BAB IX

124 11 0
                                    


-

Pagi hari cerah ditengah embun pagi

Matahari mulai bersinar menyinari pohon-pohon yang senantiasa menunggu cahayanya

Di Tengah dua insan yang masih tertidur lelap

Dengan seprai putih yang sangat bersih

Xiaojun bangun lebih dulu untuk membersihkan dirinya.

Hendery yang terbangun karena tidak merasakan sesuatu disampingnya.

Hendery setengah duduk dan memejamkan matanya

Ia hampir lupa apa yang semalam ia lakukan

Xiaojun keluar dengan handuk dipinggang dan sambil mengeringkan kepalanya yang basah,

Hendery membuka matanya dan melihat pemandangan itu.

Oh ya Tuhan mereka ber kontak mata namun rasa canggung menyelimuti mereka.

Xiaojun mengalihkan pandangan wajahnya secara otomatis mengambil baju yang sudah ia kemasi didalam koper.

"Hendery..." Sahut Xiaojun membuat Hendery kaget.

"Ahh? Iyaa? Kenapa?" tanya Hendery gugup.

Xiaojun yang membelakangi Hendery hanya menengok melihat Hendery dengan ujung matanya

"Kau bilang aku akan pindah ke Apartemen bukan? Bisa beri tahu dimana letaknya jika kau tidak ingin mengantarku" ucap datar Xiaojun.

"a- aku akan mengantarmu" ucap Hender

"kalau begitu bersihkan dirimu Hendery"

-

-

Hendery sudah rapih menunggu Xiaojun untuk turun dari kamarnya karna Pria itu masih aja belum siap dengan kopernya.

"Xiaojunn... kapan kita akan pergi? Aku akan telat ke kantor nanti"

"Aku sudah siap"

Hendery melihat Xiaojun yang masih diambang pintu kamarnya dan menuruni tangga.

Hendery yang emlihat itu segera menghampiri Xiaojun dan mengambil alih koper yang Xiaojun bawa.

"Ayo cepat"

Hendery langsung memasukan koper di bagasi mobilnya, dan membuka kan pintu mobil untuk Xiaojun.

"Terima kasih" Xiaojun bersenyum tipis dan masuk mobil.

Hendery langsung menutup pintu mobil itu

"sama-sama" Hendery tersenyum puas.

Lalu mobil itu pergi meninggalkan kediaman Hendery.

-

-

"kondisimu sudah membaik, kembali lah ke sel mu"

"baik, terimakasih.."

Yuta kembali ke selnya, dia di tatap oleh tahanan tahanan satu sel nya.

Namun Yuta hanya menunduk dan masuk, Yuta memojok dan menangis

"Heii lihat dia, baru kali ini dia menangis"

"ayo ganggu dia, kita masih disuruh untuk ganggu dia"

Dua tahanan itu pun menghampiri Yuta yang sedang melipat kakinya dan menangis, satu tahanan menarik tangan Yuta hingga Yuta terbangun dan yang satunya memukul perut Yuta.

/Bugggg

Namun Yuta malah berhenti menangis yang membuat para tahanan itu bingung

"oh apa kami membuatmu berhenti nangis"

"menangis lah teruss"

Tahanan itu terus-terusan memukul Yuta namun Yuta tetap tidak menangis

"pukulan kalian justru membuatku lega sialan"

Para tahanan itu hanya kebingungan

"Maksudmu..."

"Lepaskan aku!!" Yuta menarik tangannya yang di genggam

"aku tau kalian disuruh oleh seseorang dibalik semua ini, justru aku akan takut jika kalian tidak memukulku" dingin Yuta.

"kalian tau? Anakku dijadikan bayaran untuk ini semua, disaat kalian memukuli ku aku tau anakku sedang memberontak diluar sana, setidaknya dia masih bisa membela dirinya sendiri".

"kami tidak peduli" hampir memukul Yuta

"KALIAN YANG TIDAK PUNYA ANAK TIDAK AKAN TAU BAGAIMANA RASANYA!! AYAHNYA DIJEBAK DIPENJARA, ANAKNYA DIBUAT SEOLAHOLAH BAYARAN ATAS SEMUANYA, NYAWA KU TIDAK BERARTI DIBANDINGKAN BERHARGA NYA ANAKKU...

PUKUL SAJA AKU PUKUL SEPUAS KALIAN, LAKSANAKAN APA YANG ORANG ITU SURUH, JIKA DUNIA MENGHARUSKAN AKU UNTUK MATI, GAPAPA, LEBIH BAIK AKU MATI DENGAN RASA BANGGA KEPADA ANAKKU" teriak Yuta

-

-

Maaf pendek mweheeee

jangan lupa vote yaw

'designer' henxiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang