'designer' henxiao

BAB IV

"XIAOJUN!!!!" teriak seseorang dari kejauhan

Xiaojun yang kaget melihat seseorang yang memanggilnya "Hendery..."

"Ge?" Haechan pun ikut terkejut.

Hendery menghampiri mereka dengan Langkah yang penuh amarah, Xiaojun sangat takut apa yang akan terjadi dengan dirinya setelah ini, bagaimana bisa Hendery tau.

Hendery mencengkram tangan Xiaojun dan menarik Xiaojun untuk berdiri.

"jadi ini yang kamu lakukan? Menggoda pria lain, kau seharusnya tau batasanmu jalang"

Xaojun hanya meringis kesakitan.

"Lepasin dia Ge dia kesakitan" Haechan ingin membantu melepaskan tangan Xiaojun.

"Sebaiknya kau tidak usah ikut campur" jawab Hendery

"aku berhak ikut campur dia kekasihku Ge"

"Kekasih?" Hendery tertawa remeh "jika kau tau apa yang sudah dia lakukan apa kau akan tetap menganggap dia kekasih? Asal kau tau ya, dia sudah menjadi jalang pribadiku sekarang, yaa dia melakukan itu juga karna kau tak becus sebagai seorang 'kekasih' "

DEG

Haechan hanya diam dan merasa bersalah

"lihat Xiao Dejun kekasihmu bahkan tidak bergeming. Sekarang tidak ada yang bisa menolongmu selain aku kan? ikut aku." Xiaojun diseret oleh Hendery keluar dari Café tersebut meninggalkan Haechan yang masih setia berdiri ditempatnya.

"Hendery sakittt lepasss" Hendery pun berhenti menatap Xiaojun tanpa melepas cengkramannya.

"didalam kau diam aja, oh apa kau mau jadi orang yang paling tersakiti?"

Hendery melanjutkan langkahnya mengambil kunci mobil dan membuka pintu belakang mobil, dilemparnya Xiaojun di bangku belakang dan langsung menindih Xiaojun.

"Hendery-.."

"Diam! Aku kasih tau kamu sesuatu, Haechan tinggal Bersama mae , dia bisa aja mengadu dan mae ku mencopot semua aset ku, dan kamu tau kalau sampai aset ku di ambil? Ya ayahmu akan mati didalam penjara. Jadi aku ingatkan jangan pernah sok merasa paling tersakiti, ini semua kemauan kamu juga kan" Xiaojun hanya diam.

Hendery menindih Xiaojun cukup lama, menatap wajah Xiaojun dengan intens, laki-laki ini sangat manis. Tak sadar dia mennunggingkan senyum tipis di wajahnya.

Flashback

"Daddyyyyyyyy.... Pls jangan tinggalin Hendery plisss bangun daddy.."

Flashback off

Hendery yang menyadari dia masih menindih Xiaojun dengan tersenyum langsung berubah menjadi tatapan kebencian, ia sadar rasa kebencian yang besar didalam dirinya, melihat anak dari pembunuh ayahnya, ia tidak akan membiarkan anak ini hidup tenang. Hendery bangun lalu menarik Xiaojun untuk duduk di kursi depan, lalu ia mengendarai mobil menuju kediamannya.

Didalam mobil hanya ada keheningan, Xiaojun yang menatap ke luar jendela mobil dan Hendery yang terus mencuri pandangan menatap Xiaojun. Pikir Hendery yang harus ia lakukan hanya perlu terus membenci Xiaojun.

Sesampainya mereka di kediaman Hendery.

Hendery yang hendak turun beralih melihat Xiaojun yang masih setia di posisinya

"turun" dinginnya.

Xiaojun yang sadar itu membuyarkan lamunannya melepas selfbelt dan turun dari mobil. Hendery pun ikut turun dari mobil namun sesaat itu Handphone nya langsung berbunyi..

"Ya.. Haloo.. Oh iyaiyaa baik aku kesana yaa sekarang" Telpon itu langsung ditutup oleh Hendery dan langsung menatap Xiaojun yang sedang menunggu Hendery membuka pintu rumahnya.

Hendery langsung menghampiri Xiaojun dan membuka pintu rumah, Xiaojun melangkah masuk kedalam rumah namun ditahan oleh Hendery

"Xiaojun... aku akan menemui pacar ku, kau tetaplah dirumah, jangan macam-macam atau kamu tau sendiri apa akibatnya".

Xiaojun hanya mengangguk lalu Hendery pergi kembali mengendarai mobilnya. Xiaojun melihat kepergian Hendery yang semakin menghilang dipandangannya. Ia langsung menutup pintu rumah dan pergi ke kamarnya.

Xiaojun langsung membanting tubuhnya di Kasur

"Ayahh apakah keputusan yang ku ambil salah? Harusnya aku lebih sabar sedikit agar bisa meminta bantuan ke Haechan sekali lagi. Ayah? Apakah aku membuatnya kecewa?"

Xiaojun langsung bergegas mandi, setelah selesai mandi dia menuju dapur membuat sesuatu untuk dia makan. Hanya ada keheningan sampai tiba-tiba bel berbunyi.

Sebenarnya Xiaojun takut membuka pintu karna ini bukan rumahnya, tapi ia memberani kan diri untuk membuka pintu dan melihat siapa yang datang.

"H-Haechan...?"

-

-

-

tolong di vote ya makasih guys