20

2.4K 62 0
                                    


°°°

Waktu pulang telah tiba. Seperti biasa, adara sedang menunggu jemputan. Tiba-tiba suara klakson yang cukup keras membuat adara kaget.

"Arhan!" Teriak adara.

Fara langsung mengerutkan dahinya. "Arhan?"

Adara langsung mematung begitu tau yang menlakson ternyata fara.

"Tadi lo bilang apa? Arhan?" Tanya fara.

"Gue kira arhan." Jawab adara ketus.

Fara terkekeh. "Lo beneran lagi kangen sama arhan ya, ra."

"Enggk, ngacok lo."

"Jujur aja kali, ra. Dari tadi lo tuh kepikiran arhan kan gara-gara hari ini arhan ga berangkat, iya kan?"

"Enggak, ih!"

"Tenang aja, arhan tuh lagi liburan di bali."

"Iya tau." Saut adara.

"Kok lo bisa tau?"

"Tadi gue nanya bagas."

"Nah, Tuh kan! Lo tu pasti kepikiran sama arhan, Kalo lo gak mikirin arhan, gak mungkin lo sampe mau repot-repot nanya ke bagas."

Secara bersamaan pak adi datang dan berhenti tepat di depan adara.

"Terserah lo! Gue mau pulang." Ucap Adara ketus.

"Ciee, udah mulai jatuh cinta sama arhan." Ejek fara.

"Gak jelas lo." Saut adara.

Setelah itu adara pun langsung masuk ke dalam mobil dan langsung pergi meninggalkan area sekolah. Sedangkan Fara hanya terkekeh.

°°°

15 menit kemudian, adara sudah sampai di halaman rumah. Adara dan pak adi langsung turun dari mobil. Adara mengerutkan dahinya ketika melihat mobil kakaknya sudah ada di halaman rumah.

"Lah, ini Mobil bang deril, tadi bilangnya kerjaan di kantor banyak banget, tapi kenapa jam segini udah pulang." Guman adara.

"Baru pulang kantor keliatannya, non, soalnya tadi pas saya mau jemput enon, Mobil den deril belom ada di sini." Ucap pak adi.

"Oh, Yaudah, aku masuk dulu ya, pak."

"Siap, non."

Adara langsung melangkah untuk masuk ke dalam rumah, setelah adara membuka pintu, adara di kejutkan dengan kehadiran ayahnya. adara langsung membulatkan matanya.

"Ayah?"

Wijaya mengangguk sembari tersenyum, Wijaya langsung menghampiri adara yang masih mematung di pintu, setelah itu ia pun langsung memeluk gadisnya.

"Ayah udah pulang? Kok gak ngabarin adara dulu sih." Rengek adara.

mata adara sudah berkaca-kaca karna saking senangnya melihat ayahnya sudah pulang. Wijaya pun melepas pelukannya.

"Ayah pulang kok malah nangis? semenjak kapan gadisnya ayah jadi cengeng gini?"

Adara pun langsung mengelap air matanya.

"Ayah udah sampe dari tadi?" Tanya adara.

"Ayah juga baru sampe, tadi ayah minta jemput sama Abang."

Adara mengerutkan dahinya. "Bukanya bang deril lagi sibuk di kantor? Tadi adara sekolahnya di anter jemput sama pak adi, Soalnya katanya bang deril lagi sibuk banget di kantor."

Deril pun datang menghampiri ayah dan adiknya. "Abang tuh boong."

Adara langsung melihat ke arah deril yang baru datang.

[POSESIF BROTHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang