23

2.1K 57 2
                                    


°°°

Pagi ini adara terlihat sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Adara merasa sudah cukup sembuh meskipun kadang kepalanya masih terasa sedikit pusing.

Ketika ia ingin keluar kamar, tiba-tiba kakaknya masuk. Deril mengerutkan dahinya begitu melihat adara sudah terlihat rapi memakai seragam sekolah.

"Hari ini gak usah masuk sekolah dulu, Kamu belom sembuh total." Ucap deril.

"Aku udah mendingan." Jawab adara datar.

"Nurut, ra."

"Mana hp aku." Ucap adara sembari mengulurkan tangan.

Deril mengehela nafasnya. ia mengambil ponsel adara yang ada di sakunya, setelah itu ia langsung memberikan ke adara.

"Hari ini abang gak perlu anter jemput, Adara sama pak adi aja." Ucap adara datar, setelah itu adara langsung keluar dari kamar.

"Ra! Abang aja yang nganter!" Teriak deril, Deril langsung berlari menyusul adara.

°°°

Saat adara ingin masuk mobil, deril langsung menarik tangan adara.

"Abang aja yang nganter!" Sentak deril.

Tatapan deril sangat tajam, deril terlihat begitu sangat emosi.

"Masuk mobil abang!" Perintah deril.

karna tangannya Masih tetap di pegang oleh deril. Adara pun langsung menarik tangannya dengan kasar, setelah itu ia masuk ke dalam mobil kakaknya.

Deril mengehela nafas berat. Pagi ini ia merasa benar-benar sangat emosi sampai membentak adiknya lagi. Deril pun langsung masuk ke dalam mobil. setelah itu ia langsung pergi untuk mengantar adara ke sekolah.

°°°

Saat di perjalanan, adara terlihat hanya diam saja sembari melihat ke arah kaca jendela mobil. sesekali deril menoleh ke arah adara.

Deril tau pasti adiknya sedang marah dengan dirinya. Dan untuk kali ini deril tidak akan banyak tanya, karna pasti itu akan membuat mood adara semakin berantakan.

°°°

10 menit kemudian, mereka sampai di depan gerbang sekolah. Adara langsung turun tanpa berpamitan dengan kakaknya.

"Ra!" Teriak deril.

Namun adara langsung berlari memasuki gerbang. Lagi-lagi deril menghela nafasnya. Hari ini Pikirannya sangat kacau, akhirnya ia pun langsung menancapkan gas dan segera pergi menuju kantor, karna hari ini ada meeting di kantor.

°°°

Adara tidak langsung masuk kelas, ia memilih untuk ke perpustakaan, sesampainya di perpus, Adara langsung duduk di kursi yang ada di sana.

ia mengambil buku novelnya di dalam tas, setelah itu ia langsung membacanya. Di perpustakaan sangat sepi, karna itu adara lebih memilih ke tempat ini untuk sedikit menenangkan pikirannya.

"Lo gak kangen sama gue?"

Ucapan tersebut membuat adara sedikit kaget, ia pun langsung menoleh ke arah seseorang yang sedang berdiri.

adara membulatkan matanya dan langsung berdiri dari tempat duduknya. Arhan tersenyum, setelah itu arhan pun langsung menghampiri adara.

"Udah sehat?" Ucap Arhan lembut.

Adara hanya mengangguk, tatapannya kosong, tubuhnya masih mematung. Arhan pun langsung mengusap lembut pucuk kepala adara.

Ntah knapa mata adara malah langsung berkaca-kaca. Arhan pun terlihat bingung dan panik.

"Knapa, ra?" Tanya arhan sedikit panik.

"Selama seminggu knapa lo gak ngabarin gue?" Ucap adara sendu.

Kini arhan langsung tersenyum. Ternyata yang di bilang bagas benar, selama seminggu terakhir adara mencari dirinya. Dan itu membuat dirinya yakin kalau adara mulai ada prasaan dengan dirinya.

Plakkk

Adara langsung menampar arhan, karna bukanya menjawab, arhan malah senyum-senyum. Senyuman arhan masih terlihat, tamparan Adara tidak membuat arhan marah sama sekali.

"Lo kangen sama gue?" Tanya arhan.

"Kalo iya knapa." Ucap adara ketus.

Arhan langsung memeluk tubuh adara Tanpa meminta izin ke Adara terlebih dahulu. Adara memejamkan matanya, ia tidak memberontak sama sekali, justru kini ia merasa nyaman di pelukan arhan, Dan adara jadi merasa lebih tenang.

"Maafin gue ya, ra. selama satu Minggu kemarin gue sengaja buat ga ngabarin lo, karna gue pengen ngetes lo."

Adara langsung melepas pelukannya. "Maksud lo?"

Arhan menarik nafasnya dalam-dalam. sepertinya ini waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaan nya. Arhan pun memegang pundak adara, arhan menatap mata adara dengan lekat.

"Gue suka, ra, sama lo." Ucap Arhan sedikit lirih.

Deg. Adara membulatkan matanya. Jantungnya berdetak sangat kencang. adara belum pernah pacaran, dan tentu saja arhan adalah salah satu cowok yang pertama kali menembak dirinya.

Arhan cowok yang terkenal cuek dan cool. Banyak yang ngejar-ngejar dia, tapi knapa arhan malah suka sama cewek yang kadang suka marah-marah seperti adara.

Saat ini Pikiran Adara sangat tidak jernih. Adara memejamkan matanya sejenak, ia mencoba menetralkan expresinya. Setelah merasa lebih tenang, adara langsung kembali menatap arhan.

Adara terkekeh. "Ga usah becanda, ga lucu."

Arhan menghela nafasnya. "Lo tau knapa gue selalu jahilin lo? Lo tau knapa gue selalu pengen nganter lo pulang? Dan lo tau ga knapa begitu tau kalo lo sakit, gue langsung ke rumah lo? Itu semua gue lakuin karna gue pengen selalu deket sama lo, ra. Gue pengen lindungin lo, dan gue ga mau sampe lo kenapa-napa, Karna gue sayang sama lo."

Kini tubuh adara kembali mematung. Adara tidak tau harus berkata apa. Selama seminggu terakhir adara selalu memikirkan arhan, ia merasa ada yang kurang jika tidak ada arhan. Dan itu menunjukkan bahwa sebenarnya adara juga mempunyai perasaan yang sama.

"Selama enam bulan ini gue selalu ngode lo lewat ucapan atau prilaku, tapi lo gak peka sama sekali, dan hari ini gue bener-bener ga bisa mendem prasaan gue. Gue sayang banget sama lo, ra. Akhir-akhir ini gue ngerasa ga tenang karna gak ketemu lo, Gue selalu kepikiran sama lo. I love you, lo mau kan jadi pacar gue?"

Adara langsung menggeleng. Arhan pun langsung mengerutkan dahinya.

"Lo ga suka sama gue?" Ucap Arhan lirih.

Lagi-lagi adara menggeleng. "Gue ga bisa jawab sekarang."

Arhan tersenyum. "its oke, Gue bakalan tunggu jawaban dari lo, kapanpun itu. Yang penting sekarang gue ngerasa udah lega karna lo udah tau prasaan gue ke lo."

Adara menggangguk. Secara bersamaan suara bel berbunyi.

"Gue ke kelas duluan ya." Ucap Adara.

Arhan langsung mengusap lembut pucuk kepala adara, setelah itu ia mengangguk sembari tersenyum, adara pun langsung pergi.

Setelah adara sudah benar-benar tidak terlihat, arhan langsung mengehela nafas lega. ia benar-benar merasa lega karna sudah mengungkapkan perasaan nya.

Meskipun adara belum bisa menjawab sekarang, namun arhan tidak mepersalahkan itu, karna arhan akan tetap menunggu jawaban dari adara walaupun pasti harus menunggu waktu yang cukup lama.

BERSAMBUNG

[POSESIF BROTHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang