Suasana di dalam gedung olahraga penuh dengan sorakan. Turnamen basket antarsekolah sudah mencapai babak penting-pertandingan antara sekolah Kylan dan sekolah Raka.
Dua rival bertemu kembali di tempat yang sama, kali ini bukan hanya sekadar tatapan penuh ketegangan, tapi pertempuran di atas lapangan.
Di tribun, Kinta duduk bersama Raina, Salsha, dan anak-anak sekolah mereka yang datang untuk mendukung tim.
"DUH INI BAKAL SERU BANGET!" teriak Salsha.
"Lo lihat enggak? Dari awal masuk lapangan aja Kylan sama Raka udah tatap-tatapan kayak mau berantem," tambah Raina.
Dan memang benar.
Di tengah lapangan, Kylan dan Raka berdiri saling berhadapan sebelum tip-off dimulai. Tatapan mereka penuh api, bukan hanya sekadar persaingan basket, tapi ada sejarah panjang di antara mereka.
Wasit meniup peluit, pertandingan dimulai!
Kylan dengan sigap mengontrol bola, menggiringnya melewati pemain lawan. Raka yang bertugas sebagai shooting guard segera menutup pergerakannya.
"Kylan, lo pikir bisa menang hari ini?" ejek Raka sambil mencoba mencuri bola.
Kylan hanya menyeringai kecil. "Gue enggak pikir, gue tahu."
Permainan berlangsung intens. Tiap poin yang dicetak membuat sorakan menggema di seluruh gedung.
Saat memasuki kuarter terakhir, skor terpaut tipis. Kedua tim bertanding habis-habisan.
Dengan waktu tersisa 15 detik, tim Kylan hanya unggul satu poin. Raka mencoba melakukan tembakan tiga angka, tapi Kylan berhasil membloknya tepat waktu! Bola memantul, dan tanpa membuang kesempatan, Kylan mengambilnya lalu berlari cepat ke ring lawan sebelum melakukan dunk sempurna!
Buzzer berbunyi.
TIM KYLAN MENANG!
Sorakan dari sekolah Kylan menggema. Para pemainnya saling berpelukan, sementara Raka hanya bisa menggertakkan giginya, jelas tidak terima.
Dari tribun, Kinta yang awalnya tidak terlalu peduli karena sedari tadi ia sibuk membaca buku baru yang dibelinua kemarin, sekarang malah ikut tersenyum melihat kemenangan Kylan.
Dan di lapangan, Kylan menoleh sekilas ke arah tribun, langsung menangkap tatapan Kinta.
Senyumnya bertambah lebar.
🌙
Setelah pertandingan, anak-anak kelas memutuskan untuk merayakan kemenangan dengan makan bersama di restoran favorit dekat sekolah. Zein yang mentraktir mereka makan hari ini. Suasana riang memenuhi ruangan, suara tawa bercampur dengan denting alat makan dan obrolan yang tak ada habisnya.
Kinta duduk bersama gengnya, menikmati keriuhan di sekelilingnya. Semua orang sibuk memilih menu dan memesan makanan dengan semangat.
"Gue boleh duduk di samping Kinta gak?" tanya Zein, salah satu anggota basket dan murid populer kelas IPS I.
Salsa, tanpa pikir panjang, langsung menggeser duduknya dan mempersilakan Zein mengambil tempat di sebelah Kinta.
"Apa lagi nih?" batin Raina, melirik situasi dengan penuh kewaspadaan.
Kinta berusaha berlagak biasa saja, pura-pura tidak terganggu. Sementara Zein, yang sadar atmosfer di sekelilingnya berubah, hanya menanggapi dengan senyuman santai.
"Gak ada yang marah kan?" godanya, melirik satu per satu wajah di sekeliling meja.
Salsa mengangguk dengan santai dan mengacungkan jempol. "Aman, gak ada yang bakal lempar sendok ke lo kok."
![](https://img.wattpad.com/cover/298846750-288-k637641.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Altalune
Fiksi RemajaKylan Xyaluna Prameswari gadis cantik berbakat yang sangat amat mengagumi bulan bertemu dengan sosok murid baru lelaki sedingin kutub utara bernama Kylan Renanza Mahardika dan mereka menjadi chairmate/teman sebangku. Kinta dan Kylan itu tidak pernah...