19

21 3 0
                                    

.

.

.

.

"Gue boleh pulang kan? Gue udah gapapa. Lukanya juga udah ada yang kering" Pinta Terry, beberapa lukanya memang sudah kering. Tapi hanya luka yang kecil

"Gue ga yakin" Sahut Kamal datar

Terry berdecak malas lalu menatap Lia tajam "Gapapa kan Li?"

"Lo ngapain liat gitu ke gue? Gue juga ga yakin"

Terry menghela napas "Gue bukan anak kecil, bisa jaga diri sendiri kok"

"TERUS?!" Kamal dan Lia membalas bersamaan

"Ya kan bisa jaga diri sendiri"

"Kan lebih enak di sini, lo bisa dirawat sama perawat, ga perlu bayar juga" Lia membalas

"Gue sendirian di sini"

"Lo juga sendirian di kos, malah nggak ada yang jaga" Kali ini Kamal yang menjawab

"Untuk pasien bernama Terryon saya sarankan jangan pulang terlebih dahulu karena luka anda belum sembuh total. Kami mengerti keadaanmu diluar sana" Lia beruap seakan akan Terry hanya lah pasien seperti yang lainnya

"Ah, terserahmu" 

"Bang Terry" Tiba tiba Ricky datang ke ruangan Terry, pemuda itu sudah berdiri di sisi brankar

"Perasaan nih bocah keluyuran di rumah sakit ini iap hari, lo ngapain ke sini?" Tanya Kamal

"Eh Bang Kamal, lo tau gue kan? gue tau lo lo semua ya, Bang. Kakak ipar juga gue hapal. Masa lo ga tau adek sepupunya Bang Jay yang paling ganteng?"

Kamal hanya menggeleng

Ricky mengulurkan tangan untuk berjabat dengan Kamal "Kenalan dulu. gue Ricky adek sepupunya Bang Jaydantara yang paling ganteng, pinter, keren, dan segala yang tau semua tentang masalah hidup Bang Jay dan Kak Fey. Mbak Bianca juga gue tau"

"Lo cenayang-"

"Oh iya, gue pacarnya Ayang Nava yang antik yang paling Nava sayangi dan cintai, ya kan, Kakak ipar?" Potong Ricky

"Iyain deh"

"Lo ngapain ke sini?" Tanya Kamal

"ini gue tiap hari kesini karena gue itu bestai paling terbaik buat Joshua, jadi gue temenin Joshua yang sakit di sini, gue juga rela ga sekolah demi Joshua"

"Demi Joshua apa demi bolos? Terus lo ngapain ke ruangan ini? Kok lo tau Terry juga"

"Seperti yang lo bilang tadi ya Bang Kamal, gue cenayang ya, dan gue lagi kasian sama bang Terry, ngenes banget"

"Adek gue tau ga ya, kalau pacarnya rada error gini?" Gumam Lia pelan

"Bukan rada lagi, emang udah error gini" Balas Kamal

Ricky melirik Kamal malas lalu meletakkan bingkisan yang ia bawa di atas meja Terry "Bang Terry cepet sembuh ya biar bisa perjuangin Kak Fey lagi. gue cenayang kalo lo lupa bang, dari gerak geriknya aja lo udah ketahuan kalau lo suka sama kak Fey. Tapi kalau kata gue mendingan lo sama kakak ipar aja deh, biar kapal gue berlayar gitu"

"Lo bocah prik mending pergi jauh jauh"

.

Kedua pasang kaki itu malangkah turun, menginjak tanah Eropa yang menjadi tempat tujuan pasangan itu untuk berbulan madu

"Akhirnya, pantatku lelah duduk" Ucap Jay sambil regangkan otot ototnya

"Sudahlah Jay, ayo pulang dan tidur, aku capek"

"Jangan lupa beri aku 'itu' ya" Jay merangkul bahu istrinya

"Jay...."

"Iya iya, ayo kita pulang, aku sudah pesan penginapan di sekitar eiffel tower"

Setelah itu mereka berjalan bersama dengan koper yang mereka seret masing masing

Jay sudah tak asing dan tak kagum lagi melihat pemandangan hal di sekitarnya, sudah beberapa kali ia pergi ke sini karena tugas penerbangan internasional yang dia lakukan. Ya sudah biasa baginya berada di negeri orang

Tapi, untuk kunjungannya yang kali ini, ia merasa berbeda dan spesial. Dia bukan bekerja tapi berlibur apalagi bersama wanita yang dicintainya. Wanita yang semoga bisa menemaninya hingga akhir hayatnya

"Penampilannya seperti selebritis tapi dia sendirian" Celetuk Fey kala melihat seorang pria yang sedang duduk sendirian di rest area

Sontak Jay juga menoleh ke sana, itu pria yang ia lihat di pesawat semalam

"Aku merasa familiar dengan dia" Ucapnya istrinya kemudian

Jay terdiam, pikirannya langsung menyebut nama 'Herdian', entah kenapa bisa dia takut dan khawatir nantinya Fey akan kenapa napa

"Ah, jangan berpikiran negatif, Jay. Mungkin itu hanya orang yang mirip dengan Herden"

.

XVII Room

Fey melihat suasana Paris di sekitar menara Eiffel, terlihat begitu indah pada sore hari. Ia keluarkan kamera kecilnya dari dalam tas lalu memotret menara itu untuk pertama kalinya 

"Jay, lihat, ini bagus" Fey menunjukkan hasil gambarnya pada Jay

"Aku sering mengambil gambar seperti itu" balas Jay datar lalu membuka pintu ruangan penginapan mereka

Fey berdecak malas "Iya, tau kalau sering ke sini"

Jay tertawa lalu mengecup pipi istrinya "Bercanda sayang, aku sering kesini tapi untuk sekarang rasanya berbeda. ini sangat spesial karena ada kamu. ayo masuk, hari mulai petang" Tangan kekarnya menggenggam tangan lentik sang istri untuk masuk ke dalam ruangan

Mereka segera membereskan barang barang mereka ke dalam lemari lalu membersihkan lantai ruangan minimalis yang sedikit berdebu itu. semua mereka bersihkan sampai ruangan yang mereka sewa benar benar bersih dan rapi

Cukup memakan waktu lama dan kini mereka sudah membersihkan diri mereka juga

Semoga agenda ini akan menyenangkan dan berhasil romantis karena Jay akan lakukan pelayanan terbaik untuk Fey, walaupun Jay tak yakin untuk ini






BERSAMBUNG

Na.yya

Temporary ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang