jarak

11 2 0
                                    

Waktu telah berlalu,pertikaian antara anak dan papahnya sudah berlalu 2 Minggu lamanya.

Semenjak kejadian itu nampaknya hubungan anak papah itu tidak begitu membaik sampai sekarang.

Deon masih saja terdiam saat di dalam rumahnya.

Terlebih lagi jika itu menyakut pak Joseph.
Anak itu terlihat masih mnyimpan segala amarahnya pada pak Joseph.

"Deon selesai makan"

Ekspresi yg datar sembari meletakan rapi sendoknya di atas piring makan miliknya.

Nasi dan ayam di atas piring masih tersusun pada tmpatnya.
Anak itu hanya mengorak Arik acak nasinya.

"Loh sayang nasinya belum kamu makan nanti kamu laper nak" ucap mamahnya pada Deon.

Deon hanya melengos saat mendengar perkataan mamahnya itu dan segera pergi meninggalkan meja makan tersebut.

"Biarkan saja.... Laper nanti juga makan sendiri" ucap pak Joseph ketus.

Stelah pertikaian itu Deon lebih bnyk terdiam dan melamun dalam bilik kamarnya.

"Gue gagal za jaga lu, gue harus apa za sekarang?
Maju?? Apa yg bakal bokap gue lakukan kalo gue trus maju? Mskipun itu mau gue..
Mundur?? Gue ngga bisa za prasaan gue ke Lo ngga bisa gue hilangkan bahkan perasaan itu terlalu cepat tumbuh.
Gue ngga bisa mundur bgtu saja za, aku telah kehilanganmu untuk kedua kalinya tapi gua janji zafira kali ini kali ini saja gue ngga akan kehilangan mu lagi gue ngga akan biarin lu hilang ketiga kalinya atau selamanya ngga bisa za"

Pikiran itu selalu saja mengganggu Deon stiap harinya.
Slalu mncari cara untuk meluluhkan hati pak Joseph papahnya.

Selalu terjaga agar pak Joseph tidak melakukan apapun sprti apa yg ia katakan beberapa Minggu lalu.

Ceklek, suara pintu kamar milik Deon terbuka.
Sosok di balik pintu itu terlihat tersenyum lembut ke arah Deon.

Wanita itu berjalan sembari membawa nampan berisi segelas susu dan makanan untuk putranya itu.

Deon hanya terdiam tanpa ekspresi apapun untuk wanita yg tak lain adalah mamahnya.

"Sayang kamu kenapa nak, cerita ke mamah sayang" ucap mamah Deon sembari mengelus manja rambut anaknya itu.

"Ngga ada yg perlu di ceritakan mah"

"Sayang papahmu itu orang yang keras kepala tapi sebenarnya ia sayang sama kamu, dia nggak akan biarin anaknya kenapa Napa"

"Kenapa apanya mah, justru papah yg buat Deon kaya gini sekarang"

"Gadis kecil itu lagi?" Bu elena sedikit berbisik saat menyebut nama tersebut.

"Emmmm" Deon hanya mengangguk.

"Kamu masih mengingat gadis itu"

"Zafira mah namanya" ucap Deon sedikit kesal.

"Apa sih buat dia spesial buat Deon?"

"Grace juga tidak kalah cantik"

" Ini bukan perihal cantik, Mereka berbeda mah, mamah kalo sama kaya papah Dateng kesini cuma mau bahas Grace mnding mamah keluar yah Deon tidak mau mndengar apapun itu tentang Grace"

Deon segera bangkit dri duduknya dan berjalan menuju ke arah ranjangnya.
Pemuda itu segera menjatuhkan badannya di ranjang dan dengan cepat mnyambar selimutnya untuk menutupi semua badannya.

Bu elena hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang putra.

*
*
*

Pagi itu Deon hanya menyambar beberapa lapis roti yg tersusun di atas piring putih.

mentari di  Antartika Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang