06

34 2 0
                                    

Jay ikut tersenyum saat melihat Fey yang tertawa senang saat memainkan setiap permainan yang ada di pasar malam itu. Tak bisa berhenti tersenyum dan tertawa sesaat jika Fey gagal memenangkan permainan battle dengannya

Malam ini adalah malam yang suasananya pertama kali Jay rasakan dalam hidup nya. Malam ini sungguh menyenangkan, biasanya ia selalu belajar, mengurung diri di kamar sejak kecil hingga beranjak dewasa dia disibukkan dengan pekerjaan

Tapi malam ini dia bebas tanpa beban pikiran, malam ini di habiskan bersama wanita yang akan menjadi pendamping hidupnya mendatang, walaupun pernikahannya nanti tak di dasari oleh cinta, tapi Jay yakin rumah tangganya akan bertumbuh dengan cinta dan berakhir baik dengan Fey

"Jay, kamu mau coba permainan yang mana lagi?" Fey menepuk pundak Jay bertanya

"Aku ikut kamu saja, yang mana yang menurut mu menarik"

Fey tersenyum "baiklah" dia menggenggam tangan Jay untuk pergi ke salah satu stand permainan lain lalu

"Jay!" seru Bianca menghampiri Jay "kita ketemu disini! Kamu sama siapa?"

"Sama Fey, kami sendirian aja disini?"

Melihat Bianca mengangguk lalu Jay menarik tangan Bianca untuk dia genggam, kala itu juga Fey merenggangkan tangannya dengan milik Jay

"Ayo bareng sama kita aja, by the way kita ga pernah pergi ke tempat ini bareng bareng" ajak Jay

Bianca mengangguk dan tersenyum senang "dulu kamu terlalu mengurung diri. Mana bisa aku ngajak kamu ke tempat seperti ini"

Jay terkekeh "tapi sekarang aku bisa santai, ayo main permainan yang ada disini!"

Bianca menarik tangan Jay menuju permainan yang sudah Jay dan Fey mainkan tadi "main yang ini, Jay. Aku pengen boneka yang besar itu"

Jika Jay berhasil melesatkan anak panah dengan nilai minimal 8 dalam sekali tembakan, maka Jay akan mendapatkan barang yang dia inginkan

Kemudian Jay membidik anak panahnya lalu melepaskan hingga sampai di nilai 9, lalu ia mengambil boneka yang Bianca inginkan. Mereka terlihat senang

Sedangkan Fey? Dia hanya bisa tersenyum di tempatnya saat melihat dia manusia yang tampak bahagia tanpa dirinya

Dokter muda itu memilih untuk duduk di kursi, melihat Jay dan Bianca yang memainkan semua permainan yang dia mainkan dengan Jay tadi. Tanpa disadari matanya basah, dengan perasaan bergemuruh tak enak. Fey tidak cemburu, hanya saja

Ini kan date time Jay Dengan Fey? Seperti yang Jay katakan dalam chat tadi. Tapi setelah kedatangan Bianca, dalam sekejap Jay lupa dengan keberadaan Fey. Serasa dunia milik berdua, Fey cuma mengampung  saja

Bahkan jika dilihat lihat, Jay tampak lebih bahagia jika saat bersama Bianca ketimbang dengan Fey. Mereka; Jay dan Bianca telah banyak memainkan permainan bersama, bahkan permainan yang belum sempat Fey mainkan telah mereka cicipi terlebih dahulu

Fey tersenyum getir melihat itu, Fey ingin menegur Jay tapi Fey mendengar apa yang Bianca katakan tentang Jay dulu. Mungkin kali ini Fey harus mengalah karena ini adalah pertama kalinya Jay bermain dengan Bianca tanpa beban hidup. Bukan siapa siapa juga kan dia?

Tapi tak bisa dipungkiri jika hati Fey sedang retak sekarang, bukan karena cemburu tapi ini tidak adil. Fey tidak bisa marah, Fey tidak bisa membentak dan Fey tidak tau harus melakukan apa sekarang

Fey tak lagi melihat keberadaan Jay dan Bianca, mereka benar-benar melupakan dirinya. Kalau mau tau rasanya, rasanya Fey seperti sampah

Wanita itu beranjak dan berjalan perlahan menuju jalan keluar  sambil menahan air mata yang akan menetes dari pelupuk matanya

Tes

Bukan air mata Fey yang menetes, Fey malah mendengar idaman kecil dari bibir mungil di dekat nya. Lantas Fey menunduk dan melihat seorang anak kecil sedang menangis

Fey berjongkok, menyetarakan tinggi dengan anak itu "hei, kamu kenapa nangis? Kamu sama siapa ke sini?" tanya nya lembut

Anak itu menatap Fey agak takut, "Kak Eden" liriknya takut sambil beringsut mundur

"Jangan takut, nama kamu siapa?" Fey mengulurkan tangannya pada anak itu

Anak itu menerimanya dengan ragu "Jen"

Fey tersenyum "kamu sama siapa kesini? Sama kakak?" Fey kemudian melihat anak itu mengangguk "dimana sekarang?"

Jen kembali menangis "Kak Eden nda ada, Jen nda tau kemana... "

"Cup, cup... Jen jangan nangis ya," Fey mengusap air mata anak itu "Jen mau apa? Mau eskrim?"

"Es tlim? Jen mau!" pekik Jen

Fey terkekeh lalu menggandeng tangan anak itu untuk membeli es krim di sekitar sana, setelah kembali eskrim mereka kembali duduk di kursi sambil memakan eskrim mereka

"Tadi Jen sama Kak Eden nya kemana? Kok bisa pisah?" tanya Fey

"Katanya Kak Eden mau ke temennya, teyus nda ada" kini Jen tak menangis " Jen nda tau nama kakak, nama nya siapa?"

"Nama kakak Fey"

"Kakak sendilianya? Nda ada temennya?"

Fey tersenyum, hendak menjawab tapi batal karena tiba tiba Jen tampak girang "Kak Eden!" peliknya menghampiri pria jangkung yang baru datang menghampiri mereka

Lelaki itu tersenyum lalu menggendong dan memeluk Jen "kakak cari kamu kemana mana, dari mana aja?"

Jen melihat kearah Fey "kakak baik itu nemenin Jen"

Fey merasa tak asing dengan lelaki itu, kemudian Ia beranjak "Herden?"

Lelaki itu menatap Fey dengan sorot yang sedikit tajam

"Kamu yakin mau hidup mendampingi seseorang yang lebih memprioritaskan sahabatnya dari pada pasangannya sendiri?"







BERSAMBUNG



Na.yya☘︎

Temporary ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang