31

1.3K 240 22
                                    

Neuvillette jongkok dengan tenang, tidak ada niatan sedikitpun membantu. Dirinya ingin percaya untuk kali ini, percaya bahwa (y/n) dan yang lainnya bisa mengatasi masalah Treasure Hoarder itu. Dia bisa saja menciptakan air dan menenggelamkan orang-orang yang berniat melukai (y/n) dengan mudah. Dia hanya diam, mengamati apa yang akan dilakukan oleh para wartawan yang haus berita itu.

Dan benar saja, keributan terjadi saat salah satu wartawan yang dalam penyamaran menyadari suara langkah kaki dibelakang mereka.

Dari sudut pandang Neuvillette, bisa dia lihat (y/n) yang kecil dengan lincah bergerak melumpuhkan satu orang Treasure Hoarder yang membawa senjata panah.

Panah yang terlontar menembus permukaan kulit bahu, namun bisa diatasi dengan baik. (Y/n) duduk diatas tumpukan Treasure Hoarder sembari membuka pakaiannya.

Pergerakan itu membuat Neuvillette membeku, matanya mendadak tajam saat menyadari gadis itu perban untuk menutupi ukuran dadanya. Neuvillette bisa sedikit bernafas lega, kalau saja gadis itu tidak menutupi dadanya, Neuvillette bersumpah akan berlari kesana tanpa pikir panjang dan membawa pulang (y/n) saat itu juga.

Dia paling tidak suka berbagi apa yang menjadi miliknya dengan orang lain.

Treasure Hoarder dikalahkan, mereka segera mencatat kedalam buku dan memotret para tersangka di kamera masing-masing. Kini para Treasure Hoarder telah diikat dengan rantai berkarat oleh Clorinde, mereka segera masuk lebih dalam untuk mendapatkan bukti pembunuhan berantai yang telah terjadi beberapa waktu belakangan ini.

Neuvillette kini berdiri, berjalan menuju para Treasure Hoarder yang terikat. Kedatangannya membuat orang-orang itu terkejut, begitu juga (y/n) dan yang lainnya.

"Selamat siang, semoga aku tidak mengganggu kegiatan kalian." Neuvillette fokus pada (y/n). Seorang wanita yang ikut menyamarkan diri kini tengah membalut bahu (y/n). Neuvillette dengan senyuman tipis formalnya mengabaikan keterkejutan dan kini berdiri tepat dihadapan (y/n).

"Jika tidak keberatan, apa aku boleh ikut dalam ekspedisi ini?" Neuvillette menawarkan bantuan. Pria itu dengan tenang bertanya pada Clorinde.

Clorinde yang bingung hanya diam mengerjapkan matanya perlahan. "Ah, iya. Tentu saja, bantuan dari Monsieur Neuvillette akan sangat berharga mengingat Duke tidak bisa membantu karena harus ke Sumeru."

"Tunggu!" (Y/n) dengan cepat memotong ucapan Clorinde. Membiarkan Neuvillette membantu sama saja membuka penyamaran mereka karena dihadapan Hakim Agung tidak boleh ada penipuan, dan penyamaran adalah salah satu metode tipu-tipuan. "Tidak boleh! Kami tidak bisa berbohong jika ada Hakim Agung disini! Anda mau kami membuka penyamaran kami disini?"

Neuvillette terkekeh, sebenarnya itu bukanlah masalah besar baginya. Lagipula ini misi yang penting, jabatannya tidak perlu diperhitungkan di situasi ini. Yang penting dia bisa berada didekat (y/n), itu saja tidak masalah.

"Aku tidak masalah." Neuvillette menjawab dengan tenang. "Aku berjanji tidak akan menjadi penghambat. Hanya menonton saja, dan mungkin memberi sedikit bantuan kecil."

Padahal Neuvillette tahu, hanya dengan Clorinde saja sudah cukup mengatasi hal ini. Dia hanya tertarik tentang bagaimana (y/n) akan menghadapinya.

Neuvillette kini berdiri di samping (y/n), seolah-olah berniat membuat gadis itu terganggu. Entah kenapa, wajah cemberut (y/n) sangat disukai oleh Neuvillette.

"Kau terluka," Neuvillette menatap, semakin dekat kearah (y/n). Orang-orang disekitar mereka kini telah fokus kembali membuat laporan. Neuvillette pun duduk di samping gadis itu, berdempetan agar semakin dekat. "Butuh bantuanku?"

"Anda pulang saja sudah membantu saya, Hakim Agung."

Neuvillette mengulas senyum tipis,  sedikit bersabar dengan sikap (y/n). Tangannya tergerak membantu gadis itu memasang kembali pakaiannya. Neuvillette sedikit menunduk, meletakkan hidungnya di ceruk leher gadis itu dengan tenang. Sejenak diam untuk menghirup aroma tubuh yang bercampur aroma lautan segar. Neuvillette suka, membuat Neuvillette semakin gemas saja.

"Anda terlalu dekat!" Gadis itu berbisik pelan. Wajahnya tampak tidak senang dengan Neuvillette yang berada terlalu dekat dengan lehernya.

"Maaf," Neuvillette berbicara dengan tersenyum tipis dan lanjut membetulkan rambut palsu (y/n). "Aku hanya sedikit merindukanmu."

(Y/n) hanya diam, jujur saja, detak jantungnya sedikit menderu saat Neuvillette berbisik di telinganya. Nafas hangat pria itu kini berada di tengkuknya. Rasa dingin yang tadi dia rasakan mendadak tergantikan.

"Kita sudah lama tidak bertemu." Neuvillette duduk dengan tenang kini. Dengan melipat salah satu kakinya diatas kaki lain, Neuvillette memangku wajahnya dengan tangan. "Aku mencoba memberikan jarak agar kau tetap berada di zona nyamanmu. Tapi itu justru membuatku tersiksa."

"Apa maksud Anda? Berhenti berbicara seolah Anda itu kekasih saya." (Y/n) sedikit mengerang, rasa sakit di bahunya membuatnya kembali terduduk di samping Neuvillette.

"Hanya belum."

Ucapan Neuvillette membuat (y/n) memutar matanya. Bagaimana mungkin dia mau bersama Neuvillette. Tidak mungkin Naga yang hampir membunuhnya berakhir menjadi kekasihnya, (y/n) bukan peminat masokis! "Jangan mimpi disiang hari, Hakim Agung."

"Kita tidak tahu masa depan, jangan berpikir kita tidak bisa saling terhubung satu sama lain."

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

.
.
.

San: Hap aja yeen pal, dikasur 🙄

.
.
.

.
.
.

25 April 2024

✔️ 𝓨𝓮𝓼, 𝓜𝓸𝓷𝓼𝓲𝓮𝓾𝓻? [Neuvillette X F. Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang