4

2K 331 31
                                    

Orang lain mungkin berpikir (y/n) itu aneh. Disaat yang lain terlihat segan dan menghormati Sang Iudex, gadis itu justru mati-matian mengabaikan dan menghindari. Bukan hanya sekali, terhitung sudah tiga kali setiap pertemuan baik disengaja maupun tidak disengaja.

Poninya yang hanya setengah dahi terlihat tidak beraturan. Keringat turut menetes membuat bajunya sedikit basah dan lembab.

Tadinya dia berpikir untuk menonton Opera, sendirian. Tanpa ada Charlotte disampingnya seperti biasa. Rambutnya yang diikat ekor kuda bergerak pelan saat dirinya kini berjongkok didepan bunga Rainbow Rose yang tengah mekar dengan cantik di taman Opera Eclipse.

Menghindari Neuvillette ternyata cukup menguras tenaga. Entah kenapa pria itu ada saja memiliki kesempatan berbicara dengannya. Apa Neuvillette setidak peka itu padanya?

Perasaan tidak nyaman yang terus menggerogoti setiap kali Neuvillette menatap serta berbincang padanya.

Memang, bagi gadis itu dia hanya bertemu beberapa kali dengan Neuvillette. Pekerjaan keduanya membuat mereka hampir tidak pernah bertemu.

Setidaknya pada akhir musim panas tahun lalu. Ya, jauh sebelum bencana ramalan yang menimpa Fontaine hingga mangkatnya Furina, (y/n) hanya pernah sekali melihat Neuvillette.

Hari dimana dia memutuskan untuk tidak berinteraksi secara langsung dengan Neuvillette.

Cekrek!

Kameranya memotret bunga Rainbow Rose didepan. Memastikan bahwa gambar yang dia dapatkan tidak goyang atau blur.

"Bagus aku jadi botani saja." Gadis itu bermonolog pelan. Mengabaikan melusine-melusine penjaga yang berlalu lalang.

Jauh didepan sana, ada tempat yang cukup lebar. Sebuah tempat dimana sepasang robot gardemek berdansa satu sama lain.

(Y/n) meringsut, berjalan dengan pelan menuju kesalah satu kursi panggung. Tangannya sibuk memotret sepasang gardemek itu. Berharap bisa mendapatkan foto-foto cantik untuk dipajang dikamarnya. Roll kamera bagi dirinya tidaklah mahal. Mengingat gajinya sebagai jurnalis cukup besar perbulannya, termasuk pesangon dan bonus yang diberikan Euphrasie.

Cekrek!

Satu lagi foto berhasil didapatkan. Matanya menelisik, menyusuri foto yang terpampang dilayar kamera. Terdapat Neuvillette yang terlihat termenung dikejauhan.

Agak bersyukur karena pria itu tidak menyadari dirinya telah tidak sengaja mengambil foto. Gadis itu lekas menghapus foto Neuvillette dari kameranya. Tidak mau itu akan menjadi biang masalah dikemudian hari.

"Kau memotretku?"

Ya Archon, kenapa tiba-tiba saja bulu kuduk (y/n) merinding. Suara yang berada tepat disamping telinganya membuat (y/n) meremang.

"Hakim Agung!?" Gadis itu hampir saja menjerit, terkejut dengan Neuvillette yang berada disampingnya. Detak jantung terasa bertalu-talu, mendadak genggaman pada kamera terasa lemah. "Saya tidak-"

"Mana? Aku mau melihatnya." Neuvillette malah menyodorkan tangan kearah (y/n). Dengan santai ingin melihat hasil jepretan ngasal milik gadis itu.

"Saya tidak memotret Anda, Anda salah sangka." Gadis itu mencoba berkilah. Kameranya dibawa kedalam pelukan seolah Neuvillette hendak mencuri kamera itu darinya.

"Tadi aku sempat melihatnya." Neuvillette dengan jurus polos miliknya terus meminta. Kini kedua tangan disodorkan seolah gadis itu telah mencuri permen milik Neuvillette. "Jangan berbohong, atau kubawa kau ke pengadilan?"

"Tidak!" Bisa-bisa suram masa depan gadis itu! Teganya Hakim Agung seperti Neuvillette mencoba memerasnya! "Ini! Ini foto Anda!"

(Y/n) segera memberikan kameranya pada Neuvillette. Neuvillette tersenyum tipis penuh kemenangan saat menerima kamera itu. Tangannya terlihat mengotak-atik sejenak sebelum akhirnya berhasil menemukan foto miliknya yang tengah mengamati lautan Fontaine.

"Bagus, aku pinjam dulu kameramu."

Apa? Rasanya telinga (y/n) gatal. Dia tidak salah dengarkan?

"T-Tunggu! Kenapa begitu? Anda 'kan sudah lihat fotonya?" (Y/n) terlihat menjinjit, mencoba mengambil kembali kameranya dari tangan Neuvillette.

Neuvillette yang jauh lebih tinggi dari gadis itu tersenyum puas. Melihat (y/n) kepayahan seperti saat ini rasanya sudah lebih dari cukup untuk membalas perlakuan gadis itu tempo hari.

"Belum, aku ingin mencetaknya."

"Saya cetakkan! Tolong kembalikan kamera saya!" (Y/n) hampir saja menangis. Sumpah, pria beraroma aqua itu benar-benar mempermainkan dirinya. "Kembalikan!"

Neuvillette malah menyimpan kamera itu. Kamera kecil seukuran telapak tangan itu dimasukkan kedalam saku baju, membuat (y/n) nelangsa. Tidak mungkinkan tangannya menggerayangi tubuh Neuvillette. Dia saja menolak untuk berdekatan dengan Neuvillette.

"Nanti," Neuvillette terlihat menjatuhkan putusan final pada gadis didepannya. "Kalau aku sudah mencetak foto milikku, pasti akan kukembalikan, Nona Lousianne."

(Y/n) nyaris menggerakkan gigi, kalau saja dia tidak ingat ini adalah tempat umum, gadis itu akan bertingkah dan mulai berguling-guling diatas tanah sampai Neuvillette muak dan mengembalikan kameranya.

Neuvillette kini berbalik, mengabaikan panggilan gadis itu dan berjalan menuju Opera Eclipse. Masih ada satu pengadilan lagi yang tersisa untuk hari ini, juga penampilan sikembar pesulap. Neuvillette diundang menjadi tamu kehormatan.

.
.
.

.
.
.


.
.
.

T
B
C

.
.
.

.
.
.

San: jiahhh, Nopal mulai beraksi, ayo luluhkan Yeen, pal 😍

.
.
.

.
.
.

13 Maret 2024

✔️ 𝓨𝓮𝓼, 𝓜𝓸𝓷𝓼𝓲𝓮𝓾𝓻? [Neuvillette X F. Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang