28

1.3K 235 10
                                    

(Y/n) tidak boleh mematik api lebih dari ini. Terlebih Neuvillette yang kini menahannya diatas sofa membuat tubuhnya membeku, mengingat kembali kejadian setahun yang lalu. Bibirnya terasa kelu saat matanya melihat kearah pandangan tajam Neuvillette padanya.

"Katakan sekali lagi, kau akan kemana?"

Neuvillette terlihat marah, meski wajah yang ditampilkan datar, (y/n) bisa melihat keningnya berkerut kesal dengan alis yang menukik tajam.

"Saya... Saya akan pergi ikut penyelidikan." (Y/n) sebisa mungkin memperhalus ucapannya. Bulu kuduk gadis itu merinding berada dibawah tatapan tajam Neuvillette. Kedua tangannya bahkan sudah bergetar menahan berat bobot tubuh Neuvillette agar tidak menindihnya. Pria itu seperti kesetanan saat mendengar (y/n) ikut melakukan penyelidikan karena dia butuh berita yang akurat terhadap kasus pembunuhan ini.

"Jangan bercanda!" Neuvillette berbisik dengan tajam. Dia juga tidak mau Sedene atau siapapun diluar sana memergokinya tengah menahan tubuh (y/n) diatas sofa. "Kau bisa mati!"

(Y/n) menelan ludah dengan kasar, ini adalah pekerjaannya. Bukan sekali dua kali dia harus berhadapan dengan hal-hal menantang seperti ini sejak menjadi bagian dari The Steambird. Baginya selalu saja setiap tahun setidaknya satu kali dia mendapatkan tugas berat. Ini persis seperti ujian akhir disekolahan.

"Tidak boleh," Neuvillette mengeram pelan. Pria itu tampak semakin kesal karena (y/n) terlihat semakin keras kepala pada pendiriannya.

"Tapi ini wajib! Saya tidak bisa melepas tanggungjawab begitu saja!"

Neuvillette semakin marah, jelas saja. Neuvillette tidak suka apa yang sudah menjadi miliknya terancam begitu saja. Susah payah Neuvillette memperhatikan kenyamanan gadis ini dari jauh demi menjaga perasaan (y/n) yang masih takut padanya. Neuvillette bahkan harus berpuas hanya dengan melihat foto (y/n) agar tidak membuat gadis itu merasa terganggu dengan keberadaannya.

"Aku akan bilang ke Euphrasie kalau kau sedang sakit." Neuvillette kembali berbicara dengan tajam. Tangan pria itu masih menahan bahu (y/n) agar gadis itu tidak bisa bergerak kemana-mana. "Seharusnya wanita itu paham kalau bawahannya sakit."

"Tidak bisa begitu! Kalau Anda mengatakan itu pada Nyonya Euphrasie, bisa-bisa gaji saya dikurangi dan tidak akan dapat bonus akhir tahun!"

Neuvillette mencebik kesal, "uang? Kau rela membahayakan dirimu sendiri hanya demi uang!?"

"Setiap pekerjaan pasti punya resiko, sejak kapan ada pekerjaan yang tidak punya resiko!? Bahkan seorang novelispun punya resiko jika bukunya tidak laku dipasaran!" (Y/n) kini kesal karena Neuvillette sejak tadi menahan tubuhnya dengan kasar. Pria itu terus membuatnya berbaring diatas sofa, tertindih dengan kedua bahu di cengkram erat.

Perlahan rasa perih perlahan menjalar, membuat (y/n) mengintip kebahunya untuk melihat perasaan menusuk di kulitnya. Matanya membulat saat mendapati cakar berwarna biru tua menusuk kulit bahunya perlahan.

"Hik! Hakim Agung!" (Y/n) nyaris berteriak. Gadis itu mencoba menyadarkan Neuvillette agar tidak membuat cakarnya melubangi kulit gadis itu melihat cakar-cakar tajam itu bahkan bisa mengoyak sarung tangan Neuvillette dengan mudah. "Cakar Anda! Cakar Anda menusuk saya!"

Neuvillette tersentak, nafasnya yang tadi tersengal karena amarah kini kembali normal, pria itu memilih menjauh, memberikan sedikit jarak agar tidak menyerang (y/n).

Neuvillette menarik dan menghembuskan nafasnya dengan pelan, mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri. Neuvillette mengusap wajahnya dengan kasar, berharap itu akan memberikan sedikit ketenangan dari perseteruan keduanya.

"Maaf..." Neuvillette berbisik dengan pelan. Pria itu tidak mau ditatap dengan mata yang sama seperti yang ada di mimpinya dulu. Dia tidak mau (y/n) memandangnya sebagai monster. "Aku sedikit kalut."

(Y/n) sendiri memilih memperbaiki pakaiannya. Neuvillette membuat baju miliknya kusut. Beruntung hanya perih dan sedikit goresan yang tertinggal di bahunya. Itu tidak akan menghambat nanti, pikir (y/n).

"Saya tidak apa-apa." (Y/n) berdiri, gadis itu kembali memasang rambut palsu miliknya dan juga kacamata penyamaran. "Saya permisi dulu, tolong tenangkan diri Anda, Hakim Agung."

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

San: rekor 28 chapter tanpa ada NSFW wkwkwkwkwkwk 😭

.
.
.

POV Neuvillette+Wansut Alhaitham dan Sunday bakalan tetap ada di trakteer sampai akhir bulan ini ya gaes, kalau ada kendala pembelian bisa dichat WA dinomor yang tertera di trakteer 😍

.
.
.

.
.
.

15 April 2024

✔️ 𝓨𝓮𝓼, 𝓜𝓸𝓷𝓼𝓲𝓮𝓾𝓻? [Neuvillette X F. Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang