Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Isabel larosa's song 🎶
_____________________________
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dengan bertumpang kaki dan satu lengan ia rentangkan di atas punggung sofa, duduk dengan santai saat sesi wawancara itu sambil menjawab tiap pertanyaan sang interviewer. Kala itu Masen hanya mengenakan setelan kemeja hitam dan celana bahan dengan warna senada, sedikit membuka tiga kancing teratas nya agar masih terlihat casual. Pun, gelagat slengean-nya itu seperti ingin menggambarkan seorang dokter berwibawa, namun juga masih terlihat bersahabat. Ditambah wajah elok nan rupawan khas Asia-Eropa nya itu membuat khalayak terhipnotis. Termasuk sang jurnalis yang sedari tadi menjadi interviewer nya, nampak begitu terpana dengan gaya Masen.
Saat itu, Masen sedang berada dalam sebuah program berita yang memang selalu mengundang berbagai narasumber inspiratif. Sebuah tayangan yang ditayangkan live di TV nasional dan selalu meraih rating tinggi membuat Masen ingin menjadi bintang tamu disana. Siapa lagi jika bukan Keiji sebagai uluran tangannya, untuk bisa menggapai program besar itu. Namun hingga saat itu pun, Keiji belum paham atas keinginan Masen kali ini. Sebab jika ditarik kembali ke belakang, Masen bukanlah pribadi yang pansos atau narsis.
Apalagi nantinya dalam program tersebut, akan fokus pada kegiatan Masen saat menjadi relawan di sebuah rumah sakit jiwa. Tanpa membahas alasan ia dimutasi, semua akan membahas tentang kebaikan pria itu. Sebuah ungkapan memancing validasi dari khalayak agar memujinya, itu sama sekali bukan karakter Masen yang Keiji ketahui.
"Apa hal yang dapat kau ambil ketika bertugas menjadi relawan disana?" Tanya jurnalis wanita itu kesekian kalinya.
"Aku merasa seperti telah menjadi orang yang suci kembali, walaupun tidak sepenuhnya," jawabnya sambil menurunkan kaki, mengambil posisi yang benar-benar formal atas pertanyaan deep itu.
Setelah sebelumnya pertanyaan yang ia terima sedikit santai, hanya menceritakan suasana negara Indonesia dan apa saja yang terjadi disana.
Wanita itu mengangkat alisnya sebelah, "sedalam itukah efeknya?"
