31

13 2 0
                                    

.

.

.

.

"Itu tuh Babe! Orang yang tadi!" Spontan Ricky menyeru

Lia dan Terry menoleh, 

"Tapi Cowoknya doang" sahut Ricky "

"Iya, ceweknya gak ada, gatau kemana" Zea menambahi

"Tapi itu bukan cowok biasa, lo berdua beneran liat cewek mirip Fey sama dia?". Zea dan Terry mengangguk 

"Tapi, bukannya dia masih di Paris sama bang Jay, ya?" 

"Ada apa sih Ini Ter?" Lia yang tak tau apa apa menyahut

"Em nggak ada. Sebentar ya" Terry menghampiri Pria yang sedang duduk Sendirian di bangku, Sepertinya sedang menunggu seseorang disana "Bersama siapa kau pergi kesini?"

Herden menoleh "Kenapa kau menyapaku?"

"Oh. tidak boleh ya?" Terry menatap Herden curiga "Ricky bilang kau kesini bersama wanita yang mirip dengan Fey, ya? Aku Ingin tau, Siapa dia?"

Herden berdecak malas lalu beranjak "Apa masalahmu hah? Kenapa kan selalu menaruh curiga Padaku?"

"Karena, Sampai sekarang Fey belum kembali dengan Jay. Tidak mungkin jika kau tidak peduli dengan wanita yang kau cintai, dasar perusak hubungan"

Herden yang mulai tersulut emosi kini mengepalkan tangannya, lalu mengarahkannya ke Pipi Terry, namun lawan segera menahannya

Tangan Herden yang lain tak tinggal diam, dia memukul perut Terry dengan keras hingga Terry mundur beberapa langkah, "kau terlalu banyak bicara dan drama. Enyahlah dari hadapanku Sialan"

Pria Itu mendorong Terry Kasar lalu pergi entah kemana

"Lo ga papa, bang?" Ricky menghampiri Terry bersama Nava dan Lia

"Lo liat dia kesakitan gini masih tanya tong" Sungut Lia :Pulang aja ya, Ter. Lo kesini bukan dapet senang, Malah dapet sakit" Lia menatap Terry khawatir 

"Ga papa li, Cuma kena pukul. Ga sakit kok. Ayo, lo mau main apa?"

"Gak lah. Ayo pulang aja"

"Ga mau"

"Idih idih, Seri perdebatan manis antara Pasangan HTS dimulai. Yang, Ayo pergi. Jangan jadi nyamuk disini " Nava menarik tangan Ricky, menjauh meninggalkan kakaknya dengan yang
Kekehan yang keluar dari mulut keduanya

.


Herden pergi ke kamar mandi umum, Pasalnya sudah dari tadi la menunggu Fey yang katanya pergi sebentar, ternyata lama. Entah apa yang dilakukannya

"Fey? Rafeyza!" Pria Itu mengetuk pintu kamar mandi yang masih tetertutup beberapa kali, dia memanggil nama Fey dengan mengetuknya juga, tapi tak kunjung jawaban, Wanita Itu membuat Herden khawatir

Tak lama Setelahnya, terdengar lirihan yang samar dari kamar mandi yang ditutup. terdengar Seperti Suara wanita yang dia tunggu

"Fey? Ada apa di dalam?" Tanyanya khawatir, dia menempelkan daun telinganya di pintu

"Herden," Suara Fey begitu lirih memanggilnya, seperti sedang kesakitan

Herden semakin gencar mendorong pintu itu, mendobrakaya hingga terbuka kemudian la langsung membantu Fey bangkit Kala melihat wanita Itu berlutut memegangi perutnya sambil menahan sakit

"Fey, Ada apa Ini? Perut mu sakit? "Tanya Harden khawatir

Sembari meringis wanita itu mengangguk "Tiba-tiba sakit. Aku ga tau kenapa"

"Kita ke rumah sakit. Kamu tahan Sebentar ya" Herden langsung menggendong Fey ala bridal style. Berlari keluar area funfair dan segera mengantar Fey ke rumah sakit

Herden tidak tau saja bahwa seseorang sedang memperhatikannya hingga mengikuti langkahnya sampai keluar dari sana

.


"Kondisi janin nyonya sangat lemah, lebih lemah dari tadi pagi. Dan, nyonya harus beristirahat total juga mendapatkan perawatan Intensif. Apa Seharian tadi nyonya Rafeyza tidak makan?" Tanya Dokter yang digeleng lemah oleh Fey

Fey menoleh kearah Herden, Dia melihat raut wajah Herden yang tampak bertanya, Kamu Hamil?" Lalu Dia tersenyum tipis dan mengangguk

Hati Harden mencelos seakan akan ditusuk ribuan jarum. Dia sangat kecewa saat mengetahui wanita yang amat dia cintai sedang mengandung anak dari Rival nya sendiri. Namun dia mencoba untuk terlihat baik baik saja dan berpura pura ikut bahagia ketika mengetahui Fey yang hamil, meskipun Ini sangat susah

"Seharusnya, Makan dengan teratur. Jika rlyonya merasa lapar, segera makan. Jangan banyak beraktifitas. Untuk, beberapa waktu, nyonya akan kami rawat disini. Mungkin sampai besok sore, Anda bisa pulang. Tapi sampai rumah. Anda tetap beristirahat Sampai tubuh anda kembali"

Fey mengangguk lemah. Ketika dokter Itu pamit keluar. Dia langsung melihat kearah Herden yang tersenyum bahagia padanya, "Maaf, ngerepotin" Ucap wanita itu 

"Gak perlu minta maaf. Kamu sudah tau kalau kamu hamil sebelumnya, Kan? Kenapa
Kamu nggak bilang kalau janin kamu sedang lemah? kalau tau gini aku bakalan belikan kamu makanan dan jaga kamu dirumah. Jangan sem-" ucapan Herden terhenti

"Herden," Fey Meraih tangan Herden dan menggenggamnya lemah, "Jangan seperti
Itu, Aku banyak hutang budi sama kamu"

Herden menatap teduh wanita yang sedang menatapnya lemah," Jangan menghitung kebaikan ku, dan jangan menyembunyikan keluhan apapun dariku, ya?"

Fey mengangguk. "Terima kasih"

Herden memaksakan senyuman tulusnya, "Jaga anak kalian sampai Ayahnya datang"

.

"Bang, liat ini" Ricky memberikan ponselnya yang Menampilkan foto tangkapannya Saat mengikuti Herden tadi, "Nih cowok siapa sih? Gue yakin Ini yang dia gendong itu menantu dari pemen bibi gue"

"Yang, tinggal bilang mbak Fey aja kenapa? kok ribet" Sahut Nava

Ricky terkekeh, "Aku Ikut Ikut video masak masak yang aku liat di Toktak Itu. kamu harus liat, biar bisa masak enak buat Aku nanti"

Nava menghela napas lelah dengan pacarnya, "lain kali jangan bego bego ya, Yang" 

Ricky mengangguk dan menyatukan telunjuk dengan jempolnya, membentuk huruf 'O', "Eh, lya. Kenapa Mbak Fey sama dia? Bukannya dia di Paris ya Bang?"

"Maka dari itu, gue tanya sesuatu ke dia"

.


Di Paris, Jay yang tak bisa tidur kini mendapati ponselnya berdering. Dia Segera mengangkat Panggilan Terry

"Ya, Ada apa?"

"Beberapa jam lagi kamu pulang ke Indonesia, kan? tak perlu khawatir dan berhenti cari Istrimu disana"





BERSAMBUNG



Na.yya

Temporary ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang