27

12 1 0
                                    

.

.

.

.

Jay Membuka kedua matanya saat dia tak segera mendapat respon dari Fey. Pria Itu mengerjapkan matanya berkali-kali, mengedarkan pandangan di sekitarnya untuk mencari
Istrinya,

"Fey, kamu kemana? Rafeyza?"

Oh. Jay sadar, Semua itu hanyalah Imajinasinya

.

Pandangan Seorang wanita tak teralihkan sama sekali saat netranya menatap pemandangan awan dari jendela pesawat, Dari keberangkatannya tadi sore sampai
tengah Malam Ini, dia tak berhenti melamun dengan mata sembapnya

"Apa yang kamu tangisi jika kamu sendiri yang minta buat kembali ke Indonesia lebih dulu?" Tanya Herden

Fey Menjawab, namun tak menoleh "Rumah tanggaku hancur. Kami pun berada di negara yang berbeda "

"Fey, Kamu sendiri, kan yang minta buat kembali ke Indonesia?"

Fey mengangguk, "lya, makasih ya. udah mau temenin aku kembali ke Indonesia"

Herden mengusap rambut Fey, "Dengan senang hati. Lagian tugasku juga sudah Selesai di Paris. Em, Jangan sembunyikan masalah sekecil apapun dari aku, ya. Aku pasti bakal bantu" Dia Menyandarkan tubuhnya di kursi pesawat

"Tidur, Fey. Sudah malam, Kita baru sampai besok Siang "

Lagi lagi Fey mengangguk tanpa menoleh. Memang dia yang meminta agar pulang ke Indonesias lebih awal, dan beruntungnya Herden menemaninya, tapi

Disisi lain dia masin khawatir dengan Suaminya, Fey merasa bersalah sudah
Meninggalkan Jay. Tapi dia juga masih sakit hati dengan ucapan Suaminya

Tak Membawa barang apapun Fey pulang ke Indonesia, entah bagaimana keadaan Jay dan apakah pria itu sedang mencarinya atau tidak, Fey tidak tau

Fey tidak tau akan bagaimana Setelah la Sampai di jakarta, dia harus bersembunyi agar Terry dan teman temannya tidak mengetahuinya, apalagi orang tua dan mertuanya. Jangan sampai mereka bertemu dengannya

Dia harus menjawab apa jika mereka bertanya Jay dimana? Sedangkan la kembali ke Jakarta tanpa Jay di sisinya

Dan salah satu alasan Fey selalu menangis, adalah

Fey merindukan Suaminya

.

Mau tak man Jay sudah memesan tiket pesawatnya untuk kepulangannya besok. Dia berpikir Istrinya telah meninggalkannya, entah kemana. Yang dia bisa lakukan kini hanya berdoa agar Istrinya kembali padanya

Jay Pasrah, dengan berat hati la mengemasi barang barangnya Sendiri juga barang Fey untuk besok, tapi sebuah notifikasi dari Charles de Gaulle airport masuk ke ponselnya

Jadwal penerbangan besok di ubah. Flight 263 ke Indonesia ditunda 3 Minggu depan. Karena terdapat kesalahan teknis saat pemasangan jadwal penerbangan

Mata Jay malebar kala membaca Pengumumannya. Dia geram, Ingin marah tapi dia juga tidak bisa menyalahkan pihak bandara seenaknya

Kalau tau seperti ini, ia ikut jadwal penerbangan hari ini

Ini sungguh, Jay akan menghabiskan waktu hampir 2 minggu di Paris, dan
Seminggu terakhirnya Sepertinya akan menjadi minggu penderitaan baginya, karena entah Fey ada dimana

Tapi sisi positifnya, 'Jay akan punya lebih banyak waktu untuk mencari Fey disini' begitu isi pikiran itu

Dia tidak tau saja bahwa istri nya sudah terbang kembali ke Indonesia hari ini juga bersama pria lain






BERSAMBUNG

Na.yya☘︎

Temporary ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang