43

4 1 0
                                    

.

.

.

.

"Sudah sebulan lebih kami tidak tinggal serumah. Entah Kapan Jay akan pulang" tutur Fey ketika sedang makan malam bersama mertuanya "berapa lama biasanya Jay Pergi?"

"Jay tidak akan pergi lama kok. tidak lebih dari Setahun, biasanya paling sebentar 2 bulan" Jawab Ibu Jay yang dibalasi anggukan paham oleh Fey

"Bagaimana sama orang tua kamu? sudah lama juga mereka keluar kota" tanya Ayah nya

Setelah sehari keberangkatan Jay, orang tua Fey juga pamit pergi keluar kota. Saat ini mereka belum kembali, Mereka juga tidak memberi Fey kabar

"Sama sekali?"

"Fey juga nggak sempat kepikiran mereka, mereka sering keluar kota sejak Fey masih kecil sampai sekarang" tiba tiba ponselnya berdering. Dia mengambil dan mengangkat panggilan dari sana

"Halo Fey. Sayang, gimana kabar kamu? Maaf, Ibu nggak sempat kabarin kamu karena sibuk. Ini Ibu baru bisa telepon kamu sekarang "

"Baik, bu. Fey juga nggak sempat hubungi Kalian" 

"Nggak papa. Gimana Jay? Sudah kembali?"

"Belum. Ini Fey lagi makan malam sama orang tuanya"

"Oh, Besok kami pulang ke Jakarta. Bilangin ke mereka kalau nanti kita harus mengadakan pertemuan dan makan bersama"

"Iya, Bu"

"Mungkin besok sore kami sampai di rumah"

.

Herdian

|Masih tetap pulang sore, kan? 

iya|

|Mau pulang sebentar lagi kan? Aku jemput kalau begitu

Iya, aku tunggu. makasih|



Belum sempat Fey memberskan barangnya, Sirine alarm darurat menguar memenuhi ruangan, Membuatnya tidak jadi siap siap untuk pulang, kakinya melangkah ke ambang pintu melihat hiruk pikuk keadaan diluar karena 

'Ada 2 orang korban kecelakaan yang terluka parah, Sepertinya mereka tidak akan selamat' hal semacam itu yang didengar olehnya

Pandangannya berhenti ke ruang IGD dengan pintu yang tertutup setelah beberapa orang masuk kedalam sana. "Itu korban kecelakaan dimana? Tanyanya saat menyadari kehadiran Terry disampingnya

"Ini baru banget. Recelakaan beruntun di kawasan 50 km Sepertinya. Dokter lain sudah mengurusinya, kok. Kamu bisa pulang Sekarang"

Fey menatap hal disekitarnya penuh ragu, Seakan akan ada hal yang beratkan dan menahannya untuk keluar dari rumah sakit ini tepat setelah kedatangan 2 korban itu

"Kenapa malah melamun? Ada apa memangnya?" Herden sudah berdiri di depan 

"Ah, lya. Ayo pulang" Fey kembali masuk untuk mengambil barangaya. Keluar lagi menarik tangan Herden untuk keluar dari sana, dengan perasaan janggal dan langkah penuh ragu, dia menggandeng tangan pria disampingnya

Sedangkan tatapan orang yang masih berdiri di ambang pintu itu menghunus tajam kearah 2 tangan yang sedang bertaut Itu, Mereka saling menggenggam.

Apakah dia sudah melakukan hal seperti itu selama suaminya pergi? Apa maksudnya?

Jika Fey yang sering berangkat dan pulang bersama Herden, Terry sudah hafal dari awal, tak mau negative thinking. Dia juga tau bahwa Jay juga melarang agar Fey tidak bertemu apalagi berbicara dengan Herden lagi. Tapi Ini, Terry kira mereka berdua hanya bertemu dan berbicara tanpa ada kontak Fisik. Hingga dia melihatnya sendiri. Apa mereka sudah lama seperti itu? 

Jika Fey disini terus bertemu dengan Herden dan melakukan physical touch yang terlihat tidak wajar baginya, apakah Jay juga seperti itu di Amerika bersama Bianca?


.


Penerbangan ke Jepang yang baru berakhir tadi sore, begitu melelahkan. Namun semua itu hilang seketika jika dia menatap lembaran kertas album berisi foto seorang wanita yang tampak sedang berbicara kearah Kameranya. Di atas tikar tipis dengan tangan yang membawa segelas cokelat hangat

Lesung pipi wanita itu terlihat begitu dalam dan indah baginya. Jay ikut tersenyum menatap lembaran foto yang selalu dia bawa kemana-mana. Menatap Fotonya saja sudah membuat hatinya menghangat. Apalagi mendengar suara lembutnya yang beberapa hari Ini tidak sempat untuk didengarkan

Jay rindu dengan wanitanya. Sebanyak apapun momen manisnya bersama Bianca, tapi Jay tatap mencintai istrinya. Setiap momen yang dia jalani bersama Bianca, dia selalu membayangkan jika dia dan istrinya juga akan melakukan momen ini

"Jay, Kamu ada di dalam? "Suara Bianca memanggilnya dengan mengetuk pintu

Jay meletakkan foto Istrinya di atas nakas lalu membuka pintunya,  "Ada apa?"

Mata Bianca membola ketika melihat Jay yang baru selesai mandi, hanya memakai baju handuk dengan kaki jenjang gagah telanjang dan dada bidang seputih susu yang terpampang jelas di mata wanita Itu. "Ah, Fuck!" umpatnya membatin

"Ada apa?" Jay menaikkan sebelah alisnya. Mengulangi pertanyaan yang sama

Bianca masih tercenung karena Jay sendiri, Hingga tak sadar Jay sedang bertanya 

Jay menepuk bahu Bianca dengan santainya. Dia pikir tidak ada masalah dengan penampilannya, iya kan?

"Hei. Ada ара?"

Bianca langsung sadar, wajahnya memerah malu. Entah apa yang membuatnya malu. Autor juga tidak tau. Apalagi Jay

"Ayo makan, pelayan sudah mengantarkan makanan buat makan malam" Ujar Bianca kemudian

"Oh, Sebentar lagi aku keluar. Duluan aja". kemudian Bianca mengangguk, namun dia tak segera pergi. Malah terlihat melamun ke arah Jay

Tatapan bingung Jay mengarah pada wanita Itu, tak mau mengurusinya lagi, Jay langsung kembali masuk ke kamar dan menutup pintunya 

Ada apa dengannya?

.

"Katanya tadi sore Ayah sama ibu mau sampe sini?" gumam Fey saat mendapati rumah orangtuanya yang masih kosong dan pintunya masih terkunci

Sudah dari tadi Fey berkeliling rumah, Mengintip dalam rumah melalui jendela yang ternyata masih tertutup gorden. Hingga memencet tombol bel, mengeturk pintu rumah depan dan belakang. Sudah dilakukan olehnya, namun tetap tak ada respon dari dalam sana

Beberapa panggilan darinya juga tak diangkat oleh Ayah ataupun ibunya

Fey terlihat bingung, Sendirian di pekarangan rumah yang luas. Dia bingung harus bagaimana. Perasaannya tak tenang sama sekali. Apalagi Setelah kedatangan dua korban kecelakaan di rumah sakit tadi sore. Firasatnya buruk tentang ini, Terus berkata bahwa 2 orang tadi adalah orang tuanya

"Ah, tidak boleh berpikir seperti itu" Monolognya membatin

Tak lama setelah itu, ponselnya berdering di saku Jaketnya, diambilnya ponsel itu lalu mengangkat panggilan dari Terry

"Rafeyza! Datanglah kesini, Sekarang juga!"





BERSAMBUNG




Na.yya

Temporary ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang