipula, kalau Anda menangis yang ada Fontaine akan tenggelam."

Neuvillette ikut tersenyum mendengar tawa kecil (y/n). Ibu jarinya mengusap dengan halus punggung tangan gadis itu. "Jadi bagaimana?"

(Y/n) sejenak diam menatap langit malam. Jutaan bintang dan bulan purnama seolah menanti jawabannya atas pertanyaan Neuvillette. Seolah siap menjadi saksi (y/n) yang mulai berdamai dengan masa lalu.

"Apa Anda tidak bisa melamar saya lebih elit sedikit? Saya punya impian dilamar di sebuah tempat yang indah dengan laut sebagai latarnya, bukan dilamar ditempat orang lain menikah."

Neuvillette mengembangkan senyuman, pria itu merasa menjadi orang terberuntung usai mendengar jawaban (y/n). Neuvillette dengan sigap membawa tubuh (y/n) kedalam pelukannya. Menghirup aroma manis yang menguar dari rambut gadis itu, seolah telah menjadi candu baginya.

"Ya, tentu saja."

Di malam itu, keduanya kembali menyatukan bibir. Mengikrarkan bahwa keduanya siap memasuki babak baru kehidupan. Melupakan kejadian lama yang menyakitkan dan merajut asa romantis dikemudian hari.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

San: akhirnya yeen mau juga berdamai sama masa lalu. Yuk bisa yuk, 10 bayi naga baru yg mirip Nopal🗿

.
.
.

.
.
.

.
.
.

27 Mei 2024

✔️ 𝓨𝓮𝓼, 𝓜𝓸𝓷𝓼𝓲𝓮𝓾𝓻? [Neuvillette X F. Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang