50 🔞

1.8K 168 19
                                    

San: coba bacanya sambil denger Salvatore dari Lana Del Rey, soalnya San bikin ini sambil dengerin lagu itu 🤤

...

Lembut, pergerakan tangan Neuvillette di sekujur tubuhnya terasa sangat lambat dan menenangkan. Pandangan mata (y/n) memburam, Neuvillette bergumam pelan saat menyatukan bibir mereka. Meresapi rasa manis yang menjadi candu, bibir mungil yang memerah dan sedikit bengkak karena ulahnya.

"Neuvi..." (Y/n) mencoba memanggilnya. Sekali lagi sebelum akhirnya ditenggelamkan kembali dalam ciuman yang intens.

"Satu kali lagi."

Bohong, Neuvillette selalu mengatakan itu. Dua puluh tiga kali, pria itu mengucapkan kata-kata yang sama. Namun jelas saja, itu hanya kedok.

Menggerutu pelan, tubuh (y/n) yang terlentang ditelanjangi oleh kedua tangan Neuvillette. Kuku panjang yang merobek kemejanya menjadi serpihan, cengkraman yang membuatnya tetap pada posisi tanpa bisa bergerak.

Gerakan Neuvillette memang halus namun sangat tajam dan hati-hati. Pria itu terlihat tidak mau melukai seincipun kulit lembut yang ada dibawahnya kini.

Batas antara kewarasan mendadak kabur, Neuvillette menampilkan pandangan penuh nafsu. Tatapan yang untuk pertama kalinya membuat (y/n) mengerti betapa putus asanya Neuvillette pada dirinya. Betapa inginnya Neuvillette atas dirinya sebagai satu-satunya pemilik.

"Sekali lagi."

Kebohongan yang manis, (y/n) tenggelam dibawah kendali Neuvillette, seolah dirinya ada hanya untuk Neuvillette. Sepertinya (y/n) sudah gila. Matanya membulat saat Neuvillette membuka pakaiannya. Menampilkan sepasang benda panjang yang menggantung tegap diantara kedua kaki pria itu.

"N-Neuvi, sepertinya mataku rusak." (Y/n) memucat. Kedua kakinya yang terbuka untuk pertama kali kini bergetar. "Apa naga memang punya itu dua?"

Neuvillette tertawa lembut, ulas senyuman dibibirnya membuat (y/n) kembali berhasil menenangkan dirinya sendiri. "Iya, apa kau takut sekarang padaku?"

(Y/n) menelan ludahnya dengan kasar, kepala gadis itu mengangguk cepat saat Neuvillette membenamkan wajahnya didada gadis itu.

"Tidak apa-apa," Neuvillette berbisik pelan mengecup kuncup merah muda (y/n). "Aku akan lembut."

Pembohong. Nyatanya rasanya sangat sakit.

(Y/n) hampir menjerit dan berteriak meminta bantuan pada para Melusine yang jauh diluar lorong sana. Kedua benda tumpul yang mencoba meregangkan dirinya terasa sangat menyakitkan.

Entah sebuah keberuntungan atau kesialan, Neuvillette memang berlaku lembut diatas sini, tapi dibawah sana, Neuvillette benar-benar mendesak dirinya. Membuatnya merasa seperti tengah dirobek dibawah sana.

"Neuvillette..." (Y/n) mengerangkan nama pria itu setiap kali gerakannya seperti tengah bermain-main. Masuk sepenuhnya saja belum dan pria itu malah dengan seenaknya bergerak keluar masuk. "Pelan-pelan."

Neuvillette sendiri hanya menggemuruhkan suaranya pelan, menyaksikan bagaimana ekspresi kesakitan gadis itu dalam diam sebelum kembali menggoda bibir dan lehernya. Hentakan pelan yang diharapkan Neuvillette bisa membuat (y/n) terbiasa sebelum menembus selaput tipis kegadisan (y/n).

"Aku pelan-pelan..."

Sekali lagi berbohong agar (y/n) tidak terlalu cemas atau takut. Neuvillette mengusap air mata yang menetes disudut mata istrinya itu. Mengecup pelipis sebelum kembali mendaratkan bibir di kuncup keras (y/n).

"Aku janji."

(Y/n) berteriak saat dirinya ditembus secara sempurna. Tubuhnya melengkung kearah Neuvillette, merasakan sesak, sakit, dan perih di area intimnya.

Penuh oleh kedua batang tegap Neuvillette dan terasa sangat sempit dibawah sana. (Y/n) menjepit pinggang Neuvillette dengan kedua pahanya, menahan pergerakan Neuvillette agar pria itu tidak bergerak lebih dulu dan menunggu dirinya terbiasa.

"Tunggu! Sepuluh menit! Tidak, cukup lima menit saja! Tolong biarkan aku terbiasa dulu, Neuvi..." (Y/n) mengeluarkan pandangan memelasnya. Berharap Neuvillette akan mendengarkan dirinya dan sedikit memelankan tempo pria itu.

Lima menit digunakan oleh Neuvillette dengan baik. Menyentuh tubuh (y/n) dimanapun yang dia bisa sentuh. Menggigitnya pelan dibahu dan leher. Menandai tubuh sang istri sebagai wilayahnya.

Neuvillette menunggu dengan baik hingga debaran jantung (y/n) mulai kembali seperti semula.

"Sudah? Masih takut denganku?" Neuvillette bertanya saat pinggangnya mulai membentuk irama pelan keluar dan masuk, membuat pahanya dan paha (y/n) saling berbenturan dengan lembut.

"Tidak," (Y/n) membalas. Matanya menatap Neuvillette dengan dalam. "Hanya, tolong jangan terlalu mendorongku."

"Aku mengerti, aku akan pelan-pelan."

Neuvillette kembali mengecup bibir (y/n). Rakus akan setiap inci dari (y/n). Menyatukan keringat dimalam itu hingga malam-malam berikutnya. Menanam benih yang akan tumbuh didalam rahim (y/n) keesokan harinya.

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

San: Sisa Epilog yeayyyyyyy 😘 Neuvi kita soon jadi bapak-bapak 🗿

.
.
.

One-Shot Xavier, Zayne, sama Jiyan ada di Trakteer ya, kalau udah ga ada boleh dibeli lewat WA, tersedia semua seri Wansut😋

.
.
.

.
.
.

16 Juli 2024

✔️ 𝓨𝓮𝓼, 𝓜𝓸𝓷𝓼𝓲𝓮𝓾𝓻? [Neuvillette X F. Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang