BAB 4

963 78 0
                                    

Setelah menerima makanan dari Adel,Marsha pun membawa nya ke dapur.ia memindahkan makanan itu ke atas piring.

"Lumayan sih buat makan malam".kata marsha yang sudah mulai lapar.

"Kalo makan ayam gini kek nya kurang kalo gak ada soda". Ucap marsha.

Marsha beranjak dari kursinya menuju kulkas,cewek itu melihat kulkas yang ternyata sudah mulai kosong.

"Yah elah gue baru ingat belum belanja makanan sama minuman lagi,Heem...beli dulu kali yah?". Ucapnya.

Setelah itu masha pun meninggalkan dapurnya menuju kamar,mengganti pakaiannya dulu dengan kaos panjang dan training serta jaketnya.

Selesai bersiap marsha keluar dari kamarnya yang juga bertepatan dengan Adel yang baru saja keluar dari apartnya setelah membuang sampah. Marsha hanya menatap sinis pada Adel habis gitu ia berjalan menuju lift. Tujuan marsha sekarang ke minimarket untuk belanja bahan makanan dan minuman yang sudah habis.

Hanya butuh waktu kurang dari 6 menit berjalan menuju minimarket dengan berjalan kaki.

Setibanya marsha di mini market ia langsung mengambil troli, marsha menghabiskan waktu belanja selama 20 menitan.

Sekiranya sudah cukup marsha pun menuju kasir untuk membayar belanjaannya.saat berjalan menuju kasir tiba tiba saja ada yang menyenggol marsha dari atah belakang.

"Aww!" Marsha sedikit meringis.

Marsha pun menatap orang yang baru saja menyenggolnya, sayangnya marsha tidak bisa melihat wajah si penyenggol itu karna tertutup masker dan topi. Dan orang itu hanya membungkuk ke arah marsha tanda dia minta maaf. Setelahnya ia meninggalkan marsha.

Selesai membayar belanjaannya marsha pun langsung kembali ke apartemennya.

Di sepanjang jalan menuju apartnya entah kenapa perasaan marsha menjadi tidak enak. Marsha merasa seperti ada yang mengikutinya. Karena marsha merasa yakut pun akhirnya mempercepat langkahnya agar cepat sampai di apartemennya. Mau berlari pun maraha tidak biasa karena membawa belanjaan yang berat.

Ketakuan marsha pun sedikit menghilang ketika ia sampai di pintu lobby apartemennya.

"Hah hah..kok gue ngerasa serem banget ya,apa iya ada yang nguntit gue". Ucap marsha dengan nafas yang tak beraturan.

Marsha menggeleng kecil untuk menepis pikirannya itu, ia buru buru berjalan ke  unit nya.

Setibanya marsha di kamarnya ia langsung membereskan belanjaannya dan di masukan ke kulkas, setelah selesai cewek itu melanjutkan makan malamnya yang tertunda.

"Enak juga ayam sama macaron nya gak sia sia gue terima makanan dari manusia aneh itu". Kata marsha sehabis selesai makan sambil mencuci peralatan makan yang ia gunakan tadi.

Selesai membersihkan dapur, Marsha pun masuk kedalam kamar tidurnya unyuk istirahat. Marsha mengistirahatkan tubuhnya di kasur miliknya. Baru saja marsha inging menutup matanya tiba tiba saja listriknya padam.

'Ya tuhan kenapa lagi sih ini". Gerutu marsha sambil berusaha mencari Hp nya untuk mencari penerangan ia meraba sekitar kasurnya sampai ia menemukan Hp nya. Dan marsha langsung menyalakan center Hpnya.

Sebenarnya marsha sudah sangat mengantuk tapi dia teringat bahwasannya pintu unitnya belum terkunci. Akhirnya marsha pun keluar lagi dengan pencahayaan yang minim untuk mengunci pintu.

Tiba-Tiba...

"HMMMPP---!!"

Marsha melebarkan matanya ketika ada tangan yang membekap mulut nya. Di Sana marsha merasa ketakutan ia berusaha membebaskan diri dari orang itu, tapi nihil kekuatan orang itu lebih besar dari dirinya.

"DIAMM!" bentak orang itu yang membuat marsha seketika meneteskan air mata karena ketakutan.

Tak berapa lama lampu pun akhirnya menyala seperti semula.

"Sial!!berengsek kenapa harus nyala sih!!". Gerutu orang itu.

Mar
sha mencoba mengambil kesempatan di saat orang itu lagi lengah. Marsha pun menggigit tangan orang dengan keras sampai orang itu melepaskan tangannya dari mulut marsha. Selagi orang itu masih kesakitan marsha langsung menendang perut orang itu samapi jatuh tersungkur di lantai.

Betapa kagetnya marsha melihat orang itu adalah orang yang menyenggolnya tadi di mini market .fix ini sih sih penguntit.

Orang itu merasa geram lalu menatap tajam marsha,ia berusaha bangun dan menyerang balik marsha.

Ia menarik tangan marsha dengan kasar lalu membanting tubuh marsha hingga tubuh nya terbentur dinding dengan keras. Marsha terduduk lemas ketika merasakan sakit di bagian punggungnya akibat benturan tadi.

"Berani lawan gue lo hah!!".bentak penguntit itu.

Marsha hanya bisa memejamkan matanya rapat rapat dan menangis dalam diam. Ia tidak bisa melakukan apa apa pikirannya benar benar kacau, satu satunya yang ia bisa lakukan menangis dalam ketakutan.

Penguntit itu berjalan semakin mendekat ke arah marsha,ia berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan marsha. Penguntit itu memegang dagu marsha sambil tersenyum miring. Marsha semakin merapatkan kedua matanya ketika si penguntit itu menyentuh wajahnya.

"Enaknya lo gue apain ya hee...gimana kalo lo gue bunuh aja". Ucapnya sambil mencekik leher marsha dengan kuat.

"Akh!--" marsha meringis kesakitan.

Tiba tiba si penguntit itu mengeluarkan pisau kecil dalam kantongnya .

"Lebih baik lo mati aja kali ya". Ucapnya sambil tersenyum dan mengarahkan pisaunya ke marsha.

Marsha hanya bisa pasrah jika ini akhir hidupnya.







"Akhhhh!!!"










BUGH












Aneh ya itu yang dirasakan marsha karena tubuhnya tidak kenapa kenapa. Marsha pun perlahan memberanikan utuk membuka matanya perlahan ketika merasakan bagian kakinya menyentuh sesuatu yang ternyata kepala si penguntit tadi yang tersungkur di sampingnya.

Marsha cukup kaget melihat si penguntit terkapar tak berdaya.

"Non marsha tidak apa apakan?". Tanya staff keamanan apartemennya yang membuat marsha mengalihkan pandangannya menatap dua orang yang dihadapannya.

Marsha hanya mengangguk pelan karena tubuhnya masih syok dan lemas rasa takut masih di rasakan.

"Saya akan mengurus orang ini dengan staff yang lainnya, non marsha tenang saja lain kali saya harap non marsha harus lebih hati hati lagi, untungnya tadi ada den Adel cepat bertindak dan melapor pada kami saat melihat orang itu masuk ke unit non". Jelas staf tadi yang langsung menyuruh anak buahnya membawa penguntit itu untuk di tindak lanjuti.

Sepeninggal staf tadi kini tinggal marsha dan Adel yang masih belum beranjak sama sekali dari unit marsha.

"Lo... gak pa apa?". Pertanyaan bodoh yang terlontar begitu saja dari mulut Adel, padahal gak mungkin banget marsha baik baik aja dengan kondisinya sekarang.

Marsha menggeleng lemah dengan tubuh yang masih bergetar seraya memijit pelipis nya. Wajah marsha benar benar pucat sekarang ia masih syok atas apa yang menimpanya sekarang.

"Oh gak mungkin lo baik baik aja setelah apa yang menimpa lo sekarang, emang gue nya yang bodoh". Gumam Adel yang masih bisa di dengar Marsha.

"Marsha lo dengarkan apa yang di bilang staf keamanan tadi, lo harus lebih hati hati lagi nanti". Kata Adel sambi menyodorkan air minum pada marsha.

Marsha menatap air yang diberikan Adel padanya lalu bergantian menatap wajah Adel.







"Adel". Panggil marsha


"Ya"






























"Makasih"






TBC.

Theree Feet Apart?  (versi delsha) TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang