menghilang lah dari hadapanku.

17 2 0
                                    

Ntah harus dari mana zafira mengatakan kepada ayah dan bunda atas apa yg telah terjadi pada dirinya.

"Bunda.... Zafira pulang" gadis itu memasuki rumah dengan malas dan muka yg lusuh.

"Loh nak baru jam 10 pagi kok sudah pulang.... Jangan bilang ada masalah" ucap bunda Alexa dengan penuh yakin bahwa putrinya menyembunyikan sesuatu darinya.

Zafira hanya menatap ibunya,dengan muka penuh harapan lebih kepada ibunya untuk selalu memaafkannya.

"Bunda maafin zafira,bunda zafira di skors" ucapnya lemas.

"Maafin zafira,zafira mengecewakan bunda maaf bunda" suara gemetar menahan tangis.

Hati seorang ibu mana yg tidak sakit mendengar ucapan seperti itu dari mulut putrinya.
Bunda Alexa memberikan pelukan hangat untuk putrinya,ia yakin putrinya adalah ank yg baik hanya saja putrinya sedang di lingkungan tersulit.

"Gpp yah nak,bunda ngerti,bunda yakin zafira ank baik, kamu tenang ya sayang bunda yang akan cari alasan biar ayah tidak memarahimu." Ucap bunda yg sedang memeluk anknya sambil mengelus rambut zafira.

"Istirahat ya nak,soal ayah biar bunda yg urus" timpa bunda.

*
*
*
Tidak seperti biasanya seorang zafira yg masuk kamar langsung menjatuhkan dirinya ke kasur,ia memilih untuk mengganti pakeannya terlebih dahulu serta membersihkan badannya..
5 menit sudah ia terus memandang dirinya lewat cermin kamar mandi.

"Kenapa za? Kenapa... Ini bukan situasi yg Lo mau tapi kenapa ini terjadi,ini bukan mauku, salah gue ke lu apa Deon kenapa lu tega banget ke gue." Gumam zafira dalam hati.

*
*
*
3 hari telah berlalu masa hukuman skors yg di berikan oleh Bu nadira.
Zafira merasakan bosan tanpa aktifitas sekolahnya.
Zafira lebih banyak menghabiskan waktu melamun di tepi kolam.

Tentu saja sang bunda sangat terluka melihat putrinya yg terlihat murung dan melamun di tepi kolam renang halaman belakang rumah.
Ayah tidak pernah menanyakan keadaan zafira sedikit pun.
Ntah karena bunda telah membicarakannya ataupun memang sudah tidak peduli dengan putrinya.

Tak bisa terbayang jika bunda tiada apa yg akan terjadi pada zafira.
Zafira hanya merasa memiliki bunda saja.
Dhea pun semenjak kejadian di sekolah,blm menghubungi zafira tidak seperti biasanya yg penuh kebawelan itu kini hilang bagai di telan bumi.

"Lihat anakmu itu? Mau jadi apa dia ?
Apa apa di belain ... Udah gede makin ngelunjak" ucap ayah kepada bunda.

"Udah ayah,bunda yakin kok zafira sbenarnya anak yg baik" jawab bunda sambil mencoba menenangkan suaminya itu.

"Mau di letakan dimana mukaku Bun punya anak berandal seperti dia,merusak nama baik perusahaan saja,bikin jelek nama keluarga" omel ayah.

"Kalo sampe zafira di keluarkan dari sekolah,urus saja anakmu saya angkat tangan. Terserah mau bagaimana pun saya tdk peduli,dasar anak sialan,malu maluin"ucap ayah sebelum meninggalkan istrinya di tempat biasa mereka menghabiskan waktu untuk minum teh bersama.

*
*
*
*
5 hari masa hukuman sudah berlalu.
Ini adalah hari pertama zafira menginjakan kakinya di tempat itu.
Tiada keinginan lain dalam benak sang gadis dingin itu selain tidak ada masalah selanjutnya yg mendatanginya.

Tangan gadis itu menyambar roti di atas meja makan yg sudah bunda siapkan sedari pagi untuk sarapan. Dengan terburu buru ia berlari dengan semangat.

"Ayah bunda zafira berangkat dulu maaf ngga bisa sarapan bareng kalian" ucap gadis itu sambil berjalan dengan semangat.

"Susunya belum di minum za... Ini masih pagi loh masih sempet untuk sarapan"teriak bunda berharap zafira putar balik untuk meminum susu yg sudah bunda tuang dalam gelas.

mentari di  Antartika Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang